Tuesday, May 16, 2017

Mengatasi Mood Buruk (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Markus 6:31b
=================
"Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat."

Sebagai penulis, kata deadline merupakan makanan saya sehari-hari. Selain menulis sesuai profesi saya, setiap harinya saya juga harus memastikan artikel renungan ini yang sudah berlangsung selama 10 tahun. Mau tanggal merah mau hitam saya sudah berkomitmen untuk meluangkan waktu untuk menulis. Sedang sibuk? Atau bahkan sedang sakit? Yang namanya deadline tetaplah deadline. Sejak beberapa tahun lalu saya melatih diri agar kualitas kerja saya jangan sampai tergantung dari kondisi saya. Maksudnya, kalau saya sedang kurang sehat, sedang kesal, sedih, sedang kecapaian, mengantuk atau sedang pusing karena banyak masalah, kualitas kerja haruslah sama dengan saat saya sedang baik-baik saja. Saya melatih diri agar pekerjaan saya jangan sampai tergantung mood. Kalau sampai mood yang mengatur ritme saya, kalau saya sampai kalah dari mood, bagaimana saya bisa menyelesaikan tugas-tugas saya sesuai deadline?

Dari pengamatan saya, salah satu kendala terbesar penghalang orang untuk maju, mengalami peningkatan, berhasil dan bertumbuh hari ini ada pada mood. Banyak sekali orang yang dengan mudah menyerah pada moodnya. Kualitas kerja mereka bisa jauh berbeda pada saat sedang mood dan tidak mood. Seperti anda dan orang-orang lainnya, saya pun terkadang berada dalam situasi tidak mood untuk menulis karena kelelahan, tidak fit dan sebagainya. Tetapi saya sudah membuktikan bahwa kita bisa mengatur mood dan bukan sebaliknya. ketika saya terus fokus dalam menjalani tugas-tugas saya sesuai komitmen dan tanggung jawab, inspirasi mengalir juga dengan sendirinya.

Ada banyak orang yang saya kenal punya potensi besar, tetapi apa yang menjadi kendala adalah betapa seringnya mood menghalangi mereka untuk mengeluarkan yang terbaik dari diri mereka. Mereka berpikir bahwa mereka tidak bisa melakukan apa-apa dalam mengatasi mood yang tidak stabil ini, tetapi sesungguhnya kita bisa menundukkan atau bahkan menciptakan mood untuk memberi hasil yang terbaik dari segala sesuatu yang kita kerjakan. Singkatnya mood bisa naik turun, itu lumrah, tetapi jangan sampai itu menghalangi kita untuk maju.

Akan hal ini kita bisa belajar lewat Yesus sendiri dalam masa-masa pelayananNya di muka bumi ini. Dalam menjalankan tugas dari Allah Bapa, seringkali Dia dan murid-muridNya dikerubungi ribuan orang sekaligus dengan permasalahan sendiri-sendiri. Anda bisa bayangkan betapa beratnya tugas itu. Seandainya Yesus punya sikap yang gampang tunduk terhadap mood ini, entah apa nasib kita hari ini.

Kita bisa mengambil contoh dalam Markus 6 ketika Yesus dan murid-muridNya tengah melayani begitu banyak orang. Saat itu Yesus menyadari dan mengerti bahwa murid-muridNya bisa mengalami kelelahan apabila terus menerus melayani ribuan orang tanpa henti.Alkitab mencatat: "Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat." (Markus 6:31b). Seperti itulah parahnya kesibukan mereka. Karena itu Yesus pun mengajak mereka untuk pergi ke tempat sunyi sejenak untuk beristirahat. (ay 31a).

Apa yang terjadi selanjutnya? Ketika mereka berangkat dengan perahu untuk menyendiri sejenak, ribuan orang itu masih terus berlari mengikuti mereka lewat jalan darat. (ay 33). Yesus dan para murid sudah sangat lelah. Tetapi melihat begitu banyaknya manusia yang butuh pertolongan, "maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka." (ay 34). Yesus memilih untuk mengatasi moodnya dengan rasa belas kasihan sehingga Dia terus melanjutkan pelayanannya. Dan selanjutnya dari kisah ini kita bisa melihat datangnya mukjizat lewat lima roti dan dua ikan yang sudah sangat kita kenal dengan baik.

Yesus menunjukkan sikap yang fokus kepada tugas dan tidak tunduk kepada mood dalam menjalankannya. Bagaimana Yesus bisa seperti itu? Caranya adalah dengan mengetahui garis tugas atau panggilan dan kemudian terus memfokuskan diriNya secara penuh terhadap tugas yang dibebankan Bapa kepadaNya itu. Dan tentu saja itu Dia lakukan dengan rasa belas kasihan yang Dia miliki atas manusia.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker