Thursday, March 16, 2017

Belajar Murah Hati dari Dua Janda (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Lukas 6:36
==================
"Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati."

Kapan kita bisa memberi buat orang lain? Atau pertanyaannya dipertajam, harus berapa minimal uang yang ada baru kita mau tergerak untuk memberi? Ada banyak yang menganggap dirinya belum sanggup untuk memberi karena merasa untuk diri sendiri saja belum cukup. Nanti kalau saya sudah kaya, kalau uang sudah berlebih-lebih. Kalau semua kebutuhan sudah terpenuhi, kalau sudah tidak tahu mau dibelanjakan kemana lagi, baru memberi. itu menjadi bentuk pemikiran mereka mengenai kapan waktu yang tepat untuk bermurah hati memberi. Kenyataannya manusia cenderung merasa tidak pernah cukup dan tidak pernah puas. Kebutuhan yang satu terpenuhi, datang lagi dua kebutuhan. Dua terpenuhi, datang lagi empat. Mau berapa banyak pun uang yang diperoleh tetap saja merasa kurang banyak. Kalau begitu mereka pun tidak akan kunjung bergerak untuk menolong orang lain dengan berbagi dan memberi. Jadi kalau didasari pada banyak tidaknya uang, kemungkinannya kita tidak akan pernah murah hati karena manusia cenderung tidak pernah cukup. Di sisi lain ada pula orang yang rajin memberi tetapi atas alasan yang salah. Mereka memberi karena mengharapkan sebuah balasan, dengan maksud-maksud atau agenda tertentu alias pamrih. Memberi sih memberi, tapi itu bukanlah hal memberi yang didasari oleh kemurahan hati.

Alkitab banyak memberi contoh mengenai keikhlasan untuk memberi yang didasarkan kepada kemurahan hati, baik lewat firman-firman Tuhan maupun contoh-contoh dari berbagai tokoh. Untuk kali ini mari kita lihat contoh dari dua orang janda pada dua kesempatan berbeda, di jaman yang berbeda.

Pertama mari kita lihat janda miskin di Sarfat dalam Perjanjian Lama yang memberi Elia makan dalam kekurangannya. (1 Raja Raja 17:7-24). Pada saat itu Elia tiba di Sarfat yang tengah mengalami kemarau panjang. Ia bertemu dengan seorang janda miskin. Ketika Elia meminta roti kepada sang janda, "perempuan itu menjawab: "Demi TUHAN, Allahmu, yang hidup, sesungguhnya tidak ada roti padaku sedikitpun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Dan sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, kemudian aku mau pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati." (1 Raja Raja 17:12).

Itu jelas sebuah potret kehidupan serba kekurangan yang berat yang harus dipikul oleh sang ibu janda di Sarfat ini. Ia cuma punya segenggam tepung dan sedikit minyak serta dua tiga potong kayu api. Itupun masih harus dibagi dua dengan anaknya. Orang seperti ibu janda ini, bukankah ia punya semua alasan untuk tidak bermurah hati? Dibandingkan kita yang setidaknya masih punya sesuatu, bukankah si ibu janda ini lebih 'berhak' untuk tidak memberi? Tetapi kemudian kita melihat bagaimana persediaan terakhirnya yang sangat sedikit itu rela ia berikan kepada Elia. Ia membuat roti untuk Elia dan merelakan Elia menghabiskannya. Tuhan ternyata menghargai besar keputusannya itu. Tidak saja ia diberkati dengan persediaan makanan yang cukup untuk berhari-hari lamanya, tidak habis-habis (ay 15-16), tapi anaknya pun dibangkitkan kembali dari kematian. (ay 22).


Dalam Perjanjian Baru kita melihat kisah janda lainnya di Bait Allah yang berhasil menarik perhatian Yesus saat ia memberikan persembahan. Tidak seperti orang-orang kaya yang mungkin memasukkan amplop besar, janda miskin ini memasukkan dua peser saja ke dalam peti. Peser itu merupakan mata uang terkecil di kalangan orang Yahudi.

Kalau dalam kurs hari ini yang ia berikan mungkin sekitar lima ratus rupiah. Kecil sekali kan? Tetapi ternyata jumlah kecil itu mendapat reaksi sangat positif dari Yesus. "Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu." (Lukas 21:3). Mengapa bisa demikian? "Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya." (ay 4).

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker