Ayat bacaan: Matius 13:24
====================
"Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya."
Ada sebidang tanah kosong tepat di samping rumah saya yang tidak diurusi oleh pemiliknya. Sejak saya pindah ke rumah yang sekarang, belum pernah sekalipun saya melihat yang punya tanah datang. Seorang warga dari kampung di belakang saya melihat peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan memanfaatkan lahan kosong ini. Ia memotong rumputnya, menggemburkan tanah lalu menanam sayur-sayuran. Setiap kali ia mempergunakan tanah itu, sayur yang ditanam berbeda-beda. Tergantung dari apa yang sedang laku di pasar, katanya. Dan tentu saja, yang cepat menghasilkan.
Sebelum ia menanam, disana tumbuh rerumputan rimbun, lalang dan tanaman liar lainnya, hingga pohon singkong. Saya memperhatikan, tanahnya sama. Tapi tanaman yang ditanam atau yang tumbuh disana bisa berbeda-beda. Dan hasilnya pun akan berbeda, tergantung apa yang ditanam. Tidak akan mungkin tumbuh wortel kalau yang ditanam daun selada, begitu pula sebaliknya. Tanahnya sama, tanamannya berbeda. Apakah tanaman yang bermanfaat yang ditanam atau tanaman pengganggu, semua aka tergantung yang tanam. Apa yang kita tabur ke atas tanah, maka itulah yang akan tumbuh. Tanah tidak bisa dan tidak akan pernah memilih. Tanah akan menumbuhkan apapun yang kita tabur atau dibawa angin untuk jatuh ke atasnya.
Saya mendapatkan pencerahan dari apa yang saya lihat ini dan teringat sedikit kilasan mengenai benih dan tanah ini pernah sebenarnya juga pernah dipakai Yesus sebagai ilustrasi dalam perumpamaan tentang lalang di antara gandum. (Matius 13:24-30). Demikian ayat pembukanya. "Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya." (Matius 13:24). Siapapun pasti akan selalu menaburkan benih yang baik di ladangnya, dan tidak akan pernah mau menabur benih yang bisa merusak lahan taninya bukan? Tapi kemudian, musuh bisa menaburkan benih yang tidak baik di sana. "Tetapi pada waktu semua orang tidur, datanglah musuhnya menaburkan benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi." (ay 25). Perhatikan, tanahnya sama, tapi benih yang baik dan yang tidak baik keduanya bisa sama-sama tumbuh dengan subur.
Seperti halnya tanah, demikian pula yang terjadi dengan pikiran kita. Pikiran kita ibarat tanah. Selalu menerima, memberi respon, menumbuhkan apapun yang ditabur masuk di dalamnya. Apakah itu baik atau buruk, apakah itu bermanfaat atau merusak, apakah itu positif atau negatif, semuanya akan ditumbuhkan oleh pikiran kita tanpa terkecuali! Baik atau buruk, keduanya bisa tumbuh subur di pikiran kita. Itulah sebabnya kita harus mampu menguasai pikiran kita agar jangan sampai benih yang buruk yang hidup disana lalu balik menguasai diri kita. Jika kita menanam hal-hal yang tidak baik, seperti pikiran negatif, berprasangka buruk, menduga-duga, atau malah menghakimi orang lain dalam pikiran kita, maka itulah yang akan tumbuh subur dan merajai hidup kita. Jika kita menabur hal-hal seperti mengasihani diri berlebihan, menganggap diri rendah, kebencian, dendam, atau bahkan kutuk, maka itulah yang akan direspon pikiran kita, ditumbuhkan dan akan berbuah tindakan-tindakan yang negatif pula.
Alkitab berkata: "Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia." (Amsal 23:7) ("For as he thinketh in his heart, so is he." - King James Version). Kita bisa menjadi pribadi yang baik, kudus dan berkenan, atau sebaliknya menjadi pribadi yang buruk, penuh kebencian dan kepahitan, semua tergantung dari apa yang kita tabur ke dalam pikiran kita untuk ditumbuhkan.
Paulus mengingatkan kita untuk selalu menanam hal-hal yang positif dalam pikiran kita. "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." (Filipi 4:8). Lihatlah bahwa kita dianjurkan untuk selalu mengisi pikiran kita dengan hal-hal yang baik. Memandang dari sisi negatif akan membuat kita menjadi negatif pula, karena itulah yang akan ditumbuhkan oleh pikiran kita dan kemudian berbuah subur dalam hidup kita.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Benih yang Ditanam dalam Pikiran (1)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment