Wednesday, October 18, 2023

Kelegaan (2)

 (sambungan)

Sejak saat itu saya pun belajar bahwa terkadang kita tidak perlu terlalu jauh mencoba memberikan solusi kalau kita tidak terlalu menguasai permasalahan seseorang. Ada kalanya mereka cuma butuh didengarkan, dibiarkan menumpahkan isi hatinya supaya terasa lapang. Masalah itu bisa seperti tumpukan barang yang semakin banyak akan semakin membuat hati kita sesak kepenuhan. Maka, kalau sudah begitu, mengurangi beban muatan menjadi sesuatu yang diperlukan dan bisa jadi akan sangat membantu.

Mungkin tidak memberi solusi, tapi setidaknya dengan hati atau perasaan yang lebih lapang, kita bisa lebih jernih untuk berpikir lalu mencari penyelesaiannya. Membersihkan kabut di pikiran kita supaya bisa berpikir jernih, dengan menumpahkan sebagian dari hal-hal yang berkecamuk disana menghimpit hati dan benak kita.

Sometimes the only thing we need is a shoulder to cry on, people to talk to, not searching for an answer, not looking for an instant help, but just letting out some of the burden inside our hearts.

Satu persatu masalah datang ke dalam hidup kita, mempengaruhi perasaan kita. Semakin berat masalahnya, semakin banyak yang harus dihadapi, perasaan-perasaan itu pun akan semakin membebani hati kita. Itu bisa membuat kita tidak bersemangat, mematikan kreativitas dan membuat mood kita jelek. Akibatnya kita tidak lagi produktif dan jadi malas berbuat apa-apa.

(bersambung)

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...