(sambungan)
Sebesar apapun dosa kita, Tuhan siap memutihkan bahkan berkata tidak akan mengingat-ingat dosa kita lagi. (Yesaya 43:25). Bayangkan apabila Tuhan sulit mengampuni kita, tidak mendengarkan pertobatan kita dan terus memutuskan untuk mengganjar kita dengan hukuman berat seperti cara kita berpikir. Apa jadinya dengan diri kita hari ini? Tapi Tuhan penuh kasih, belas kasihan dan kemurahan. Pengampunan akan segera diberikan kepada kita seketika begitu kita bertobat secara sungguh-sungguh. Jika kesalahan kita yang begitu banyak dan besar saja tidak henti-hentinya diampuni Tuhan, bukankah sudah sepantasnya kita pun mengampuni orang yang bersalah kepada kita, yang mungkin ukurannya lebih kecil dari dosa-dosa kita kepada Tuhan, baik seperti apa yang diberikan Yesus dalam perumpamaan dalam Matius 18 maupun dalam banyak kesempatan seperti yang dicatat di banyak ayat dalam Alkitab?
Terus berhadapan dengan situasi sulit atau dengan orang-orang sulit bisa membuat kita semakin sulit pula mengampuni. Ada yang dengan sadar tidak kita maafkan, ada pula yang secara tidak sengaja. Mungkin kita bahkan sudah lupa tapi sebenarnya belum membereskannya. Jika kita tidak mempertebal kasih dalam diri kita dan tidak menyadari betapa besarnya kasih Tuhan kepada kita, maka akan semakin banyak orang-orang yang tidak kita ampuni, dan itu hanya akan merugikan diri kita sendiri. Selain bisa mendatangkan berbagai macam penyakit dan menghilangkan damai sejahtera dan sukacita, hal itu akan menghambat pengampunan Tuhan untuk turun atas diri kita.
Memaafkan mungkin mudah dikatakan tapi sulit untuk dilakukan. Jika anda masih sulit melakukannya, berdoalah dan minta Roh Kudus untuk menguatkan anda dalam memberi pengampunan. Jika memakai perasaan sendiri mungkin sulit, tapi kita punya Roh Kudus yang akan memampukan.
Dua contoh yang saya sebut di awal renungan ini lewat kisah hidup tentara Inggris pada masa Perang Dunia II bernama Eric Lomax dan tokoh perdamaian Nelson Mandela hendaknya membuka mata kita bahwa meski sulit, manusia sebenarnya sanggup melakukan itu. Yang satu dipenjara selama 27 tahun dalam ruang lembab dan kehilangan hak kebebasannya, yang satu lagi mengalami penyiksaan kejam sebagai tahanan perang dan sempat trauma selama puluhan tahun. Sama-sama berat, tapi keduanya sanggup melepaskan pengampunan terhadap orang yang jahat kepada mereka tanpa syarat. Hati mereka bentuknya sama seperti hati kita, kekuatan dan kemampuan mereka pun batasnya sama seperti kita. Mereka juga manusia yang sama seperti kita. Oleh karena itu, kalau mereka bisa kenapa kita tidak?
Kita bisa melihat bagaimana Tuhan dengan penuh kasih membuka pengampunan seluas-luasnya kepada kita tanpa memandang sebesar apa dosa yang pernah kita perbuat, maka kita pun seharusnya melakukan hal itu. Remember, forgiveness doesn't mean we only excuse their behavior, forgiveness actually prevents their behavior from destroying our heart." Dan jangan lupa pula bahwa Tuhan memberikan syarat untuk menerima pengampunan dariNya, yaitu kalau kita pun mengampuni orang yang bersalah kepada kita. C.S Lewis, penulis Chronicles of Narnia mengingatkan kita akan hal ini dengan cara sederhana: "To be a Christian means to forgive the inexcusable because God has forgiven the inexcusable in you."
Kalau kita menyadari bahwa Tuhan dengan senang hati menghapuskan dosa kita yang terbesar sekalipun, sudahkah kita dengan besar hati membukakan pintu pengampunan pula kepada orang lain yang bersalah kepada kita?
"If we really want to love, we must learn how to forgive" - Mother Theresa
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home » Renungan Harian » Korelasi Mengampuni dan Diampuni (5)
Tuesday, April 12, 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment