Thursday, October 19, 2023

Kelegaan (3)

 (sambungan)

Bagai batu-batu yang terus ditambah, digantungkan atau dikalungkan ke dalam hati kita sehingga berat benar rasanya. Yang lebih parah kalau itu membuat kita dicekam kekuatiran, merasa cemas dan takut. Kesehatan kita pun bisa jadi taruhannya. Seringkali kita sudah tahu bahwa itu tidak ada gunanya bahkan memperburuk keadaan, tapi tetap saja saat mengalami perasaan yang berkecamuk di hati seperti badai yang mengganggu hidup, kita seringkali tidak kuasa melawannya.

Maka jelas, kita butuh kelegaan. Kelegaan agar bisa berpikir jernih, agar tidak terus menerus berendam dalam perasaan-perasaan negatif dan mulai kembali positif, agar bisa lebih ringan dalam mengambil langkah atau keputusan. Seperti yang saya katakan tadi, keadaan mungkin tidak serta merta pulih, mungkin masalah tersebut tidak segera selesai saat ini juga, tapi setidaknya keringanan atau kelegaan hati akan membuat kita bisa mengarah kepada situasi-situasi yang lebih baik. Setidaknya tidak menambah masalah baru lagi dalam diri kita.

Menjadi sangat menarik kalau mencermati bahwa Tuhan ternyata paham akan hal itu. Tuhan memang menjanjikan banyak pertolongan. Mukjizat dan kuasaNya lebih dari cukup untuk melepaskan kita dari masalah seberat apapun. Itu sudah disebutkan dalam banyak kesempatan sepanjang isi Alkitab. Tapi saat atau kalau kita masih harus berhadapan dengan semua itu, Tuhan juga menjanjikan sebuah kelegaan. Kelegaan yang bisa meringankan kita.

Bayangkan jika anda sedang harus memikul banyak beban berat sendirian, tapi kemudian anda tahu ada orang yang mau membantu anda, mengangkat sebagian dari beban itu sehingga anda bisa lebih ringan, bukankah itu sangat melegakan? Seperti yang saya sebut di awal, seringkali kita hanya butuh berbagi beban dan bukan mencari jawaban untuk saat ini. Masalah mungkin belum akan selesai, tapi setidaknya kita merasa lega dan lebih ringan dalam menghadadpinya. Tuhan ternyata menyediakan itu buat kita.

Saya akan beri satu contoh lagi dari pengalaman teman saya lainnya.

(bersambung)

No comments:

Kacang Lupa Kulit (4)

 (sambungan) Alangkah ironis, ketika Israel dalam ayat ke 15 ini memakai istilah "Yesyurun". Yesyurun merupakan salah satu panggil...