Sunday, May 14, 2017

Mari dan Lihatlah (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Yohanes 1:47a
=====================
"Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!"

Apabila anda diundang menonton sebuah konser dan anda memutuskan untuk tidak datang. Dengan sendirinya anda pun tidak melihat jalannya konser, tapi kemudian diminta untuk menceritakan secara detail apa yang terjadi disana. Itu tentu tidak mungkin bukan? Kalaupun dipaksakan maka cerita anda bisa ngawur karena dikarang-karang sendiri. Anda mungkin bisa bertanya kepada yang hadir disana saat itu, tapi itupun pasti tidak sedetail atau seakurat kalau kita melihatnya sendiri secara langsung. Bagi saya yang berprofesi sebagai jurnalis, saat melakukan peliputan saya wajib hadir disana secara langsung, atau lebih baik tidak menulis apa-apa tentang acara karena saya harus menjaga kredibilitas dengan tidak menuliskan apa yang tidak saya lihat atau ketahui.

Kita bisa gagal melihat sesuatu yang benar ketika mata hati kita tertutup oleh banyak hal. Emosi, pikiran negatif, kebencian, ego, sinis dan sebagainya, itu bisa membuat pandangan kita terhalang. Akibatnya kita hati kita bisa menjadi buta karena tidak bisa lagi melihat dengan jelas. Dan itu akan berdampak kepada banyak hal, salah satunya adalah kebiasaan menuduh atau menghakimi, mengeluarkan pernyataan atau penilaian terburu-buru, mengomentari tanpa mengetahui, mengatai tanpa mengenal. Pada kenyataannya ada banyak orang yang kerap terburu-buru menilai ketimbang melihat terlebih dahulu. Itulah yang bisa terjadi jika kita tidak mau melihat sesuatu dengan benar terlebih dahulu, atau ketika pandangan mata terhalang/dihalangi oleh berbagai macam hal.

Pada saat Natanael mendengar tentang Yesus, reaksinya skeptis bahkan negatif. Secara spontan sikap negatifnya terlontar saat mendengar tentang seseorang yang datang dari Nazaret, sebuah kota yang menurut Natanael tidak ada baiknya. Ujarnya: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46). Ia sudah langsung buru-buru menyimpulkan sebelum ia mengenal Kristus lebih jauh terlebih dahulu.

Bukankah hal yang sama masih terjadi hari ini? Ada banyak pandangan skeptis tentang Yesus. Tidak sedikit yang mengejek, menghina bahkan menghujat Yesus bahkan dengan menggunakan kata-kata yang jauh dari norma kesopanan. Dalam menghadapi bentuk intimidasi atau hinaan, apakah orang percaya perlu ikut-ikutan berkata kasar bahkan tidak jarang malah menjadi penyulut pertengkaran. Perlukah kita emosi dan membalas dengan kembali mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas? Tentu saja tidak, sebab dengan berlaku sama seperti mereka, dan itu sama artinya kita tidaklah merepresentasikan sosok Kristus yang sebenarnya. Itu artinya kita bukannya membukakan mata orang lain untuk mengenal Yesus, tetapi malah sebaliknya semakin menghalangi pandangan mereka.

Tapi apakah sikap skeptis atau kontra itu hanya orang yang tidak percaya? Anda mungkin terkejut apabila di antara orang percaya pun ada yang masih saja bersikap seperti itu meski mungkin tidak kasar dan blak-blakan. Mengaku percaya tapi tidak yakin Yesus bisa menolongnya, mengaku percaya tapi memungkiri kekuatan kuasaNya. Mengaku taat tetapi masih mencoba mencari pertolongan lewat hal-hal yang menduakan Allah.

Ketika Natanael berkata: "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?" (Yohanes 1:46), ternyata reaksi Filipus sebagai lawan bicaranya bereaksi tenang dengan menjawab: "Mari dan lihatlah!" (ay 47a). Come and see. Know Him first before you judge or say anything.

Yesus secara tegas mengatakan bahwa Dialah jalan dan kebenaran dan hidup. (Yohanes 14:6). Yesus adalah pintu yang menuju keselamatan (Yohanes 10:9). Yesus adalah juru selamat dunia (Yohanes 4:42), Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Kita mungkin percaya, tapi bagaimana kita mengenalkan Kristus kepada mereka yang skeptis, anti atau menolak? Apakah lewat pemaksaan, kekerasan atau bentuk intimidasi lainnya seperti yang dilakukan sebagian orang atau kelompok diluar sana? Tidak, kekristenan tidak mengenal kekerasan, sebab ada tertulis "Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." (1 Yohanes 4:8).

Apa yang bisa kita lakukan adalah seperti cara Filipus yang berkata: "mari dan lihatlah." Ini sebuah bentuk ajakan simpatik tanpa pemaksaan atau emosi agar seseorang mengenal Kristus terlebih dahulu sebelum menyimpulkan apa-apa. Dalam ayat 47 di atas, reaksi Yesus pun ternyata sama. Alih-alih marah atau tersinggung atas komentar spontan Natanael, Yesus bereaksi seperti ini: "Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!" (ay 47b). Lihatlah bahwa Yesus sendiri mau membuka diri dan tidak menolak Natanael, meski ia sudah berkata negatif tentang Dia sebelumnya.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker