Thursday, December 8, 2022

Menghindari Jalan Buruk (2)

webmaster | 9:00:00 PM |

 (sambungan)

Paulus mengingatkan kita untuk sadar. Bukan sadar ala kadarnya tetapi ia menyebutkan agar kita sadar sebaik-baiknya. "Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi!" (1 Korintus 15:34). Kalau kita tidak sepenuhnya atau betul-betul sadar, si jahat akan selalu berusaha mempengaruhi kita untuk kembali melakukan dosa-dosa. Bisa lewat kebisaan buruk kita yang dulu, atau berbagai bentuk dosa baru yang belum pernah kita perbuat sebelumnya yang begitu terasa nikmat sehingga kita mentolerir diri kita untuk masuk ke dalamnya.

Sekarang mari kita lihat Firman Tuhan berikut ini yang mengingatkan agar kita waspada, terutama saat berhadapan dengan jalan-jalan yang penuh lubang perangkap. "Jauhilah jalan itu, janganlah melaluinya, menyimpanglah dari padanya dan jalanlah terus." (Amsal 4:15). Kalau kita tahu ada jalan yang beresiko membahayakan atau mencelakakan, atau setidaknya bisa merugikan kita, bukankah lebih baik jika kita tidak melalui jalan itu dan memilih jalan lain? Kalaupun kita harus melewatinya, tentu kita harus sigap menghindari lubang dan kendala-kendala lainnya agar kita bisa terus jalan hingga sampai pada tujuan. Demikian pula dengan perjalanan kita menempuh hidup. Kita diingatkan untuk menghindarinya dan terus berjalan di jalur yang benar. Ini sangat penting untuk kita ingat.  Ayat ini melanjutkan seruan di ayat sebelumnya: "Janganlah menempuh jalan orang fasik, dan janganlah mengikuti jalan orang jahat." (ay 14).

Selama menjalani hidup, semua pasti mengakui bahwa ada banyak sekali jalan berlubang terbentang di depan kita. Semua memiliki jalurnya sendiri-sendiri dengan konsekuensi masing-masing, dan semua tergantung kita untuk memilih jalan mana yang ingin kita lalui. Kenikmatan-kenikmatan yang terlihat menggiurkan seringkali merupakan jebakan-jebakan yang siap mencelakakan kita. Oleh karena itu jika kita tidak hati-hati dan membiarkan diri kita lemah maka dengan segera kita bisa terseret masuk dalam perangkap.

Kita seharusnya peka untuk mengetahui berbagai bahaya yang ada di balik jebakan-jebakan yang menggiurkan itu. Pemahaman yang kurang mengenai Firman Tuhan  akan membuat kita lengah sehingga mudah memberi toleransi-toleransi terhadap hal-hal buruk yang dianggap sepele tetapi sesungguhnya berbahaya bagi perjalanan hidup kita. Kewaspadaan, kesadaran sepenuhnya, itulah yang akan membuat kita terhindar dari berbagai lubang dengan berbagai ukuran dengan tingkat bahayanya masing-masing.

Jangan sampai kita lengah dalam menyikapi perangkap-perangkap dosa yang dipasang di mana-mana karena seringkali kemasannya terlihat indah hingga bisa menipu kita. Kita menyangkanya lurus, kalaupun ada sedikit pelanggaran di dalamnya kita anggap sepele dan wajar-wajar saja, padahal ujungnya sebenarnya menuju maut. Dalam Amsal kita bisa melihat Firman Tuhan yang berbunyi "Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut." (Amsal 16:25, 14:12). Karenanya kita harus mampu memperhatikan setiap langkah agar tidak mudah dijebak, terutama ketika kita memiliki kebiasaan-kebiasaan buruk di waktu lalu yang sudah kita tinggalkan. Kebiasaan-kebiasaan buruk punya kecenderungan untuk kembali masuk ke dalam diri kita. Karena itu kita harus memastikan betul agar apa yang sudah kita tinggalkan tidak kembali lagi pada diri kita.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker