Friday, October 14, 2022

Belajar Motivasi Melayani Dari Paulus (2)

webmaster | 9:00:00 PM |

 (sambungan)

Sadarkah kita bahwa ada begitu banyak motivasi yang keliru dalam hal melayani? Banyak yang mendasarinya dengan pamrih karena mengharapkan sesuatu dari Tuhan. Ada yang ingin agar diberkati secara finansial, dicukupi kebutuhannya, agar usahanya lancar, agar keluarganya tetap dalam keadaan baik, ada pula yang mengharap imbalan selayaknya bekerja, bahkan ada pula yang ingin tampil bak seorang artis, memamerkan skill dan penampilan di atas pentas sebagai seorang superstar agar mendapat pujaan dan pujian alias mencari popularitas. Ada yang secara sadar memanfaatkan pelayanannya seperti itu, ada juga yang tidak sadar motivasinya sudah bergeser.

Kalau begitu seperti apa sebenarnya motivasi yang harus dimiliki oleh para pengerja atau pelayan Tuhan? Bagaimana seharusnya agar kita tidak sampai mencuri kemuliaan yang seharusnya menjadi milik Tuhan yang bisa membuat Tuhan kecewa atau bahkan marah lewat sikap buruk kita dalam melayani?

Kita bisa belajar lewat sosok Paulus. Tidak ada yang meragukan kegigihan, keseriusan dan ketegaran Paulus yang disertai dengan kesabaran dalam melayani. Dampak dari pelayanannya begitu hebat sehingga sulit rasanya membayangkan bagaimana kita hari ini tanpa dirinya. Sebagai seorang hamba Tuhan, Paulus menunjukkan sikapnya yang teguh akan ketaatan. Jiwanya militan. Dia berani pergi menyebarkan Injil kemana-mana, bahkan hingga mencapai Asia kecil. Bersama rekan-rekan sepelayanannya, ia sukses mendirikan banyak jemaat dimanapun ia tiba. Ia memberikan segala sisa hidupnya setelah bertobat, bahkan nyawanya.

Kalau kita mengikuti kisah perjalanannya dan surat-surat yang ia tulis yang ada di dalam Alkitab, kita tahu betapa seringnya usaha dan kerja kerasnya tidak dihargai sepantasnya, disalah artikan dan dijadikan alasan untuk menangkap bahkan menyiksanya. Dia harus rela mengalami banyak penderitaan dan berbagai bentuk deraan demi menjalankan misinya. Hebatnya, walaupun ia harus melalui itu semua, kita mengetahui bahwa Paulus tidak berkecil hati, kecewa atau sakit hati kepada Tuhan. Justru sebaliknya, ia malah tidak pernah menuntut apa-apa. Ia tidak minta kemudahan dan keistimewaan dalam menunaikan tugas pelayanannya.

Jika memperhatikan tingkat kesulitan tinggi yang ia harus hadapi lengkap dengan segala resikonya, jika kita ada di posisi Paulus kita mungkin akan berpikir seharusnya kita tidak lagi perlu bekerja untuk memenuhi kebutuhannya dan fokus saja mewartakan kabar gembira. Begitu kan hitungan yang terasa adil buat pemikiran awam? Dan, bukankah banyak orang yang melayani berpikir seperti itu? Tapi Paulus sama sekali tidak menuntut hal tersebut. Perhatikanlah apa yang ia katakan. "Perak atau emas atau pakaian tidak pernah aku ingini dari siapapun juga." (Kisah Para Rasul 20:33). Paulus tidak menuntut apapun dari jemaat maupun penatua/gembala atau hamba-hamba Tuhan lainnya. Dia tidak meminta difasilitasi dan dimudahkan. Padahal kurang apa lagi Paulus pada saat itu dimata orang-orang percaya? Tapi seperti itulah sikap yang ia tunjukkan.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker