(sambungan)
Masih dalam suasana Natal, malam ini saya secara khusus membayangkan apa yang terjadi pada malam saat bayi Yesus dilahirkan. Betlehem mungkin sudah tertidur lelap di malam sunyi yang dingin. Di saat itulah ada seorang wanita berusia muda tengah berjuang melahirkan Anak yang dikandungnya selama 9 bulan. Tidak ada yang membantunya, kecuali sang suami, Yusuf, yang berprofesi sebagai tukang kayu.
Bukan seperti kisah kelahiran anak saya, kejadian itu bukanlah di rumah sakit bersalin atau rumah bidan, melainkan di dalam palungan berisi jerami. Alkitab mencatatnya demikian: "Ketika mereka di situ tibalah waktunya bagi Maria untuk bersalin, dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2:7).
Lihatlah fakta yang dicatat di dalam Alkitab. Tidak ada penginapan sama sekali bagi mereka, bahkan satu kamar pun. Bayangkan Raja di atas segala raja lahir bukan di istana yang mewah, bukan di tempat selayaknya melainkan di dalam kandang. Suasana pengap, bau dan penuh suara binatang mungkin mewarnai kelahiran Sang Raja pada waktu itu.
Sebagian orang menuduh bahwa si pemilik penginapan adalah orang berdosa yang tidak peduli, atau bahkan dituduh menolak Juru Selamat yang diutus Tuhan. Tapi pernahkah terpikir bahwa mungkin Tuhan sudah menyuratkan seperti itu, mempergunakan si pemilik penginapan untuk mengatur dan menyiapkan tempat dalam palungan tepat seperti kehendak Tuhan sendiri?
Yesus lahir di kandang domba, dan tugasNya adalah menyelamatkan domba-domba yang hilang. Alkitab tidak menyatakan siapa pemilik penginapan dan apa motivasinya menempatkan seorang ibu muda yang tengah hamil tua di tempat yang kotor dan tidak layak itu. Tapi sudahlah, karena itu bukanlah esensi dari kelahiran Sang Juru Selamat. Yesus lahir untuk menggenapkan kehendak BapaNya yang mengutusNya demi melakukan sebuah misi penyelamatan yang didasarkan oleh sebentuk kasih yang luar biasa besarnya dari Tuhan, Sang Pencipta kepada kita semua, ciptaan-ciptaanNya yang sudah begitu terkontaminasi oleh dosa turun temurun. Untuk itu Yesus dilahirkan, mengambil rupa seorang hamba, melepas semua hak-hak KetuhananNya demi keselamatan kita semua. That's the greatest love of all, that's the power of love. That's how He feels towards us, human.
Sekarang mari kita mundur. Ratusan tahun sebelum kelahiran Kristus, nubuatan tentang kedatanganNya dan misi penyelamatanNya sudah disampaikan oleh Yesaya.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh

Home »Unlabelled » Palungan (2)
Wednesday, December 28, 2022
Palungan (2)
webmaster | 9:00:00 PM |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:

Tuhan Memberkati!

Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Bersiap Menjelang Natal
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment