Monday, January 30, 2017

Dibalik Kesedihan (2)

webmaster | 11:00:00 PM |
(sambungan)

Apa yang kita pikirkan saat berada di sebuah kemeriahan pesta? Kebanyakan dari kita tentu lebih tertarik kepada makanan yang disajikan. Apa isi dari meja-meja kecil di sisi-sisi ruangan, makanan apa yang disajikan di meja panjang prasmanan, apakah musiknya bagus atau tidak, apakah baju kita yang bagus sudah setara elegan dan mewahnya dengan para tamu lainnya dan sebagainya. Saat berada di tempat-tempat hiburan, kita pun cenderung lupa akan esensi hidup dan terlarut dalam kegembiraan yang seringkali hanya berisi kebahagiaan semu. Bahkan tidak jarang orang berkenalan dengan dosa di tempat-tempat hiburan.

Sebaliknya, berada di rumah duka seringkali membawa momen-momen perenungan bagi kita. Disana kita diingatkan bahwa hidup ini sesungguhnya singkat saja. Dalam Mazmur dikatakan: "Manusia sama seperti angin, hari-harinya seperti bayang-bayang lewat." (Mazmur 144:4). Seperti itulah singkatnya. Berapa lama? Alkitab berkata masa hidup kita tujuh puluh tahun, dan jika kuat, delapan puluh tahun. (90:10). Tujuh puluh tahun, kalau mujur, 80 tahun. Ada yang lebih dari itu, tapi tetap saja jauh lebih singkat dibanding masa yang kekal. Alangkah sia-sianya jika masa hidup yang singkat itu kita buang tanpa diisi dengan sesuatu yang berguna, terutama untuk diisi dengan hal-hal yang sesuai dengan ketetapan Tuhan. Kalau masa hidup yang singkat ini diisi dengan menjadi pelaku-pelaku firman yang tentu baru bisa dilakukan kalau kita kenal baik dengan ketetapan-ketetapanNya, itu akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kekal yang akan kita masuki selanjutnya. Betapa kita seringkali terlena dan lupa akan hal ini ketika kita sedang bersenang-senang. Tetapi berada di rumah duka biasanya akan mengingatkan kita dan membawa perenungan bagi kita. Itulah sebabnya dikatakan lebih baik berada di rumah duka ketimbang di tempat pesta dimana orang bersukaria.

Seperti yang saya sampaikan di awal, ada ayat dalam Pengkotbah yang berkata: "To everything there is a season, and a time for every matter or purpose under heaven", "Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya." (Pengkotbah 3:1). Ada berbagai "musim" dalam hidup kita yang mau tidak mau harus kita hadapi. Termasuk salah satunya dikatakan "ada waktu untuk menangis, ada waktu untuk tertawa; ada waktu untuk meratap; ada waktu untuk menari." (ay 4). Ada saat dimana kita bisa bergembira, tetapi ada pula saat dimana kita masuk ke dalam waktu untuk menangis dan meratap. Ini bukanlah waktu dimana Tuhan sedang bertindak kejam dan sedang bersenang-senang menyiksa kita. Ketika kita sedang berada dalam sebuah kesedihan, disanalah kita bisa belajar banyak dan sadar bahwa kita seharusnya mengisi hidup kita yang singkat ini dengan hal-hal yang bermanfaat bagi sesama maupun bagi masa depan kita.

Maka dari itu jangan sia-siakan waktu bersedih hanya dengan mengeluh dan menangis, tetapi pakailah masa-masa itu untuk melakukan perenungan secara menyeluruh. Sadarilah bahwa ada banyak pelajaran yang bisa kita petik di balik sebuah kesedihan. Karenanya jika Tuhan mengijinkan kita untuk berada dalam keadaan bersedih, bersyukurlah untuk itu.

Bersyukur dalam keadaan bersedih sesuai dengan firman Tuhan berikut; "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18) Kita diingatkan untuk tetap bersyukur bukan hanya dalam beberapa hal, tetapi dalam segala hal. Artinya, meski kita sedang berada dalam kesesakan, masa-masa sulit atau bahkan saat tertindas, kita seharusnya tetap bisa bersyukur. Dibalik sebentuk kesedihan ada banyak manfaat yang bisa membuat kita menjadi lebih baik lagi termasuk di dalamnya mengalami pertumbuhan iman. Ada waktu dimana kita bersedih, pakailah itu sebagai momen untuk memperbaiki diri, beljar lebih banyak dan kembali menyadari esensi dari sebuah kehidupan yang dipercayakan Tuhan kepada kita, sehingga ketika saatnya untuk tertawa tiba, kita tidak akan terlena didalamnya dan melupakan esensi dan tugas kita.

Apakah anda sedang berada dalam "musim" bersedih hari ini? Jika ya, jangan patah semangat, jangan putus asa, tetapi bersyukurlah dan pergunakan musim tersebut untuk mempelajari lebih jauh tentang ketetapanNya. Jangan lupa pula, itu adalah kesempatan emas dimana anda bisa merasakan secara langsung jamahan Tuhan yang luar biasa.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kesedihan, tetaplah bersyukur

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker