Wednesday, March 1, 2017

Perlukah Diikat? (2)

webmaster | 11:00:00 PM |
(sambungan)

Mari kita lihat sebuah bagian dari kitab Mikha. Pada suatu kali bangsa Israel mengeluh kepada Mikha sebab merasa bahwa untuk menyenangkan Tuhan itu sepertinya sangatlah sulit. Mereka mengalami banyak teguran bahkan hukuman sepanjang perjalanan mereka dari generasi ke generasi. Mereka merasakan itu bagai tali yang mengekang atau membatasi gerak mereka, bahkan terkadang berfungsi sebagai cambuk penghukum. Tali atau rantai yang mengekang atau menyakitkan bagai cambuk? Itu bukanlah keinginan Tuhan.  Inilah jawaban Tuhan yang disampaikan lewat Mikha. "Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?" (Mikha 6:8).

Sebenarnya sederhana. It's that simple. Menurut Tuhan, apa yang dituntut dari kita sebenarnya tidaklah banyak. Ia hanya ingin kita bisa berlaku adil, mencintai kesetiaan dan hidup dengan rendah hati di hadapanNya. Itu sudah mampu menyenangkan Tuhan. Itu akan membawa kita untuk menjadi orang-orang yang bebas, tanpa perlu diikat tali sama sekali. He wants us to walk in full obedience with Him, tanpa harus diikat dan dikekang segala. Tuhan akan sangat senang jika Dia tidak lagi perlu mengikat kita untuk menjadi anak-anakNya yang patuh. Tentu tidak ada tali yang perlu disematkan kepada kita jika kita mampu menjadi pribadi-pribadi yang patuh dan taat bukan? Hal seperti itulah yang Tuhan mau dan yang akan menyenangkan hatiNya.

Dalam Mazmur pasal 32 Daud berkata: "Janganlah seperti kuda atau bagal yang tidak berakal, yang kegarangannya harus dikendalikan dengan tali les dan kekang, kalau tidak, ia tidak akan mendekati engkau." (Mazmur 32:9). Kita seharusnya lebih baik dari kuda bukan? Tidak seperti kuda atau hewan lain, kita diciptakan dengan dilengkapi akal budi yang mestinya mampu membedakan mana yang baik dan buruk. Dengan adanya akal budi seharusnya kita tidak memerlukan tali kekang, tidak perlu diikat agar bisa selamat.

Apa yang diinginkan Tuhan adalah seperti ini: "Aku hendak mengajar dan menunjukkan kepadamu jalan yang harus kautempuh; Aku hendak memberi nasihat, mata-Ku tertuju kepadamu." (ay 8). Dan pengajaran Tuhan seharusnya bisa kita dapatkan dengan lemah lembut. Tapi kekerasan hati dan kepala kita sebagai manusia seringkali membawa kita untuk harus terlebih dahulu mengalami pengajaran secara keras agar bisa mengerti. Kita sering lebih memilih untuk melalui hukuman terlebih dahulu baru kapok dan bisa hidup seturut kehendak Tuhan. Hal itu tidak diinginkan Tuhan, tapi jika itu bisa mencegah kita dari kebinasaan, maka itu harus dilakukan, demi kebaikan kita sendiri juga.

Dalam surat Galatia Paulus berpesan seperti ini: "Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki." (Galatia 5:16-17). Ada Roh Kudus yang tinggal diam di dalam kita, yang akan selalu siap mengingatkan kita apabila kita melakukan hal yang salah. Lihatlah bahwa pada hakekatnya kita sudah diperlengkapi sedemikian rupa sehingga bentuk-bentuk teguran, cambukan atau hukuman tidak perlu menerpa kita lagi. Apa yang perlu kita lakukan adalah senantiasa hidup oleh Roh dan bukan oleh daging. Kedagingan memang banyak menjanjikan kenikmatan, namun ada banyak jebakan bersembunyi di balik itu semua. Sebuah kehidupan yang dipimpin oleh Roh, dimana Roh Allah yang memegang kendali atas kita, akan membawa kita mampu berjalan sesuai kehendak Allah.

Atas semua yang Tuhan perlengkapi, apakah kita masih tetap membutuhkan tali kekang untuk selamat? Apakah kita masih terus memilih untuk hidup dengan kekerasan hati dan terus merepotkan Tuhan demi keselamatan dan kebahagiaan kita sendiri? Tuhan akan senang jika kita hidup sebagai anak-anakNya yang bisa dipercaya penuh tanpa harus diikat terlebih dahulu. Tuhan akan senang jika kita bisa taat dan patuh sepenuhnya meski dibiarkan bebas. Apakah kita masih perlu diikat atau dikekang, atau bisa dibiarkan bebas dalam perjalanan bersama Tuhan, semua tergantung bagaimana kita menyikapi hidup. Kalau kita bisa patuh dan taat kepada perintahNya, mengimani hidup merdeka sepenuhnya sesuai dengan apa yang dirindukan Tuhan, maka tidak perlu ada tali apapun yang perlu disematkan bagi kita. Lewat Kristus kita telah menjadi orang-orang yang merdeka, jangan sampai kita masih lebih suka terbelenggu ketimbang menikmati kemerdekaan yang sudah diberikan pada kita.

Jadilah penurut yang menyenangkan hati Tuhan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker