(sambungan)
Ada satu contoh lagi yang ingin saya bagikan hari ini, yaitu Nelson Mandela. Sejak usia muda ia gigih menentang rasisme di negaranya Afrika Selatan. Pada tahun 1964 ia ditangkap dan kemudian dimasukkan ke dalam penjara. Saat ditangkap ia sebenarnya sudah tidak muda lagi, berusia sekitar 46 tahun. Dan karena perjuangannya ia harus rela mendekam di penjara bukan untuk waktu yang singkat melainkan selama 27 tahun. Saat ia bebas di tahun 1990, usianya sudah mencapai lebih dari 70 tahun.
Di penjara yang lembab ia sempat menderita berbagai penyakit seperti tuberkolosis. Dan selama 27 tahun mendekam di penjara, dengan sendirinya ia kehilangan kesempatan untuk menikmati usia produktifnya. Kalau dengan usia rata-rata Indonesia saja, dipenjara seperti itu hampir berarti bahwa kita akan mengakhiri hidup dalam tahanan.
Jika kita yang mengalami, mungkin yang terpikir adalah bagaimana membalas dendam terhadap mereka yang sudah begitu kejam mengurung kita selama lebih dari dua setengah dekade seperti itu. Apalagi kalau kita berhasil keluar dan kemudian punya pengaruh secara internasional seperti Mandela. Tapi luar biasanya ia tidak melakukan itu. Ia justru mengajak bangsanya untuk melepaskan pengampunan tanpa syarat. Bukan hanya mengajak, tetapi ia pun memberi keteladanan secara langsung. Ia duduk semeja dengan para 'musuh'nya, bersalaman dengan mereka dan menatap masa depan Afrika Selatan yang lebih cerah.
"Instead of hatred and revenge, we chose reconciliation and nation-building." katanya. Itulah yang dilakukan oleh orang yang dipenjara selama 27 tahun terhadap mereka yang menjebloskannya. Akan halnya kemaafan atau pengampunan, inilah yang ia katakan: "Forgiveness liberates the soul. It removes fear. That's why it's such a powerful weapon." Terjemahannya: "Pengampunan memerdekakan jiwa. Pengampunan menyingkirkan rasa takut." Karena itulah pengampunan merupakan senjata yang sangat kuat." Mandela meninggal di usia 95 tahun pada 2013 lalu, dan saya yakin sosoknya akan dikenang sampai waktu yang lama, dan akan terus menginspirasi dan memberkati banyak orang di setiap generasi ke depan.
Sebelum kita membahas hal pengampunan menurut Firman Tuhan, mari kita lihat terlebih dahulu seperti apa dampak memaafkan itu bisa mempengaruhi kesehatan kita dari sisi medis. Coba anda ingat-ingat lagi saat anda marah besar. Bukankah jantung anda berdetak cepat, tubuh terasa gemetar, nafas menjadi cepat dan anda sulit untuk berpikir jernih? Detak jantung dan tekanan darah menjadi tidak normal saat kita emosi. Dan itu tentu berbahaya bagi kesehatan atau nyawa kita. Salah-salah pembuluh darah di otak pecah atau kena serangan jantung. Kalau sudah begitu, apa hal baik yang bisa kita dapatkan dari membiarkan amarah dan dendam dalam diri kita?
Sebuah jurnal kesehatan pernah memuat studi tentang mengampuni. Saat kita mengampuni seseorang dan melepaskan jerat dendam yang membelenggu hati kita, detak jantung dan tekanan darah menurun. Stres berkurang, sehingga orangnya jadi bisa tidur nyenyak, hidup menjadi rileks dan lapang, dan karenanya kita tidak lagi perlu kehilangan sukacita dari diri kita. Itu tentu akan sangat baik dampaknya buat kesehatan dan panjangnya umur kita.
Tuhan mengharuskan pengampunan sebagai syarat agar pelanggaran-pelanggaran kita pun bisa dimaafkan. Tuhan menganggap penting kebesaran hati kita untuk mengampuni, dan menjadikan itu sebagai sebuah syarat agar kita bisa menerima pengampunannya. Dan itu disampaikan dalam banyak bagian di dalam Alkitab, yang menunjukkan bahwa masalah pengampunan ini sangatlah penting. Salah satunya bahkan dari doa yang diajarkan Yesus langsung yang dikenal dengan Doa Bapa Kami. "dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami". (Matius 6:12). Disamping itu, penyampaian hal mengampuni yang berulang-ulang juga menunjukkan pemahaman Tuhan akan kecilnya kemampuan kita untuk melakukan itu dibanding menyimpan dan membalas dendam.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home » Renungan Harian » Korelasi Mengampuni dan Diampuni (2)
Saturday, April 9, 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment