Tuesday, February 13, 2024

Mengingat Kasih Allah di Hari Kasih Sayang (2)

 (sambungan)


Bagi yang merayakan, terutama anak-anak muda, merayakan dengan memberi sesuatu kepada kekasihnya seperti yang paling umum coklat dan bunga mawar, candlelight dinner dan sebagainya tentu boleh-boleh saja. That's sweet. Suasana di pusat-pusat keramaian seperti mall, cafe dan resto pun akan membuat pengunjung dimanjakan dengan suasana romantis bernuansa pink, itupun menambah nuansa kasih dalam hari spesial. Mempergunakan satu hari secara khusus untuk mengingat, merenungkan dan menyatakan kasih baik kepada pasangan, anak, orang tua, teman atau keluarga tentu penting. Tapi ada satu hal yang buat saya lebih penting, yaitu merenungkan apa sebenarnya hikmah yang bisa kita ambil dari hari Valentine ini.


Termasuk bagi mereka yang hari ini sendirian, kesepian atau mungkin sedang terluka, di hari Valentine ini saya ingin mengingatkan bahwa ada Pribadi yang peduli, yang selalu ada bersama anda dan sangat mengasihi anda, yaitu Yesus. Yesus selalu ingin memberikan kasihNya kepada anda setiap saat, bukan sementara. Dia tidak akan mengecewakan anda, meninggalkan anda, menyakiti anda. Tidak. Dia tidak akan membenci anda. Dia bahkan sudah memberikan nyawaNya sendiri untuk semua manusia agar bisa ditebus dari dosa, dipulihkan hubungan dengan Bapa dan dilayakkan untuk menerima kehidupan yang kekal. He has done that many years ago. He loves us, He is Love. And folks, I think that's even more important to remember, and to celebrate in the Day of Love.

Mari kita lihat ayat berikut ini. "Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16).


Dalam versi English Amplified, dikatakan: "But God shows and clearly proves His [own] love for us by the fact that while we were still sinners, Christ (the Messiah, the Anointed One) died for us."

Perhatikan bahwa ....

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...