Wednesday, May 10, 2017

Makan Kerikil (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Sepintas kita mungkin berpikir bahwa kerikil itu kecil dan tidak separah batu. Tapi bukankah kerikil-kerikil itu tajam dan sudah pasti bakal merusak dan menghancurkan mulut siapapun yang mengunyahnya? Gigi, gusi, lidah, semua jalur pencernaan, semua akan terluka parah. Membayangkannya saja sudah mengerikan. Dan seperti itulah mengerikannya akibat dari segala harta atau keuntungan yang kita peroleh lewat kecurangan atau menipu. Menggiurkan, terlihat sedap, tapi sangatlah berbahaya bahkan bisa mendatangkan malapetaka hingga kematian kalau dilakukan.

Lalu mari kita lihat awal dari ayat bacaan hari ini, yaitu roti hasil tipuan. Roti disini berbicara lebih luas dari sekedar roti biasa. Roti bisa mewakili kebutuhan-kebutuhan jasmani lainnya dan harta kekayaan. Sebuah peringatan yang cukup keras kepada orang-orang yang mencari keuntungan lewat tipuan atau cara-cara curang. Makan roti hasil tipuan mungkin rasanya nikmat dan lezat, tetapi itu sama saja dengan kita memasukkan bukannya roti, tapi kerikil tajam ke dalam mulut. Dan berbagai celaka pun hanya akan menunggu waktu untuk menghancurkan kita.

Dalam kitab Ratapan kita kembali bertemu dengan penderitaan yang digambarkan dengan mulut penuh kerikil karena menempuh cara yang curang. "Ia meremukkan gigi-gigiku dengan memberi aku makan kerikil; Ia menekan aku ke dalam debu" (Ratapan 3:16). Begitu banyak orang yang tidak berpikir panjang dan hanya fokus untuk memperoleh keuntungan cepat lewat cara-cara yang tidak benar. Berpikir cepat tanpa pertimbangan, hanya mengejar keuntungan sesaat tanpa menyadari apa yang nantinya harus siap ditanggung sebagai konsekuensinya. Bencana dan kebinasaan pun menanti mereka-mereka ini. "Orang yang menabur kecurangan akan menuai bencana, dan tongkat amarahnya akan habis binasa." (Amsal 22:8). Hal itu terjadi karena kecurangan adalah sebuah kekejian di mata Tuhan. "Sebab setiap orang yang melakukan hal yang demikian, setiap orang yang berbuat curang, adalah kekejian bagi TUHAN, Allahmu." (Ulangan 25:16). Bukankah sangat disayangkan apabila keuntungan yang hanya bisa dinikmati sebentar saja lewat kecurangan nantinya berubah menjadi bencana penuh penderitaan menuju kebinasaan?

Dalam hidup kita godaan untuk mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya akan selalu datang menghampiri. Keinginan untuk memiliki segalanya terus menjadi racun yang siap memangsa kita. Ingat bahwa Tuhan tidak melarang anak-anakNya untuk memiliki banyak harta, tetapi agar kita berhati-hati menyikapi jalan memperolehnya. Dari mana datangnya, apakah merupakan berkat dari Tuhan yang hadir lewat keseriusan dan kejujuran kita dalam bekerja, atau lewat jalan-jalan yang curang atau kejahatan yang tega mengorbankan hidup orang lain.

Tidak akan pernah ada kata cukup bagi mereka yang mendasarkan hidup pada kecintaan terhadap harta benda, dan semua itu akan berakhir sia-sia. "Siapa mencintai uang tidak akan puas dengan uang, dan siapa mencintai kekayaan tidak akan puas dengan penghasilannya. Inipun sia-sia." (Pengkotbah 5:10). Sudah sia-sia, itu pun akan menghancurkan kita bagai mengunyah kerikil di mulut. Karenanya kita harus waspada. Keuntungan lewat cara curang mungkin bisa terlihat senikmat dan selezat roti, tapi isinya sebenarnya penuh kerikil yang akan segera menghancurkan kita.

Harta lewat kecurangan mungkin sedap rasanya, tapi itu bagai mengunyah kerikil yang akan membuat kita hancur dengan penuh penderitaan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker