Sunday, October 1, 2023

Pencitraan (3)

 (sambungan)


Mereka lebih ingin menonjolkan kehidupan beragama mereka di hadapan publik, bahkan tidak segan-segan mempertontonkannya sebanyak mungkin. Berdiri di pasar-pasar dan beraksi. Mereka lebih mementingkan status dan penghormatan di mata orang. Mereka ingin terlihat paling suci, paling benar dan paling terkemuka. Tapi sebenarnya mereka tidak lagi peduli terhadap Tuhan, karena apa yang mereka butuhkan hanyalah pencitraan agar bisa memanipulasi dan mengeruk keuntungan dari masyarakat.

Yesus dengan tegas menentang hal ini. Yesus membongkar kemunafikan mereka dan mengingatkan bahwa apa yang penting sebenarnya jauh lebih besar dari pembentukan pencitraan di mata masyarakat. Bagaimana kita hidup dan sikap hati yang berkenan di hadapan Tuhan itu jauh lebih penting. Bagaimana citra kita di mata Tuhan itu sungguh jauh lebih bernilai ketimbang pencitraan di mata orang lain.

Lihat apa yang dikatakan Yesus berikut ini. "Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga." (Matius 6:1). Betapa sia-sianya orang yang sibuk beribadah dan melakukan kewajiban-kewajiban agama seperti berbuat baik, membantu sesama, memberi sedekah dan lain-lain yang ditujukan hanya untuk membentuk kesan, persepsi atau citra di mata masyarakat dan hanya mengharap pujian dari orang. Yesus dengan tegas mengatakan semua itu tidak ada upahnya, alias sia-sia.

Kalau banyak orang hari ini sibuk memamerkan tampilan luarnya, Yesus berkata "Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya." (ay 2).

(Bersambung)

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...