Thursday, May 18, 2017

Jala Petrus (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Lukas 5:7
==================
"Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam."

Suatu kali teman saya yang berprofesi sebagai guru menceritakan sifat seorang anak didiknya yang sudah tamak padahal masih kecil. Di sebuah pesta ulang tahun temannya, si anak ini berusaha untuk makan kue sebanyak-banyaknya. Apakah ia lapar? Bukan. Ia suka sekali dengan kue itu? Rasanya juga bukan. Ia mengakui bahwa ia berusaha menghabiskan kue bukan karena suka tetapi karena tidak ingin kue tersebut disantap teman-temannya yang lain. "Daripada dimakan mereka, lebih baik saya yang makan", katanya. Teman saya sempat menegurnya secara halus, tapi ia tidak peduli. Sepulang pesta si anak ternyata mengalami masalah dalam pencernaannya. Ia terus bolak balik ke toilet lalu mendapat perawatan medis. Akibatnya ia tidak bisa belajar di sekolah selama beberapa hari.

Cerita teman saya ini membuktikan bahwa ternyata tamak sudah menjangkiti manusia sejak kecil. Siapa yang mengajarkan? Saya percaya tidak ada orang tua yang mengajarkan anaknya secara khusus untuk menjadi tamak, tidak suka berbagi dan sirik. Anak yang terlalu dimanja bisa terkena penyakit ini. Ketamakan pada akhirnya tidak akan mendatangkan kebaikan melainkan masalah dan kerugian. Masih mending kalau kerugian yang diderita sedikit, bagaimana kalau besar atau mendatangkan malapetaka?

Saya pun teringat dengan salah satu hikayat seribu satu malam yang terkenal yaitu tentang Ali Baba. Pagi ini saya teringat akan kisah Ali Baba. Ceritanya ialah  tentang Ali Baba yang secara tidak sengaja melihat 40 penyamun berada di depan sebuah gua yang ditutupi sebuah batu besar. Ketika mereka mengucapkan "abrakadabra", batu pun bergeser sehingga gua kemudian terbuka. Ali Baba hanya memperhatikan dari tempat persembunyiannya dan menanti hingga ke 40 penyamun itu pergi meninggalkan gua. Setelah ia sendirian, ia pun mengucapkan kata yang sama di depan gua. Batu kemudian bergeser dan masuklah Ali Baba ke dalam. Ternyata apa yang ada di dalam adalah gua yang penuh harta karun. Ali Baba ternyata tidak tamak. Ia hanya mengambil secukupnya lantas pulang.

Tapi kemudian kisah mengenai gua harta karun ini sampai ke telinga Kasim, saudaranya. Kasim pun mengikuti jejak Ali Baba dan masuk ke dalam gua. Seperti Ali Baba, ia pun takjub melihat harta berlimpah di dalam gua. Tetapi selanjutnya kita bisa melihat perbedaan nyata antara Ali Baba dan Kasim. Tidak seperti Ali Baba, Kasim bersikap tamak dan ingin menguasai semua. Ia pun sibuk mengumpulkan semua harta melebihi apa yang mampu ia angkut. Dan saking sibuknya, ia pun lupa kata kunci untuk membuka kembali pintu gua. Akibatnya fatal. 40 penyamun kembali kesana dan mendapati Kasim terperangkap ketakutan di dalam. Mereka pun membunuhnya.

Kita mungkin berkata bahwa itu adalah hukuman bagi orang tamak. Yang tidak kita sadari, ada banyak diantara kita yang mengira bahwa kita tidak seperti Kasim padahal tanpa sadar kita semakin lama semakin mirip dengannya. Ada banyak yang terus berburu harta, menimbun kekayaan tanpa pernah puas. Mereka lupa bahwa sekali mereka terseret pusaran arus materi. Semakin jauh terseret maka akan semakin pula sulit lepas. Bukannya cukup, tapi malah makin parah terus merasa makin kurang. Akibatnya mereka ini pun akan  makin kemaruk.

Tidak heran apabila kita terus melihat semakin banyak orang yang harus menerima konsekuensi dibui selama bertahun-tahun karena tergiur untuk melakukan korupsi demi kepuasan diri sendiri. Mereka tidak segan mengambil apa yang bukan menjadi hak mereka, merugikan orang lain maupun negara dan pada akhirnya hukuman beratlah yang harus mereka terima. Kita hanya menuntut berkat dari Tuhan tanpa mau memberkati orang lain lewat segala yang Tuhan beri. Kita hanya mau menuai, tanpa mau menabur. Jika saya ibaratkan kita sebagai petani, bagaimana mungkin seorang petani bisa menuai hasil ladang jika ia tidak pernah menabur benih?

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker