Monday, April 18, 2016

Lidah bagai Api yang Membakar Habis Hutan (3)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Itulah sebabnya firman Tuhan berkata: "Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!" (Roma 12:18). Ayat yang saya pakai sebagai ayat bacaan renungan sebelumnya ini penting karena kita sering lupa bahwa keputusan untuk berdamai atau bertikai seringkali bukan tergantung dari orang, tetapi justru berasal dari diri kita sendiri. Mungkin memang orang lain yang memulai, tetapi bukankah keputusan untuk mengampuni atau tidak itu datangnya dari diri kita sendiri? Apa yang harus kita jaga adalah memiliki kasih dalam diri kita, dan ada elemen kecil yang seharusnya kita jaga dan perhatikan karena sering luput dari perhatian kita, yaitu lidah.

Lidah itu cuma bagian kecil dari keseluruhan tubuh kita. Bandingkan dengan tubuh kita, lidah tidak ada apa-apanya. tetapi kehancuran yang bisa ditimbulkan oleh lidah yang tidak terkawal bisa begitu hebat. Bukan saja menghancurkan diri kita, tetapi bisa berdampak jauh lebih besar daripada itu. Masa depan orang lain bahkan kelangsungan kehidupan manusia secara luas bisa berakhir hanya karena lidah yang tidak terkendali. Sejarah mencatat banyak peristiwa yang mengubah kehidupan manusia menjadi porak poranda, dimana dibutuhkan puluhan bahkan ratusan tahun untuk bisa pulih dari kerusakan yang berawal dari lidah. Untuk itu kita perlu menyerahkan lidah kita ke dalam tangan Tuhan, mengisi hati kita sebagai sumber kehidupan dengan firman Tuhan dan menghidupi kasih secara nyata dalam diri kita. Kemampuan manusia tidak akan sanggup menguasai lidah, tetapi kita bisa belajar untuk mengandalkan Tuhan dalam mengendalikannya.

Sebuah pesan yang tidak kalah penting mungkin baik pula untuk diangkat dalam menyikapi kebuasan lidah ini. "Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah" (Yakobus 1:20). Jangan terburu-buru melempar kata-kata, apalagi dalam keadaan yang sedang panas terbakar emosi. Jangan sampai emosi sesaat yang terlontar lewat perkataan itu menjadi sesuatu yang kita sesali kelak, yang bisa jadi sudah terlambat untuk diperbaiki. Sebuah "amarah manusia tidak mengajarkan kebenaran di hadapan Allah" (ay 20). Dampak yang ditimbulkan bisa sangat parah dimana lidah biasanya menjadi ujung tombak dalam mewakili kemarahan ini. Disamping itu peran lidah sebagai pintu keluar produk kemarahan juga menunjukkan bahwa meski kecil, organ tubuh ini benar-benar harus kita jaga baik.

Oleh karena itu, marilah kita waspadai dengan secermat-cermatnya segala sesuatu yang keluar dari mulut kita. Jangan sampai ada kutuk dalam bentuk apapun yang keluar dari mulut kita, jangan sampai lidah kita berlaku begitu bebas berlaku buas lalu melukai bahkan membunuh masa depan banyak orang. Apa yang baik adalah mempergunakan lidah untuk memuji dan menyembah Tuhan, dan pakai pula untuk memberkati sesama. Itulah tujuan utama Tuhan memberi lidah bagi manusia selain untuk merasa. Tuhan bisa pakai lidah kita untuk menjadi terang dan garam bagi dunia, maka pergunakanlah itu sesuai dengan kehendakNya.

Anger is a condition in which the tongue works faster than mind

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker