Sunday, May 7, 2017

Proteksi Hati (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 4:23
===================
"Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan."

Bagi yang pakai Windows, anda perlu memproteksi perangkat anda dengan antivirus. Ada begitu banyak virus dengan berbagai tingkat bahaya yang siap menyerang komputer anda, begitu pula dengan spyware, malware dan sebagainya. Ada yang mengintervensi settingan browser, terus membuka halaman yang sama setiap anda akses, ada yang membuka banyak tab, ada yang menyebar virus yang merusak sistem, ada yang menghancurkan file-file anda.

Yang bikin runyam, jenis gangguan ini kebanyakan sulit dideteksi. Kita pikir kita berselancar di dunia maya baik-baik saja, tetapi tanpa sadar ada yang sembunyi-sembunyi ikut dari belakang dan mendatangkan masalah atau bahaya bagi perangkat komputer kita. Membuka situs-situs yang rawan virus seperti pornografi, judi online, situs download dan sejenisnya merupakan salah satu penyebab utama masuknya bahaya ini. Tapi meski kita cuma membuka situs yang baik, belum tentu kita 100% aman. Dan pakai antivirus pun ternyata belum memastikan kita aman. Kita harus terus meng-update antivirus tersebut, dan agar lebih baik kita juga harus menambah beberapa software anti spyware dan malware untuk memastikan agar komputer kita aman. Lalu kita harus menghindari situs-situs yang berpotensi membawa ancaman, hanya mengakses yang terpercaya saja. Sebab sekali kita terkena virus atau gangguan berbahaya, akan sulit sekali bagi kita untuk bisa membersihkannya sampai ke akar-akarnya.

Fisik kita akan dengan cepat belajar mengenai berbagai hal yang bisa menimbulkan rasa sakit terhadap diri kita, yang bisa menghadirkan luka atau penderitaan pada tubuh. Tentu tidak butuh waktu lama bagi kita untuk mengetahui bahwa api, baranya atau bahkan peralatan-peralatan panas lainnya seperti alat panggang menyala atau setrika dapat mengakibatkan luka serius pada bagian tubuh kita apabila terkena. Kita mengajar anak-anak agar tidak bermain dengan benda-benda tajam seperti gunting, pisau, atau korek api dan sebagainya yang bisa menimbulkan masalah serius baik bagi diri mereka sendiri maupun orang lain.

Masalahnya, kalau fisik kita bisa dengan cepat belajar akan benda-benda berbahaya lewat rasa sakit saat terkena, hati kita sangatlah rentan dimasuki benda-benda berbahaya yang bisa menyusup diam-diam tanpa kita ketahui. Banyak orang yang lambat atau bahkan sama sekali tidak kunjung belajar dari pengalaman bahwa kemalasan, kebencian, ketidakjujuran atau kebohongan, rasa putus asa, iri hati, ketakutan, kemarahan dan sejenisnya merupakan 'benda-benda berbahaya' yang dapat pula melukai hidup kita. Banyak pula yang tidak sadar bahwa 'benda-benda' yang berpotensi merusak ini sebenarnya sudah ada dalam dirinya. Semua 'benda' ini bukan saja tidak produktif tetapi bisa menimbulkan penderitaan untuk waktu yang panjang, bahkan telah menghancurkan masa depan banyak orang dan menimbulkan kesakitan yang tidak sedikit. Tidak banyak dari kita yang akhirnya menyadari sebuah kesimpulan bahwa semuanya akan sangat tergantung dari satu hal, yaitu hati.

Ada banyak contoh dalam Alkitab yang menunjukkan seberapa fatalnya akibat yang bisa terjadi jika kita tidak menjaga hati kita dari masuknya 'benda-benda' yang merusak di atas. Mari kita ambil satu contoh betapa fatalnya iri hati lewat sebuah kisah dalam kitab Kejadian yaitu ketika Kain membunuh saudara kandungnya sendiri, Habel. Ya, asal mula terjadinya pembunuhan itu berawal dari sesuatu yang mungkin biasa kita rasakan, yaitu rasa iri. Dimana rasa iri itu muncul? Tentu saja di hati. Dan Alkitab pun mencatatnya dengan jelas. "Tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram." (Kejadian 4:6). Hatinya panas, itu kemudian membuat wajahnya menjadi muram. Ia menjadi gelap mata, tidak lagi bisa berpikir sehat dan akhirnya ia pun melakukan kekejian, yang rasanya tidak akan mungkin dilakukan oleh manusia normal. Sebuah kejahatan yang fatal terjadi, dan itu semua berasal dari hati yang tidak terjaga dengan baik.

Kepahitan pun bisa timbul dari hati yang kecewa. Dalam hal ini Naomi bisa menjadi contoh yang cocok. Tidak tanggung-tanggung, Naomi mengalami kepahitan karena kecewa kepada Tuhan. "Tetapi ia berkata kepada mereka: "Janganlah sebutkan aku Naomi; sebutkanlah aku Mara, sebab Yang Mahakuasa telah melakukan banyak yang pahit kepadaku." (Rut 1:20). Ayub pun merupakan salah satu contoh yang sempat mengalami kepahitan. Satu kesimpulan yang bisa kita ambil, hati akan sangat menentukan bagaimana kita menjalani hidup. Apakah kita optimis atau pesimis, apakah kita bersukacita atau penuh kepahitan, semua bermuara pada satu hal, yaitu kondisi hati kita.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker