Friday, January 13, 2017

Pembangkang (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Mikha 6:8
======================
"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut TUHAN dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Seorang teman memutuskan untuk membatasi tontonan anaknya di televisi. Ada banyak stasiun televisi lokal, tapi hampir-hampir tidak ada yang aman bagi anak. Mayoritas sibuk mengejar rating dan tidak mempedulikan dampaknya bagi anak. Sinetron-sinetron semakin saja mengajarkan keburukan moral. Orang tua atau orang dewasa yang kejam, anak-anak yang tidak tahu sopan santun, berbagai sifat kasar, tipu menipu, perselingkuhan, orang yang batinnya teraniaya, semua dipertontonkan dengan bebas setiap hari sehingga kalau kita terus menontonnya lama-lama kita akan menganggap semua itu sebagai hal biasa. Bayangkan jika anak-anak yang masih polos menyerap semua ini, mereka bisa tumbuh menjadi anak-anak berperilaku buruk. Ada banyak orang tua yang terlalu sibuk sehingga gagal memperhatikan tontonan anaknya. Pergaulan yang tidak diperhatikan pun bisa merusak moral mereka. Sementara terlalu ketat membuat anak tidak pintar bersosialisasi. Serba salah, tapi itulah salah satu tugas orang tua. Teman saya ini menyadari hal itu. Mengingat anaknya masih di usia dini, ia memutuskan untuk menghilangkan beberapa channel dari televisinya. Kemudian menyewa tv cable dengan prioritas pada acara-acara untuk anak. "Mahal sedikit tidak apa-apa, yang penting anak-anak saya aman." katanya.

Semakin lama semakin banyak anak yang suka membangkang pada orang tuanya. Ini adalah salah satu dari sekian banyak hal negatif yang timbul akibat kurangnya pendidikan moral dan budi pekerti yang seharusnya dilakukan oleh orang tua. Kalau tidak dijaga, mereka bisa disesatkan oleh tayangan-tayangan buruk, lingkungan pergaulan dan lain-lain. Dunia dengan segala kecemaran akan terus berusaha mengkontaminasi lebih banyak lagi orang. Dan sikap membangkang hanyalah satu dari sekian banyak problematika yang timbul sejak usia dini.

Menghadapi anak-anak yang sudah terlanjur tumbuh sebagai pembangkang tidak mudah. Selain dibutuhkan kesabaran ekstra, bentuk hukuman yang diberikan pun harus benar-benar cermat dipikirkan. Jika terlalu keras bisa membuat mereka tambah berontak, jika terlalu lembut tidak membawa efek jera. Kalau anak-anak saja sudah susah diurus, bayangkan jika anda berhadapan dengan orang yang sudah dewasa tapi punya tipe pembangkang seperti itu. Mereka sulit mendengar tapi cepat membantah atau melawan, bahkan sebelum mereka mengetahui terlebih dahulu duduk perkaranya. Ada banyak pula tipe pembangkang yang hanya melawan karena hanya ingin beda biar keren. Yang penting beda, benar tidak itu urusan belakangan. Seperti itu kira-kira. Anda tentu pernah bertemu orang-orang seperti ini dan merasakan kekesalan, sedih, kecewa bahkan emosi saat harus berhadapan atau berhubungan dengan mereka.

Kalau terhadap manusia yang kelihatan kita terbiasa membangkang, apalagi terhadap Tuhan yang tidak kasat mata. Bagaimana dengan kita? apakah kita pernah berpikir seperti apa perasaan Tuhan menghadapi pembangkangan dari anak-anakNya sendiri? Ada banyak orang percaya yang menolak untuk taat sepenuhnya kepada Tuhan dan terus melemparkan alasan demi alasan sebagai pembenaran. Ada banyak orang yang berkompromi terhadap dosa dan mengira bahwa sedikit-sedikit itu tidak apa-apa. Bisa dibayangkan bagaimana kecewa dan sedihnya Tuhan melihat perilaku seperti ini. Jika kita bisa merasa kesal, kecewa, sedih dan sebagainya menghadapi beberapa orang saja, Tuhan pun akan merasakan hal yang sama jika harus menghadapi begitu banyak anak-anakNya sendiri yang terus menerus membangkang, melawan ketetapanNya.

Padahal Tuhan memberikan segala yang terbaik, menjanjikan keselamatan bahkan rela ketika harus mengorbankan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus mati demi kita. Semua itu bukan lagi akan diberikan, tetapi sudah terlebih dahulu diberikan ketika manusia masih berlumur dosa. Tapi apa yang kita berikan sebagai balasannya? Bukannya bersyukur dan menghargai dengan mematuhiNya, manusia malah terus melawan dan membangkang. Tuhan jelas kecewa dan sedih, bukan saja karena harus berhadapan dengan kebandelan kita tapi juga karena itu berarti kita menolak kasih karunia yang sudah Dia berikan dan lebih suka binasa.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker