Wednesday, December 14, 2016

ABC: Always Be Careful (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: 1 Korintus 10:12
==========================
"Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!"

Ada seorang teman yang hobinya panjat tebing sejak masih kuliah. Hanya karena usia yang sudah tidak muda lagi dan demi keluarga, ia memutuskan untuk meninggalkan hobi beresiko ini. Saat bertemu lagi dengannya beberapa hari lalu, saya bertanya kepadanya, apakah ia tidak takut saat memanjat tebing seperti itu? Saya membayangkan, sedikit saja melakukan kesalahan dalam memanjat akibatnya bisa fatal. Sambil tertawa ia berkata bahwa adrenalinnya justru terpacu saat berhadapan dengan situasi seperti itu. Tapi kemudian ia menambahkan bahwa ia bukan termasuk orang yang ceroboh. Ia selalu melakukan banyak persiapan sebelum memanjat. Persiapannya panjang, dan ia pun dilengkapi dengan banyak alat pengaman untuk meminimisasi resiko kecelakaan. "Saya selalu hati-hati, menyadari bahaya dan resiko. Saya tidak mau terlalu yakin, meski saat situasinya terlihat tidak sulit sekalipun. Itulah tampaknya salah satu faktor penting saya selamat dan masih hidup hari ini." katanya lagi.

Menyadari faktor bahaya dan resiko lantas berhati-hati menjadi kunci dalam melakukan olah raga atau kegiatan ekstrim seperti memanjat tebing. Ada beberapa kasus yang pernah saya baca, kecelakaan terjadi karena faktor kecerobohan dari korban. Ada yang selfie di atas tebing curam lantas terjatuh ke kawah. Ada yang talinya putus saat sibuk main tongsis alias monopod. Ada banyak lagi musibah yang terjadi akibat keteledoran, dan sebagian di antaranya terjadi justru pada keadaan-keadaan yang sebenarnya tidak terlalu berbahaya. Itu artinya, kita seharunya hati-hati dalam segala kondisi, karena sekali kita lupa diri, kejatuhan menanti di depan mata.

Diluar contoh pemanjat tebing, perhatikanlah ada berapa banyak orang terkenal atau hebat yang mengalami kejatuhan di puncak karirnya. Ada yang jadi pemakai obat-obat terlarang dan merasa bahwa kekuasaan dan hartanya dijamin bisa mengamankan mereka dari jerat hukum, ada yang melakukan tindakan pelecehan atau kejahatan lain. Ada orang-orang yang tadinya ramah dan membumi, rendah hati tapi kemudian berubah jadi sombong setelah terkenal. Kesombongan pun merupakan salah satu awal dari kejatuhan banyak orang terkenal. Saya sudah melihat begitu banyak kasus seperti ini, dan itu sangatlah disayangkan.

Ada yang sudah membangun karirnya selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, tapi karena terpeleset sekali saja, semua yang sudah ia bangun mati-matian menjadi hancur dalam sekejap mata. Berbagai bentuk godaan dunia biasanya akan sulit ditolak ketika kita merasa berada di puncak, ketika kita terlena dalam kesuksesan, ketika kita merasa kuat. Kesombongan, ketamakan, skandal, korupsi, dan sebagainya sering membuat para tokoh terkenal dan orang-orang sukses mengalami kehancuran.Kalau saja mereka mau menyadari sejak semula bahwa semua itu adalah anugerah Tuhan yang seharusnya mereka pakai untuk memberkati lebih banyak orang lagi dan bukan untuk disombongkan, mereka tentu tidak harus rusak reputasi dan karirnya.

Mempertahankan kesuksesan adalah jauh lebih sulit daripada memulai membangunnya. Kenapa? Karena di saat kesuksesan hadir dalam diri kita, ada banyak faktor yang siap membuat kita lupa diri. Dan disanalah iblis akan membentangkan perangkapnya. Keadaan seperti ini biasanya tidak menerpa ketika kita sedang merintis  tapi justru munculketika kita mulai merasa di atas angin dengan menikmati popularitas atau tingginya jabatan/pangkat dan sebagainya secara berlebihan. Jadi jelaslah bahwa meski membangun atau merintis sesuatu itu tidak mudah, tetapi mempertahankan akan jauh lebih sulit lagi.

Paulus sudah mengingatkan kita dengan tegas dalam suratnya kepada jemaat Korintus. "Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!" (1 Korintus 10:12). Ketika kita merasa kuat, ketika kita merasa sukses, di saat seperti itulah kita harus lebih hati-hati dari sebelumnya. Di saat kita mengira kita sudah teguh berdiri, ketika kita berada di puncak karir atau popularitas dan sebagainya, di saat kita merasa di atas angin, itulah sebenarnya yang merupakan masa paling rawan bagi kita untuk jatuh. Therefore let anyone who thinks he stands, who feels sure that he has a steadfast mind and is standing firm, take heed lest he fall, and that means fall into sin.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker