Monday, December 19, 2016

Kecongkakan Awal Kejatuhan (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Amsal 16:18
=======================
 "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan."

Kata congkak sudah semakin jarang kita dengar. Kalau mengacu pada kamus, congkak adalah sebuah sikap yang merasa dan bertindak dengan memperlihatkan diri sangat mulia (pandai, kaya dan seterusnya). Adakah perbedaan congkak dan sombong? Kalaupun ada, bedanya tipis sekali. Tapi satu hal yang pasti, baik congkak maupun sombong dua-duanya menuju kehancuran.

Dalam karir saya di dunia musik, saya melihat ada begitu banyak orang yang menapak benar-benar dari 0. Banyak dari mereka yang saya kenal sejak awal. Saat menapak naik tentu jarang ada yang sombong. Sebab, kalau belum apa-apa sudah sombong ya pasti tidak akan bisa sukses kan? Setelah mereka berhasil dan terkenal, ada sebagian yang tetap rendah hati dan membumi, tapi ada pula yang kemudian menjadi congkak. Ada seorang artis yang kalau saya sebut namanya semua pasti tahu terus mendapat komentar negatif dari yang pernah mengundangnya. Manajernya sangat kasar, membentak dan memaki-maki panitia, menendang barang-barang yang ada dibawah saat ia mau lewat, dan itu termasuk tas atau alat musik milik musisi lain yang tampil dalam acara yang sama. Ruang gantinya harus berjarak jauh dari ruang ganti artis lain, tidak mau bertegur sapa dan segudang permintaan-permintaan lainnya yang sangat mencerminkan kecongkakan. Gaya bicaranya sombong, seperti kacang lupa kulit ia suatu kali menyangkal adanya orang-orang yang pernah berjasa dalam karirnya. "Saya sudah dari dulu terkenal, mereka yang butuh main dengan saya supaya ikut tenar." katanya. Kalau sudah begini, biasanya mereka tidak punya umur lama dalam karirnya. Saya sangat menyayangkan, karena sebenarnya orang yang satu ini punya bakat dan kelebihan luar biasa untuk mengharumkan bangsa dan negaranya.

Kita sudah diingatkan sejak lama untuk menjaga sikap jauh dari sikap congkak dan tinggi hati. "Kecongkakan mendahului kehancuran, dan tinggi hati mendahului kejatuhan." (Amsal 16:18). Pride goes before destruction, and a haughty spirit before a fall. Sudah sangat banyak orang sukses yang membuktikan kebenaran Firman ini, mengalami akhir karir jauh lebih cepat dari yang sebenarnya bisa mereka capai. Saya berdoa agar artis di atas bisa cepat sadar dan berhenti menyombongkan diri agar ia tidak harus mengalami firman dalam Amsal 16:18 tadi seperti korban-korban yang mendahuluinya.

Adakah sesuatu yang pantas kita jadikan dasar untuk bersikap congkak? Apakah kita punya alasan untuk menyombongkan diri dengan apa yang kita miliki hari ini? Semua orang berharap dilimpahi berkat, tetapi lupa mempersiapkan diri dan hatinya agar bisa menyikapi datangnya berkat dengan benar. Sangat ironis kalau melihat ada begitu banyak orang yang berubah menjadi sombong ketika mereka diberkati. Saat keberhasilan, kesuksesan, ketenaran atau popularitas hadir, saat itu pula orang langsung terjebak pada dosa kecongkakan dan sikap-sikap sejenis. Dan Tuhan jelas-jelas tidak menyukai sikap ini. Mengapa? Karena kalau kita sadar bahwa semua itu, baik talenta, kesempatan dan kesuksesan berasal dari Tuhan, tentu wajar apabila Tuhan menentang sikap yang melupakan Dia yang telah memberi semuanya. Untuk contohnya kita bisa melihat sikap buruk dari jemaat Korintus.

Jemaat Korintus tampaknya merupakan gambaran jemaat yang sombong. Ada banyak ayat yang mengindikasikan hal ini seperti yang beberapa kali tecatat misalnya dalam 1 Korintus 4:6-21, 5:2, 8:1 dan 13:4. Paulus memberikan teguran atas kesombongan mereka. Lihatlah salah satunya: "Saudara-saudara, kata-kata ini aku kenakan pada diriku sendiri dan pada Apolos, karena kamu, supaya dari teladan kami kamu belajar apakah artinya ungkapan: "Jangan melampaui yang ada tertulis", supaya jangan ada di antara kamu yang menyombongkan diri dengan jalan mengutamakan yang satu dari pada yang lain". (1 Korintus 4:6). Jemaat di Korintus lupa akan jati diri mereka dan tenggelam dalam kesombongan, sehingga merasa tidak lagi memerlukan apa-apa, termasuk tidak lagi membutuhkan hamba Tuhan dalam hidup mereka. "Sebab siapakah yang menganggap engkau begitu penting? Dan apakah yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Dan jika engkau memang menerimanya, mengapakah engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" (ay 7)

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker