(sambungan)
Lantas, kita pun tidak akan bisa menghindari persinggungan dengan orang lain. Akan ada saja dimana kita mau tidak mau harus bertemu dengan orang-orang bertipe nyolot, mengesalkan dan menyebalkan. Baik di kantor, di pekerjaan, di lingkungan tempat tinggal, atau dalam perkumpulan, persekutuan, komunitas, dan sebagainya, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Dengan dunia yang lebih dari satu, potensi kehilangan sukacita kita pun berlipat ganda.
Mau tidak mau, suka tidak suka, rela tidak rela, kita harus selalu siap dengan masalah atau gangguan yang bisa datang sewaktu-waktu. Masalah bisa atau boleh saja hadir, orang-orang yang sulit ini bisa kapan saja hadir di depan hidung kita, tapi sukacita tidak boleh hilang karenanya. Mengapa? Karena sukacita sesungguhnya berasal dari Tuhan, bukan dari orang atau situasi di sekeliling kita.
Selain yang disebutkan Swindoll, satu hal lagi yang juga pantas menjadi perhatian kita adalah membereskan segala kesalahan dan masalah kita di masa lalu. Ini pun merupakan faktor yang saya anggap sangat penting, karena sesungguhnya hidup dengan hati yang tertuduh pun bisa merampas sukacita dari diri kita.
Lihatlah ayat berikut ini: "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah" (1 Yohanes 3:21).
(bersambung)
Saturday, October 14, 2023
Joy Stealers (5)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Kacang Lupa Kulit (4)
(sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment