Saturday, December 24, 2016

Is There Room for Jesus? (1)

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Lukas 2:7
=================
"dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan."

Bayangkan jika anda mendapatkan surat bahwa Presiden hendak datang berkunjung ke rumah anda. Bagaimana reaksi anda? Saya yakin anda akan kelabakan ingin mempersiapkan yang terbaik buat menyambut kedatangannya. Anda mungkin akan mencari hotel yang pantas untuknya menginap. Atau kalau sempat, anda akan merenovasi rumah, minimal di cat ulang. Kalau punya dana lebih, tentu kamar yang mungkin akan ditempati untuk bermalam. Makanan apa yang beliau suka? Sedapat mungkin kita akan menyiapkan. Lantas, sebaiknya memberi sesuatu dong... kira-kira hadiah apa ya yang pas? Tidak murahan, tapi jangan sampai dianggap gratifikasi. Anda akan memakai pakaian resmi terbaik, kalau perlu sewa dulu, dan sejak pagi berdandan agar tampil kinclong saat menyambut kedatangannya. Pendek kata, kita pasti sibuk berusaha mempersiapkan yang terbaik sejauh yang bisa kita lakukan.

Lebih dari 2000 tahun yang lalu, ada Raja di atas segala raja yang turun ke dunia, melakukan misi penyelamatan umat manusia sebagai buah dari kasih Bapa yang begitu besar terhadap kita, manusia yang sebenarnya tidak layak menerimanya. Kalau Presiden saja akan kita sambut dengan segenap daya upaya kita, ini yang datang Raja di atas segala raja lho. Logikanya, penyambutan seharusnya melibatkan seluruh dunia, menyediakan apa yang terbaik yang ada di muka bumi ini untuk menyambut kedatangan Sang Raja. Bukankah begitu? Tapi mari kita mundur kepada waktu dimana Yesus lahir dan melihat apa yang terjadi disana. Tidak ada red carpet untuk menyambutnya. Tidak ada hotel bintang 5, tidak ada fasilitas terbaik, pelayan yang stand by 24 jam, box bayi emas bertahta berlian, kain sutera yang termahal untuk membalutnya, box bayi super mewah, dokter terbaik. Semua tidak ada. Jangankan hotel, tidak ada satupun tempat penginapan yang mau menampung Yesus dan kedua orang tuaNya.

Tidak sulit membayangkan kerepotan luar biasa Yusuf waktu itu, dan betapa menderitanya Maria karena sudah waktunya melahirkan. Yusuf harus membawa istri yang sedang hamil tua berkeliling dari satu tempat penginapan ke tempat penginapan lainnya. Itu tentu sangat merepotkan. Lantas bagi Maria sendiri situasi itu tentu sangat menyiksa. Coba bayangkan, adakah seorang ibu yang bermimpi untuk meletakkan bayinya di palungan, tempat makanan ternak karena tidak ada satupun lagi tempat yang mau menampung? Melalui proses melahirkan tanpa ada bidan, perawat apalagi dokter? Lalu bayangkan pula melahirkan dalam palungan. Palungan tentu jauh dari kondisi bersih. Bukan lagi tidak higienis tapi sangat jorok dan penuh kuman penyakit. Tapi itulah kondisi yang harus dihadapi Yusuf dan Maria, juga bayi Yesus. Dan semua ini berawal dari ketidak-adaan tempat sedikitpun di semua rumah penginapan. Lukas mencatatnya dengan jelas. "Dan ia melahirkan seorang anak laki-laki, anaknya yang sulung, lalu dibungkusnya dengan lampin dan dibaringkannya di dalam palungan, karena tidak ada tempat bagi mereka di rumah penginapan." (Lukas 2:7).

Ayat inilah yang saya pakai jadi ayat renungan hari ini. Ayat Lukas 2:7 ini membuat saya berpikir, bagaimana mungkin tidak ada ruang sedikitpun untuk Raja diatas segala raja? Nyatanya tidak ada. Bagi orang lain dan hal-hal lain, ruang itu ada. Tetapi bagi Yesus? Maaf saja, tidak ada. Bayangkan, Tuhan yang menciptakan seluruh dunia ini datang, tapi justru tidak ada sedikitpun ruang bagiNya.

Kejadian luar biasa penting itu terjadi pada sebuah malam istimewa di Betlehem lebih dari dua ribu tahun lebih yang lalu. Tapi sadarkah kita bahwa sebenarnya apa yang terjadi waktu itu belum berubah hingga hari ini? Kita mengaku percaya, tapi kalau mau diurutkan prioritas dalam hidup, Yesus masih saja berada di bagian belakang, terpinggirkan, dalam kehidupan sebagian besar dari kita. Kita mengaku percaya, tetapi Dia hanya mendapat tempat kalau kita ada perlu saja. Atau kalau keberadaannya tidak mengganggu kesenangan kita. Ketika ada perintah-perintah dan larangan Tuhan yang terasa mengganggu kesenangan kita, maka dengan segera Tuhan pun dipinggirkan. Kita ingin Dia segera menolong kesesakan kita, tetapi begitu pertolongan itu tiba, secepat itu pula Dia kembali kita sisihkan. Tidak ada tempat khusus buat Yesus. atau malah tidak ada tempat sama sekali buat Dia. Itu terjadi dua ribu lebih tahun yang lalu, hari ini hal yang sama pun masih terjadi.

Pantaskah kita memperlakukan Tuhan yang sudah meninggalkan tahtaNya untuk turun ke dunia yang penuh penderitaan ini untuk menyelamatkan kita dengan sikap dan perlakuan seperti itu? Kalau hari ini kita bisa hidup dengan janji yang teguh akan keselamatan, hari ini kita bisa memasuki tahta Allah yang kudus dengan keberanian, hari ini kita bisa berhak untuk menerima segala janji Allah dalam kelimpahan, semua itu adalah berkat Yesus. Sepanjang hidup kita sudah merasakan kasihNya yang begitu besar. Sudah seharusnya Dia mendapatkan posisi yang paling utama kapanpun, dimanapun dari kita. Sudah seharusnya Yesus mendapatkan yang terbaik dari kita. Sudah seharusnya kita menyerahkan seluruh diri kita kepadaNya, mengasihiNya dengan segenap hati dan hidup kita.

Untuk apa Yesus datang? Alkitab mencatat: "Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." (Lukas 19:10). Semua untuk kita, sama sekali bukan untuk kesenanganNya. Yesus bukan turun ke dunia dalam rangka berlibur atau mau bersenang-senang. "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya..tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh." (Yesaya 53:4-5). Setelah semua itu, masih pantaskah kita menempatkanNya hanya dalam posisi-posisi kesekian, atau bahkan tidak mendapat posisi sama sekali?

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker