Monday, October 24, 2022

Raja Hizkia (2)

webmaster | 9:00:00 PM |

 (sambungan)

Kesombongan tidak akan pernah mendapat tempat dalam prinsip kebenaran Kerajaan Allah, apapun alasannya. Baik ketika kita secara tidak sadar atau tidak sengaja terjebak pada sikap menyombongkan diri apalagi kalau memang kita melakukannya dengan sengaja karena sudah lupa diri, itu sesungguhnya merugikan kita sendiri, seperti yang sudah saya bahas dalam renungan-renungan sebelumnya.

Ketika kita berada dalam posisi yang tinggi dalam jabatan, ketika kita memiliki suatu kelebihan dibanding orang lain, baik dalam hal harta, kemampuan atau skill dan lain-lain, saat kita mencapai tingkat popularitas, dosa keangkuhan ini diam-diam bisa menyelinap dalam diri kita tanpa kita sadari. Sikap angkuh itu dapat membutakan rohani, sehingga membuat kita terlupa bahwa semua yang kita dapat itu sesungguhnya berasal dari berkat Tuhan, bukan atas kemampuan dan usaha kita semata.

Betapa ironisnya jika orang yang diberkati Tuhan dengan talenta atau kemakmuran bukannya bersyukur dan semakin peduli, tapi malah menjadi sombong, tidak lagi peduli terhadap orang lain tapi malah merendahkan dan menghina, lantas juga merasa tidak lagi perlu Tuhan. Ironisnya, penyakit ini pun bisa menjangkiti orang-orang percaya, bahkan hambaNya.  Seperti yang sudah pernah saya bahas, sikap ini pun menghinggapi jemaat Korintus diantara begitu banyak sikap amoral dan kejahatan lainnya yang terus mereka lakukan meski mereka sudah berakar dalam gereja. Dan Paulus pun menegur mereka dengan keras seperti yang bisa kita baca dalam surat 1 Korintus.

Sikap angkuh atau sombong menjadi salah satu dari tujuh hal yang dibenci Tuhan seperti yang diuraikan Salomo dalam Amsal 6:16-17. "Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya:mata sombong...." Seperti yang saya sampaikan dalam renungan sebelumnya, mata sombong dalam bahasa Inggrisnya disebutkan "Proud look", sikap yang meninggikan diri sendiri dan memandang rendah orang lain.

Ada begitu banyak kisah dalam Alkitab mengenai kesombongan dan bahaya maut yang bisa diakibatkan dari sikap yang bagi banyak orang dianggap biasa ini. Hari ini mari kita lihat dua diantaranya, yaitu dari dua raja di jaman berbeda.

Mari kita lihat terlebih dahulu kisah raja Hizkia yang dicatat dalam kitab 2 Raja Raja dan 2 Tawarikh. Siapa Hizkia itu? Hizkia adalah seorang raja yang disebutkan saleh yang punya hubungan dekat dengan Tuhan. Hizkia dikenal sebagai raja yang selalu berpaut pada Tuhan dan berpegang pada perintah-perintah Tuhan sehingga bahkan dikatakan bahwa tidak ada lagi yang sama seperti dia diantara raja-raja Yehuda. (2 Raja Raja 18:5-6). Bahkan arti dari Hizkia adalah "Yahwe adalah kekuatanku". Jadi jelas, ia mengawali dengan sangat baik. Hizkia pun dikatakan 'melakukan apa yang benar di mata Tuhan, tepat seperti yang dilakukan Daud, bapa leluhurnya." (2 Tawarikh 29:2). Ia memerintah sekitar 700 tahun Sebelum Masehi, menjabat raja pada usia muda dan memerintah selama hampir 30 tahun.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker