Friday, April 29, 2016

Beda Upah dan Kasih Karunia

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Roma 11:6
===================
"Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia."

Bukan main senangnya teman saya yang belum lama mulai bekerja di sebuah perusahaan. Ia baru saja menerima bonus karena pekerjaannya dinilai sangat baik oleh pimpinannya. Namanya bonus, itu artinya ia mendapat tambahan lebih dari sekedar gaji. Gaji dapat, ditambah bonus. Ada banyak perusahaan yang menerapkan sistim ini untuk menstimulus pegawainya agar bekerja dengan giat dan menghasilkan sesuatu yang lebih dari standar. Baik gaji maupun bonus akan diperoleh sesuai dengan hasil kerja kita. Kalau kita memanggil tukang, maka kita membayar mereka setelah selesai kerja. Ada yang memberikan sesuatu sebagai balas jasa. Tip diberikan kepada pramusaji yang ramah dan cekatan. Ketika anda merasa berhutang budi pada seseorang dan memberi hadiah pada suatu ketika, itu adalah sebuah imbalan balas jasa yang timbul dari rasa berhutang budi. Imbalan diberikan sebagai ganti tenaga atau upaya seseorang buat kita. Upah, gaji, bonus, imbalan, balas jasa, tip dan sejenisnya semua merupakan hal yang kita peroleh sebagai hasil kerja. Kita bekerja, kita menerima. Kita bekerja sangat baik, kita dapat lebih.

Ketika kita melakukan sebuah pekerjaan dan menerima upah atasnya, itu merupakan sebuah hak yang kita peroleh berdasarkan kerja keras kita. "Kalau ada orang yang bekerja, upahnya tidak diperhitungkan sebagai hadiah, tetapi sebagai haknya." (Roma 4:4).  Semua contoh di atas  bukanlah sesuatu yang dinamakan dengan kasih karunia. Kasih karunia adalah sesuatu yang diberikan dengan cuma-cuma. Tuhan menawarkan keselamatan untuk memperoleh hidup yang kekal melalui sebuah pemberian kasih karunia kepada manusia yang sebenarnya tidak layak mendapatkan itu. Roma 11:6 pun mengatakan hal itu. ""Tetapi jika hal itu terjadi karena kasih karunia, maka bukan lagi karena perbuatan, sebab jika tidak demikian, maka kasih karunia itu bukan lagi kasih karunia."

Pertanyaannya, apakah Tuhan memberikan kasih karunia karena Dia berhutang sesuatu kepada kita kita, manusia? Tentu saja tidak. Tuhan tidak pernah dan tidak akan perlu berhutang pada siapapun. Tuhan tidak berhutang sebuah hidup yang kekal kepada kita. Tapi Dia tetap menawarkan keselamatan untuk hidup yang kekal kepada kita. Dia menawarkannya sebagai hadiah. Itulah bentuk kasih karunia. Belas kasih Tuhan memberikan pengampunan kepada kita orang yang tidak layak, kasih karunia yang turun kepada kita memberikan keselamatan dan menjadikan kita dibenarkan. Kita menjadi orang yang dibenarkan, dan berhak mendapat hidup yang kekal, itu semua adalah hasil kasih karunia Tuhan. Perumpamaan tentang anak yang hilang dalam Lukas 15:11-32 bisa menjadi contoh yang sangat baik akan kasih karunia ini.

Dengan kasih karunia, Tuhan menyelamatkan kita dan memberikan hidup yang kekal secara cuma-cuma. Itu bukanlah atas hasil usaha, tapi merupakan pemberian Tuhan. Kasih karunia bukanlah seperti sebuah tiket keselamatan yang bisa dibeli, tapi murni merupakan hadiah dari Allah yang begitu mengasihi kita. "Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri." (Efesus 2:8-9). Sebuah kasih karunia dianugrahkan kepada kita hanya lewat Yesus. Kita memperoleh kasih karunia tersebut dan oleh karenanya dibenarkan dengan cuma-cuma, semua karena penebusan dalam Kristus. "dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus." (Roma 3:24). Tanpa Yesus, dan hanya mengandalkan hukum-hukum agama dan tata cara peribadatan, maka itu artinya kita hidup di luar kasih karunia. "Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia." (Galatia 5:4).

Sebuah kasih karunia adalah hadiah cuma-cuma dari Tuhan yang dianugrahkan pada kita lewat Yesus Kristus. Dan luar biasanya, Tuhan mengatakan bahwa dimana dosa dan pelanggaran bertambah banyak, disitulah kasih karunia Tuhan menjadi berlimpah-limpah. (Roma 5:20). Meski demikian, kasih karunia bukan berarti bahwa kita boleh terus berbuat dosa. (Roma 6:1). Seperti layaknya sebuah hadiah yang sangat berharga, tentu kita akan selalu menghargai hadiah itu, menjaganya dengan sepenuh hati sebagai sesuatu yang sangat istimewa. Tuhan telah menganugrahkan sebuah hadiah yang sangat istimewa, kita menjadi orang yang dibenarkan oleh kasih karuniaNya dan berhak memperoleh sebuah kehidupan kekal sesuai dengan pengharapan kita. (Titus 3:7).

Tidak ada orang yang mau berakhir dalam siksa kekal, dan jalan untuk selamat sudah dihadiahkan Tuhan secara cuma-cuma dalam Kristus. Ketika kita menolak tawaran kasih karunia Tuhan tersebut, itu sama artinya dengan kita memilih untuk binasa selama-lamanya, binasa abadi. Bukankah ironis jika mengingat bahwa Tuhan sudah menganugerahkan keselamatan sebagai sebuah anugerah atau kasih karunia? Semua pilihan ada di tangan kita. Yang pasti Tuhan begitu mengasihi kita dan rindu untuk terus melimpahkan kasih karuniaNya, menginginkan tidak satupun dari kita binasa melainkan beroleh kehidupan yang kekal.

We are saved by grace through faith

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker