Ayat bacaan: 1 Korintus 14:39
========================
"Tetapi segala sesuatu harus berlangsung dengan sopan dan teratur."
Saya sebisa mungkin menghindari jam pulang kerja karena jalanan pasti macet parah. Kemarin saya terpaksa harus keluar di jam itu karena sebuah keperluan, dan benar saja, saya pun segera terjebak dalam kemacetan. Jalan terlihat tidak karuan karena mobil dan motor simpang siur disana. Motor yang mengambil hak jalan pengemudi yang berlawanan arah, mobil yang parkir sembarangan di jalan sempit, orang yang masih menerobos meski lampu sudah merah, semua itu membuat jalan raya carut marut tidak bergerak. Ditambah udara panas menyengat, siapapun yang mobilnya tidak dilengkapi pendingin udara akan segera mendidih termasuk emosinya. Mulai terlihat muka-muka kesal di balik kaca, dan di depan ada pengendara motor berselisih dengan seorang pengemudi mobil. Bertukar kata dengan suara keras sambil mengeluarkan gestur-gestur marah. Apakah mobilnya tersenggol atau apa, entahlah.
Saya pun kemudian ngantri di sebuah ATM. Antrian lumayan panjang, sementara orang yang sedang mengakses mesin tidak peduli terhadap antrian orang di belakangnya. Ia lama sekali disana, sepertinya ia masih menunggu uang kiriman masuk ke rekeningnya. Masukkan kartu, tarik lagi. Cek handphone. Kenapa ia tidak menepi saja dahulu agar antrian bisa reda? Mungkin di antara para pengantri ada yang sedang berkejaran dengan waktu. Gerakan gelisah muncul pada beberapa dari mereka. Salah seorang bapak kemudian menegur si orang ini dan memintanya menepi. Tapi ia bergeming tak peduli. Ia bahkan memasukkan temannya seolah mesin itu miliknya. Mulai dari kemacetan, kemudian antrian di mesin ATM, saya melihat bahwa masalah memang kerap muncul saat orang tidak mau teratur atau diatur. Tidak menaati peraturan, tidak mempedulikan orang lain.
Saya pun kemudian berpikir bahwa di saat ketidakteraturan terjadi, potensi hilangnya sopan santun pun menjadi bertambah. Oke lah jalan padat di jam pulang kerja atau pagi hari saat orang hendak ke kantor atau mengantar anak sekolah. Tapi kalau semua teratur mengikuti peraturan, bukankah jalan akan lebih lancar dan pengemudi pun bisa lebih nyaman? Dan kalau dalam mengantri ada tenggang rasa memikirkan orang lain, bukankah itu akan jauh lebih baik? Bukan saja konflik yang bisa dihindari, tapi hidup pun bisa lebih tenang karena tidak harus emosi. Keteraturan dan kesopanan sangatlah penting untuk sebuah tatanan kehidupan yang damai sejahtera. Di saat orang teratur, tidak mengganggu atau mengambil hak orang lain, kesopanan pun muncul. Sebaliknya saat manusia memilih mementingkan diri sendiri dan menolak diatur, maka kesopanan pun hilang.
Keteraturan dan kesopanan semakin saja sulit ditemukan dalam bermasyarakat. Apakah memang sudah sesulit itu kita hidup teratur? Apakah kita sudah berubah menjadi orang-orang yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan kepentingan atau kenyamanan orang lain? Sudah begitu egoisnya kah kita sebagai anak bangsa yang katanya menjunjung tinggi keramahan dan kesopanan? Sayangnya tabiat ini seperti virus ganas. Ketidakteraturan, ketidaksopanandan perilaku seenaknya semakin lama semakin menular kemana-mana menjangkiti banyak orang. Segalanya dihalalkan untuk kepentingan sendiri yang hanya sesaat, orang tidak lagi peduli terhadap apapun selain dirinya sendiri.
Akan hal ini, kita harus malu kepada belalang. Belalang? Ya. Agur bin Yake ribuan tahun yang lalu sudah menyinggungnya. "Belalang yang tidak mempunyai raja, namun semuanya berbaris dengan teratur." (Amsal 30:27) Tidak ada yang namanya raja belalang. Tapi meski tanpa raja, belalang bisa berbaris dengan teratur, tidak seperti manusia yang sulit diatur. Bukan cuma belalang, tapi semut pun sama. Perhatikan semut yang selalu beriringan dan selalu bekerja sama. Binatang-binatang yang ukurannya jauh lebih kecil dari kita, dan tidak memiliki akal budi ternyata bisa lebih "beradab" di banding kita.
Di jalan saja kita tidak bisa mengikuti peraturan. Motor zig-zag seenaknya, kendaraan berjalan seenaknya, pelan di tengah atau meliuk tanpa melihat kendaraan di belakangnya, angkot yang berhenti sesuka hati ditengah jalan, klakson yang ditekan dengan panjang berulang-ulang, atau justru melaju semakin kencang saat melihat ada yang hendak menyeberang, menerobos lampu merah dan kelakuan buruk lainnya. Semua ini menunjukkan perilaku yang bukan saja buruk, tapi juga berpotensi membahayakan keselamatan diri sendiri dan orang lain.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Bersikap Sopan dan Taat Aturan (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment