Saturday, March 18, 2017

Jangan Lari dari Tanggung Jawab (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Samuel 17:34-35
==========================
"Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya..."

Ada sebuah kutipan yang usianya lebih dari 2000 tahun lalu mengatakan "Being a man is being responsible." Kalimat ini berasal dari seorang filsuf asal Romawi bernama Lucius Annaeus Seneca. If being a man is being responsible, then everyone who runs from it is certainly not a man. Seorang musisi senior dari Amerika yang sudah berkarir selama beberapa dekade suatu kali berkata pada saya bahwa ia belum berpikir untuk pensiun. "saya adalah pemusik. Tanggungjawab saya adalah untuk membuat dan memainkan musik yang bermutu dan indah. Saya tidak akan lari dari tanggungjawab saya." Apa yang ia katakan masih terasa memberkati saya hingga hari ini.

Banyak manusia cenderung lari dari tanggungjawab. Alasannya banyak. Karena merasa terlalu berat, karena tidak mau repot, karena belum siap atau sederhana saja, karena malas. Ini baru beberapa dari sekian banyak alasan lainnya yang dianggap layak untuk dijadikan pembenaran untuk lari dari tanggungjawab. Lari dari tanggungjawab dalam pekerjaan itu biasa. Lari dai tanggungjawab yang lebih besar pun terjadi. Lihatlah banyaknya aborsi secara gelap yang terjadi dimana-mana. Atau orang yang tega membuang bayinya. Itu merupakan bentuk lari dari tanggungjawab yang ekstrim, yang bisa dikategorikan sebagai tindak kejahatan berat karena sama saja dengan membunuh. Kalau bukan aborsi, ada banyak juga orang yang mencabut nyawa orang lain juga karena lari dari tanggungjawab. Singkatnya, masalah mengemban tanggung jawab, menyikapi tanggung jawab sebagai amanah yang bukan cuma dari manusia tapi terlebih dari Tuhan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Lari dari tanggung jawab bisa mendatangkan masalah, kerugian hingga malapetaka besar bagi hidup kita dan orang lain.

Kalau kita mau berkomitmen pada tanggung jawab, maka yang diperlukan seringkali bermuara pada dua hal: pengorbanan dan keberanian. Seberapa jauh kita rela berkomitmen menjalankan tanggung jawab terhadap sesuatu yang dipercayakan kepada kita akan sangat menentukan sejauh mana kita bisa memenuhi tanggung jawab yang kita pikul tersebut. Seperti yang saya katakan tadi, ada banyak orang yang belum apa-apa sudah menyerah dan meninggalkan tanggung jawab kalau sudah mulai terasa berat. Di sisi lain banyak yang mau menerima tanggung jawab asal disertai imbalan yang besar. Bagaimana jika imbalannya kecil atau bahkan tidak ada sama sekali? Kebanyakan orang akan mengerjakannya asal-asalan dan tidak lagi menganggap penting sebuah tanggung jawab. Itupun masih untung kalau masih bersedia mengerjakan. Apakah kita memang harus mengukur keseriusan kita bekerja, menggantungkan tanggung jawab kepada tinggi rendahnya kompensasi atau upah saja? Seperti apa pentingnya tanggung jawab menurut prinsip Kerajaan, dan bagaimana cara kerjanya?

Pengalaman Daud di masa kecilnya saat masih menggembala hingga berhasil mengalahkan Goliat memiliki banyak pelajaran yang sangat baik buat hidup kita. Hari ini kita bisa belajar dari rentang masa hidup Daud ini dalam hubungannya dengan keseriusan dalam mengemban tanggung jawab ala Daud. .

Apa yang saya ambil sebagai ayat bacaan hari ini merupakan bunyi jawaban Daud kepada Saul saat Saul meragukan kemampuannya mengatasi Goliat. Melihat prajurit Israel pada takut, Daud maju dan mengatakan bahwa ia siap mewakili bangsa Israel untuk menghadapi Goliat, Saul berkata: "Tidak mungkin engkau dapat menghadapi orang Filistin itu untuk melawan dia, sebab engkau masih muda, sedang dia sejak dari masa mudanya telah menjadi prajurit." (1 Samuel 17:33). Kalau hanya memakai logika, kita pasti bakalan berkata sama seperti Saul. Sebab, bukankah Goliat dan pasukannya sudah berhari-hari mencemooh tentara Israel yang merasa takut untuk maju berperang? Logikanya, kalau tentara dengan perlengkapan dan kemampuan untuk berperang saja sudah tidak berani, bagaimana mungkin Daud belia yang masih kemerah-merahan bisa mengatasi raksasa dan bala tentaranya itu?

Sangat menarik melihat respon Daud. "Tetapi Daud berkata kepada Saul: "Hambamu ini biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Apabila datang singa atau beruang, yang menerkam seekor domba dari kawanannya, maka aku mengejarnya, menghajarnya dan melepaskan domba itu dari mulutnya. Kemudian apabila ia berdiri menyerang aku, maka aku menangkap janggutnya lalu menghajarnya dan membunuhnya. Baik singa maupun beruang telah dihajar oleh hambamu ini. Dan orang Filistin yang tidak bersunat itu, ia akan sama seperti salah satu dari pada binatang itu, karena ia telah mencemooh barisan dari pada Allah yang hidup."Pula kata Daud: "TUHAN yang telah melepaskan aku dari cakar singa dan dari cakar beruang, Dia juga akan melepaskan aku dari tangan orang Filistin itu." Kata Saul kepada Daud: "Pergilah! TUHAN menyertai engkau." (ay 34-37).

Apa yang menjadi dasar Daud untuk berani tampil di depan? Dari jawaban panjang Daud ini kita bisa melihat bahwa tidak ada keraguan sedikitpun dalam dirinya bukan karena ia hebat dalam berkelahi, punya otot baja tulang kawat, pintar membidik dengan senjata dan lain-lain, tetapi semata-mata karena pengalamannya bersama Tuhan. Ia percaya bahwa mengandalkan Tuhan itu luar biasa hasilnya.

(bersambung)


1 comment :

Mr.Joe & Mrs.Eva said...

Daud senantiasa menerobos apa yang menjadi batasan yg dilihat secara lahiriah.

Bagaimana daud bisa melawan Goliat
1. Daud memandang dari sudut pandang Allah.
bukan dari pandangannya secara lahiriah.
apakah saya melihat Goliat dari kacamata saul. atau saya memandang dari sudut pandang Allah
Daud gak perlu tahu kekuatan goliat tapi Daud tahu kekuatan Allah

2. Daud BIASA mengalahkan singa dan beruang.
mengalahkan goliat tidak terjadi dengan tiba tiba, perlu biasa mengalahkan singa dan beruang

mari temukan apa yang menjadi goliat kita masing masing.. apa yg menjadi singa dan beruang dalam hidup saya Tuhan Yesus memberkati

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker