Monday, October 23, 2023

Sleep Tight, Sweet Dream (1)

 Ayat bacaan: Mazmur 4:9
==================
"Dengan tenteram aku mau membaringkan diri, lalu segera tidur, sebab hanya Engkaulah, ya TUHAN, yang membiarkan aku diam dengan aman."


Apakah anda tipe orang yang mudah tidur dan kalau tidur deep sleep alias nyenyak? Kalau ya, bersyukurlah karena faktanya ada banyak orang yang kesulitan tidur, meski mungkin bukan karena sedang banyak pikiran tapi memang dari sananya seperti itu.

Saya selalu iri melihat ayah saya kalau urusan tidur. Biar lagi banyak pikiran, biar lagi banyak masalah, dia tidak pernah kesulitan untuk itu. Kalau orang jaman sekarang bilang, beliau itu tipe woles atau santuy. Kapan dia punya sedikit waktu dia bisa ambil waktu tidur sebentar lalu kembali beraktifitas lagi. Ia mudah tidur, dan tidak pernah kesal kalau tidurnya terpecah-pecah. Nanti kalau sudah selesai, dia bisa rebahan lagi dan kembali tidur. Ya, semudah itu. Hebatnya lagi, body clock nya sangat pakem, karena ia terbiasa bangun jam setengah lima tanpa peduli apakah ia sudah cukup tidurnya atau belum, lalu ia berolah raga. Di usianya yang sudah 82 tahun, ia masih kuat lari tanpa henti sampai lebih dari 5 km. Kalau gowes alias naik sepeda, ia sanggup sampai 30 an km. Saya rasa, kemudahannya untuk mengistirahatkan badannya sebagai orang yang gampang tidur punya peran dalam hal ini.

Apakah ia sama sekali tidak pernah susah? Karena ia ayah saya, saya tahu pasti bahwa ia bukannya orang yang tidak pernah mengalami kesusahan. Ia orang biasa yang sama seperti saya, anda dan banyak orang lain yang juga akan mengalami masalah sekali waktu. Pernah suatu kali saya tanyakan bagaimana ia bisa tidak terganggu dengan segala kesulitan hidup dan bisa tetap tenang bahkan sangat mudah tidur. Kok bisa? Ia berkata: "yang namanya mengalami susah bukan hal baru, papa sudah berulang-ulang mengalami jadi biasa saja." Begitu jawabannya.

Jadi intinya, ia mengatakan bahwa sepanjang hidupnya ia sudah melalui banyak masa-masa sukar, dan ia masih tetap hidup hingga hari ini. Kalau dari dulu ia bisa melewatinya, ya kenapa sekarang tidak? Begitu cara pikirnya. Itu mungkin rahasianya kenapa ia bisa tetap bugar di usia lebih dari 80 tahun.

Sayangnya saya tidak mewarisi ketenangan ayah saya. Saya sepertinya mewarisi sifat dari ibu saya yang mudah cemas, dan kalau sudah ada yang mengganggu pikiran saya akan jadi sulit tidur.

Sementara ada teman saya yang suka mengalami anxiety attack di tengah tidur. Ia harus minum obat sebelum tidur supaya hal itu tidak terjadi. Itu masih lebih berat dibanding saya, yang mungkin tidak semudah ayah saya untuk tertidur, tapi kalau tidur saya masih bisa pulas meski tengah menghadapi masa sulit.

(bersambung)

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...