Ayat bacaan: Amsal 20:17
========================
"Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil."
Suatu kali saya pernah membaca tentang seorang pria paruh baya di India yang punya kebiasaan makan yang aneh. Bukannya makan makanan seperti kita, ia sukanya makan kerikil dan pasir. Itu sudah berlangsung selama lebih dari seperempat abad, dan ia masih hidup sampai sekarang. Menurutnya mineral yang terkandung di batu kerikil itu bagai memberinya energi. Teman-temannya sejak dulu mencoba menasihati agar ia memberhentikan kebiasaannya yang berbahaya, tapi ia sama sekali tidak mengindahkan. Saya tidak tahu bagaimana ia bisa hidup sehat dengan kebiasaan 'sakit' seperti itu. Kalau kita yang melakukan, tentu itu bisa mendatangkan bahaya bahkan sangat mengancam nyawa.
Bisakah anda membayangkan mulut anda mengunyah kerikil? Kalau itu anda lakukan, gigi anda bisa berpatahan dan hancur. Gusi, langit-langit mulut bisa luka dan sobek. Lalu saat anda telan, seluruh sistem pencernaan anda juga pasti terluka parah. Mulai dari kerongkongan sampai usus besar. Membayangkannya saja mungkin sudah seram. Si pria paruh baya di India orang yang langka. Saya kira ia satu-satunya di dunia yang punya keajaiban bisa makan kerikil dan pasir selama 25 tahun dan tetap sehat walafiat. Yang pasti, kita jangan sampai tergoda untuk coba-coba. Kalau kata orang sekarang, please, don't try this at home.
Sadarkah anda bahwa Alkitab menyebutkan juga tentang mulut yang penuh dengan kerikil? Ya, itu bisa kita baca dalam kitab Amsal, mengacu kepada orang yang penuh kecurangan dan suka menipu dalam pekerjaan dan profesinya.
Ternyata masalah curang bukan cuma penyakit jaman sekarang tapi sudah terjadi sejak dahulu kala. Hari ini kita terus melihat kasus-kasus kecurangan dimana-mana, baik di media massa maupun di sekitar kita. Orang yang tertangkap korupsi dan merugikan negara hampir tiap hari menghiasi layar televisi. Orang menipu uang mulai dari yang kecil-kecilan seperti mark-up biaya pembelian barang atau saat isi bensin mobil kantor yang cuma 'recehan' hingga penipuan dengan besaran milyaran atau bahkan trilyunan.
Banyak orang yang demi mencukupi kebutuhannya tega membahayakan nyawa orang lain. Produk-produk makanan berbahan formalin, zat kimia berbahaya, itu bukan lagi hal baru. Lalu membuat makanan olahan dari ikan atau daging yang sudah busuk, ayam dan sapi yang digelontor air lewat selang hidup-hidup agar gemuk dan menghasilkan keuntungan berlipat-lipat di atas normal, gorengan yang dicampur plastik pada saat digoreng agar tetap renyah. Saya yakin anda bisa menambahkan sendiri contoh-contoh kecurangan dari apa yang anda lihat atau alami sehari-hari.
Kalau ditanya kenapa, alasan biasanya akan menuju kepada sulitnya cari duit, sementara kebutuhan mendesak. Tapi masa iya sih harus berbuat curang, bahkan sampai tega mengorbankan orang lain? Padahal yang dikejar itu fana sifatnya, dan setiap perbuatan jahat punya konsekuensinya sendiri, yang mau tidak mau nanti harus kita pertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Tapi kenyataannya seperti itulah sifat banyak orang.
Dengan alasan terdesak tekanan ekonomi, mereka tidak lagi punya hati dan perasaan. Orang semakin mencari yang cepat dan gampang meskipun lewat jalan-jalan yang jahat. Mau bagaimana resiko atau konsekuensi itu soal nanti. Dosa? Itu juga nanti saja pikirkan. Yang penting keruk dulu sebanyak-banyaknya sekarang, kalau perlu mengorbankan orang lain, apa boleh buat, daripada saya yang mati lebih baik mereka saja yan mati. Kejam, tidak punya perasaan, jahat, tapi itulah nyatanya yang dilakukan banyak orang hari ini.
Sekarang mari kita lihat hubungannya tentang kecurangan dengan makan kerikil. Seperti yang saya sebutkan diatas, kitab Amsal menuliskan banyak hikmat Salomo dimana salah satunya berkata: "Roti hasil tipuan sedap rasanya, tetapi kemudian mulutnya penuh dengan kerikil." (Amsal 20:17).
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Makan Kerikil (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment