Monday, April 25, 2016

Rumah Drakula dan Kasih Karunia (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Wahyu 22:21
========================
"Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin."

Tidak jauh dari rumah saya ada sebuah rumah yang aneh. Saya menyebutnya rumah drakula, didasarkan oleh seperti apa rumah itu kelihatannya. Rumahnya selalu tertutup, tidak pernah kelihatan ada orang maupun cahaya lampu. Satu-satunya yang membuat saya tahu bahwa ada orang yang tinggal adalah karena ada anjing yang kelihatan sehat di pekarangan rumahnya. Selebihnya, rumah itu seolah tidak berpenghuni. Jendelanya banyak, tapi semua tertutup, dipaku dari luar dengan lempengan-lempengan kayu. Tidak ada ventilasi sama sekali. Saya tidak habis pikir, bagaimana ada orang yang bisa hidup dengan kondisi seperti itu? Di dalam mungkin pengap dan lembab, gelap gulita sepanjang hari. Karena itulah saya suka menyebutnya dengan rumah drakula.

Kalau saya sebaliknya. Saya suka rumah dengan banyak jendela. The more the better. Makin banyak jendela, rumah pun terasa makin sejuk. Udara segar masuk, sirkulasi udara lancar, dan sinar matahari pun bisa menyinari rumah di siang hari. Karena memang saya suka rumah dengan sirkulasi udara, pintu rumah juga sering saya buka kalau saya di rumah. Bagi saya itulah rumah yang nyaman.

Saya akan ajak anda untuk fokus pada sinar matahari. Pada saat matahari bersinar di siang hari, ada rumah yang terang benderang menerima cahayanya, ada pula rumah yang gelap. Begini pertanyaannya. Apakah matahari pilih kasih dalam bersinar? Tentu saja tidak. Matahari bersinar untuk menerangi apapun yang ada di muka bumi ini, termasuk rumah kita. Soal cahaya itu untuk masuk menerangi rumah atau tidak, itu tergantung dari keputusan kita. Kalau kita menutup rapat semuanya, maka tidak peduli seterang apapun matahari bersinar, cahayanya tidak akan pernah bisa masuk. Rumah drakula akan tetap gelap meski matahari sedang terik-teriknya. Sedang rumah yang punya jendela banyak akan maksimal menerima cahaya. Matahari akan selalu siap menerangi seisi rumah kita, tetapi hanya rumah dengan jendela-lah yang bisa menerima sinarnya. Semakin banyak jendela di rumah kita, maka semakin banyak pula cahaya matahari yang masuk.

Ilustrasi di atas saya rasa bagus untuk menganalogikan bagaimana kasih karunia Allah bekerja atas diri kita. Kasih karunia dicurahkan Allah kepada semua manusia tanpa terkecuali bagaikan matahari yang bersinar menerangi segala pelosok bumi. Sayangnya tidak semua orang menyadari bahwa kasih karunia yang begitu besar itu memang disediakan bagi semua orang, termasuk mereka. Ada yang tidak sadar dan terus menyimpang dari jalan Tuhan, ada yang bergumul dengan keyakinan mereka akan anugerah keselamatan, terus tidak bisa maju karena didakwa iblis dengan tipu-tipu muslihatnya. Akibatnya mereka tidak punya cukup iman untuk menerima kasih karunia itu masuk ke dalam diri mereka, bagaikan rumah yang tidak punya jendela yang cukup untuk bisa menerima cahaya.

Para rasul sangat mengerti akan hal itu. Itulah sebabnya mereka giat pergi kemana-mana untuk mewartakan kabar gembira mengenai kasih karunia ini tanpa mempedulikan diri mereka. Lihatlah apa kata Paulus dalam perpisahan yang mengharukan dengan para penatua di Efesus. "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kisah Para Rasul 20:24). Paulus tahu bahwa Kasih karunia merupakan sebuah kabar penting dalam pemberitaan Injil, dan itu bisa kita lihat dari bagaimana Paulus menuliskan tentang kasih karunia ini dalam semua surat-suratnya. Begitu pentingnya, sampai-sampai ayat penutup dalam Alkitab menyebutkan tentang kasih karunia. "Kasih karunia Tuhan Yesus menyertai kamu sekalian! Amin." (Wayhu 22:21).

Apakah kasih karunia itu? Kasih karunia adalah kasih yang seharusnya tidak layak kita terima, tetapi ternyata diberikan Tuhan kepada kita sebagai sebuah anugerah. Yohanes menggambarkannya begini. "Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita." (1 Yohanes 4:10). Bukan kita yang duluan mengasihi Allah, tapi Allah-lah yang terlebih dahulu mengasihi kita. Kita diberikan keselamatan lewat Yesus yang menebus kita semua dengan lunas bukan karena kita baik, hebat, kaya, pintar atau terkenal, tetapi karena Dia begitu mengasihi kita yang sebenarnya tidak layak untuk menerimanya. Itulah yang merupakan sebuah kasih karunia.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker