Sunday, December 4, 2016

Bileam dan Keledainya (2)

webmaster | 11:00:00 PM |
(sambungan)

Keledai Bileam melihat Malaikat, lalu menghindar. Itu membuat perjalanannya terganggu, karenanya Bileam kemudian memukuli keledainya dengan tongkat. Tiga kali hal itu terjadi, tiga kali pula Bileam yang kesal memukuli keledainya. Apa yang terjadi kemudian, pada kali ketiga? "Ketika itu TUHAN membuka mulut keledai itu, sehingga ia berkata kepada Bileam: "Apakah yang kulakukan kepadamu, sampai engkau memukul aku tiga kali?" (ay 28).

Tuhan memakai keledai yang ditunggangi Bileam selama hidupnya untuk berbicara menegur Bileam, yang kemudian disusul dengan penampakan Malaikat. Semua itu, membuat Bileam sadar bahwa apa yang dia lakukan adalah salah. Dan untunglah, Bileam segera menyesali kesalahannya dan berubah menjadi taat sepenuhnya.

Bayangkan betapa ironisnya, seekor keledai saja mampu melihat, tapi manusia tidak. Semua ini tidak harus terjadi apabila Bileam patuh sepenuhnya sejak awal dan tidak berulang-ulang mempertanyakan keputusan Tuhan.

Sikap Bileam ini sebenarnya menjadi cerminan sikap banyak orang percaya. Bileam pada fase ini menunjukkan ketaatan, tapi sayangnya ketaatan itu masih sering tidak sepenuhnya utuh. Kita terombang-ambing atara percaya, kurang percaya alias ragu dan tidak percaya. Kadang kita percaya, sesaat kemudian jadi kurang atau bahkan tidak percaya sama sekali. Padahal keraguan merupakan salah satu penghalang terbesar untuk kita mengalami mukjizat, pertolongan dan berkat dari Tuhan.

Terkadang kita pun berusaha meyakinkan Tuhan, bahkan memaksa Tuhan untuk menyetujui apa yang kita anggap baik, padahal itu belum tentu yang terbaik menurut Tuhan. Doa-doa kita bukannya dibangun dalam bentuk ketaatan dan penyerahan sepenuhnya, tetapi malah bertujuan untuk meminta Tuhan mengabulkan semua yang kita inginkan. Bahkan untuk hal-hal yang tidak penting sekalipun.

Maka tidak heran jika ada saat dimana kita ditegur. Teguran Tuhan bisa datang lewat apa saja, baik secara lembut lewat hati nurani, lewat Firman Tuhan yang disampaikan pada kita yang kita dengar atau baca, lewat orang-orang yang berbicara pada kita, hingga teguran keras lewat berbagai kejadian jika kita masih juga bandel dan tuli.

Saya sendiri sudah beberapa kali mendapat teguran dari Tuhan lewat berbagai hal, sehingga saya tahu pasti bahwa Tuhan bisa memakai sarana apapun untuk menegur. Saya pun tahu pasti, teguran itu bukanlah bertujuan untuk menyakiti atau mempermalukan kita, tapi karena Tuhan sayang dan demi kebaikan kita juga. Tidakkah lebih baik ditegur saat ini daripada dibiarkan untuk masuk ke dalam siksaan kekal? Ayub pernah berkata, "Sesungguhnya, berbahagialah manusia yang ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan Yang Mahakuasa." (Ayub 5:17). Berbagai teguran itu jika kita sikapi dengan baik akan membuat kita terus bertambah baik pula. Itu pasti.

 Bentuk teguran adalah untuk mendidik kita, karena Tuhan begitu mengasihi kita dan tidak ingin kita menderita kelak. Dan karena itulah, kita pantas berbahagia ketika ditegur Tuhan. Pertanyaannya, apakah kita cukup ditegur dengan halus, atau harus lewat teguran "memalukan" seperti Bileam, atau bahkan harus melalui penderitaan dan rasa sakit? Semua tergantung sejauh mana kita mau mendengarkan dan menuruti teguran Tuhan, sejauh mana kita mau berubah dari jalan yang salah dan kembali pada "rel" yang sesuai keinginan Tuhan.

Bagi saya sendiri, adalah jauh lebih baik untuk terus ditegur demi kebaikan, daripada dibiarkan tersesat dan berakhir pada penyesalan. Saya bersyukur untuk teguran demi teguran, juga untuk kesempatan yang masih diberikan pada saya untuk bertobat dan berubah menjadi lebih baik lagi dari hari ke hari. Oleh sebab itu, janganlah keraskan hati ketika kita ditegur. "Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu!" (Ibrani 4:7b).

Dengarkan dan patuhi segera teguran Tuhan segera sebelum terlambat

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker