Tuesday, November 24, 2015

Refleksi Kristus

webmaster | 11:00:00 PM |
Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 4:13
============================
"Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus."

Seperti apa kita dikenal orang-orang di sekitar kita hari ini? Banyak orang yang salah kaprah, mengira bahwa mereka akan menjadi orang terpandang dan disegani kalau mereka punya banyak harta. Tidak heran kalau orang terus jatuh pada kejahatan korupsi. Ada yang menggantungkan harga dirinya pada kepemilikan benda-benda bermerek dan update banget dengan produk-produk terbaru, ada yang berusaha menimbun gelar sebanyak mungkin. Sebagian lagi membesarkan badan atau memasang tampang dingin supaya orang segan kepada mereka. Ada yang mengejar pangkat atau jabatan, ada yang menjadikan dirinya etalase atau pajangan perhiasan logam mulia.

Pengakuan di mata orang sangatlah penting bagi kebanyakan orang, ingin dihormati, disegani, menjadi orang terpandang, tapi kemudian lupa bahwa ada sesuatu yang sebenarnya jauh lebih penting lagi yaitu merepresentasikan Tuhan yang kita sembah. Seperti apa orang mengenal kita hari ini? Apakah kita dikenal sebagai orang yang baik, ramah, damai, penuh kasih, rajin menolong sesama atau justru sebaliknya, kasar, sombong dan penuh kebencian, atau bahkan biang kerok alias sumber masalah dimanapun kita ada? Apakah ketika kita hadir orang merasa senang atau sebaliknya ketakutan atau malah kehilangan happy mood atau perasaan sukacita? Apakah kita menunjukkan diri sebagai orang yang hidup dengan iman atau kita masih menunjukkan sikap gampang takut, terus kuatir, penuh kecemasan, rapuh dalam segala hal? Dari sikap kita, cara dan gaya hidup kita, reaksi kita, bagaimana kita berkomunikasi, bermasyarakat, bergaul, sudahkah kita mencerminkan Kristus?

Sebagai pengikut Yesus, mau tidak mau kita akan menjadi jendela yang bisa membawa orang untuk mengenal seperti apa Yesus itu. Sebagai orang percaya, kita otomatis merefleksikan kepada siapa kita beriman. Dengan kata lain, orang bisa, dan akan mengenal Yesus lewat pribadi kita.

Mari kita lihat sebuah kejadian yang dicatat dalam Alkitab ketika Petrus dan Yohanes ditangkap para imam kepala dan orang Saduki saat mereka sedang mengajar. Para imam kepala dan orang Saduki merasa terganggu dengan kegiatan kedua rasul itu dalam mewartakan kabar gembira mengenai Kristus. Penangkapan itu ternyata tidaklah melemahkan mental mereka. Alkitab mencatat tanggapan orang-orang yang hadir dalam persidangan kala itu. "Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka; dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus." (Kisah Para Rasul 4:13). Perhatikan bagaimana kedua rasul itu dikenal orang. Mereka dikenal bukan sebagai orang terpelajar, bukan seperti para imam dan orang Saduki yang dianggap orang luar biasa religius, orang-orang yang merasa 'pintar' baik dalam hal keagamaan dan lain-lain, juga punya posisi tinggi di masyarakat. Tapi secara jelas Alkitab mencatat bahwa kedua rasul ini namun mereka dikenal sebagai pengikut Kristus, dan status ini ternyata membuat mereka tampil beda sehingga mengherankan para petinggi agama saat itu. Citra Kristus tergambar dari cara hidup, pikiran dan perkataan mereka. Yang terjadi selanjutnya adalah, keduanya dibebaskan karena memang tidak ada kesalahan apapun yang bisa didakwa dari mereka. (ay 21).

Mau diakui atau tidak, tingkah dan polah, lagak dan gaya kita dalam bermasyarakat akan mengarah kepada pengenalan orang akan Kristus. Maka kita perlu menjaga perilaku kita agar orang tidak salah mengenal siapa pribadi Kristus itu sebenarnya. Tuhan Yesus sendiri mengingatkan kita agar selalu siap menjadi terang dan garam. "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matius 5:13-16). Garam hanya akan berfungsi jika bercampur dengan makanan. Dan jika garam menjadi hambar maka garam akan kehilangan fungsi dan tujuannya. Demikian pula dengan terang. Terang hanya akan berfungsi dalam gelap. Jika semuanya terang benderang, untuk apa lagi kita menambahkan terang? Dan jika terang disembunyikan atau ditutupi, apakah gunanya terang itu? Tuhan Yesus pun mengingatkan kita agar kita senantiasa mampu menjadi terang dan garam agar Tuhan bisa dipermuliakan.

Lebih jauh lagi, Yesus pun telah memerintahkan kita untuk saling mengasihi. Bukan hanya sekedar mengasihi orang lain seperti mengasihi diri kita sendiri saja, melainkan mengasihi orang lain seperti halnya Kristus sendiri telah mengasihi kita. "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Hal ini penting, karena "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (ay 35). The world should be able to know that we are His disciples if we applied love to one another, that's where they can see the real image of Jesus through us. 

Apapun pekerjaan, jabatan, tingkat pendidikan, status dan tempat kita saat ini, kita selalu dituntut untuk siap menjadi terang dan garam yang bisa mewakili gambaran Kristus di dunia saat ini. Bahkan orang yang dianggap bodoh atau tidak terpelajar, yang dianggap tak berguna bagi dunia sekalipun bisa Tuhan pakai. "Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat." (1 Korintus 1:27). Artinya, siapapun kita, anda dan saya, kita harus selalu siap menjadi duta Kristus dimanapun kita ditempatkan dan merefleksikan image Yesus secara benar di dunia. Bukankah menyedihkan apabila jika Yesus yang mengasihi kita justru mendapat gambaran yang salah di dunia lewat perilaku kita? Yesus sendiri telah mengingatkan kita dan telah memberikan keteladanan yang luar biasa. Kita harus terus berusaha untuk menjadi sosok yang penuh dengan kemuliaan Tuhan sehingga tidak diragukan oleh siapapun disekeliling kita. Sudah seharusnya demikian, karena kita sudah menjadi ciptaan baru, tidak lagi sama dengan dunia ini, yang dipenuhi Roh Kudus. Adalah perlu bagi kita untuk menghidupi cahaya Tuhan dalam diri kita hingga orang asing di pinggir jalan sekalipun akan mampu melihat Yesus lewat diri kita.

Mari kita periksa tingkah laku dan cara hidup kita hari ini. Apakah Tuhan dipermuliakan atau dipermalukan lewat hidup kita? Siapkah anda menjadi duta Kristus yang memberi gambaran yang benar akan diriNya di dunia, di tempat dan masa dimana kita berada saat ini?

Jagalah perilaku kita agar Tuhan senantiasa dipermuliakan di dalamnya, bukan dipermalukan

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker