Ayat bacaan: Yohanes 13:35
=======================
"Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Hampir setiap orang punya idolanya masing-masing. Dan biasanya, kita bisa mengetahui idola seseorang dari penampilan mereka. Misalnya dari cara berpakaian, model rambut, aksesoris sampai gaya hingga gerak. Dalam hal keimanan pun sama. Berbagai aksesoris, cara berpakaian, atribut dan lain-lain bisa membuat kita tahu kemana iman seseorang berlabuh. Tidak dilarang dan tidak salah, tetapi ada banyak orang percaya yang keliru mengartikan penanda identitasnya. Mereka mengira bahwa iman kekristenan mereka akan ter-claim dengan penggunaan atribut-atribut yang mengacu kesana. Misalnya baju kaos dengan tema Kristen, kalung salib dan sebagainya. Itu penanda bahwa mereka adalah pengikut atau murid Yesus. Sekali lagi, memakai kalung atau kaos bertema religius tidak salah. Tetapi ada hal yang jauh lebih penting yang sebenarnya bisa menunjukkan apakah kita memang murid Kristus atau tidak. Itu disebutkan di dalam Alkitab, dan itu bukan melalui pakaian, fashion dan aksesoris. What's the thing that can actually describe us as His disciple?
Menjelang penyalibanNya, Yesus menunjukkan identitas kita yang seharusnya lewat sebuah perintah baru yang Dia berikan. Jika selama ini yang kita tahu hukum kedua yang paling utama adalah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini" (Markus 12:31), maka kali ini ada level baru mengenai mengasihi sesama manusia. "Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi." (Yohanes 13:34). Ini sebuah level yang lebih tinggi dari perintah mengasihi sesama. Bukan saja harus mengasihi sesama kita seperti diri kita sendiri, tapi kita harus pula mengasihi sesama seperti halnya Yesus telah mengasihi kita. Dan kita tentu tahu bagaimana besarnya kasih Kristus kepada kita. Lewat pengorbananNya kita yang sebenarnya tidak layak ini diberi sebuah kepastian untuk beroleh keselamatan yang kekal. Bentuk kasih Yesus terhadap kita manusia bukan hanya bentuk kasih lewat ucapan atau sekedar memperhatikan atau menolong, tetapi disertai pula dengan kerelaan untuk berkorban nyawa.
Ayat selanjutnya memberi penegasan tentang bagaimana atau lewat apa orang bisa mengetahui bahwa kita murid Yesus "Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi." (Yohanes 13:35). Saling mengasihi. Kasih. Sebuah kasih, yang tidak berpusat pada diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan yang lain, dimana kerelaan berkorban menjadi dominan atas sebuah perasaan belas kasih merupakan sebuah identitas kuat sehingga akan mudah dibedakan dari orang-orang dunia.
Sayangnya belum banyak murid Yesus yang menyadari hal ini. Mereka mengira bahwa identitas itu cukup ditunjukkan dari penampilan luar saja, dari pakaian dan aksesoris yang dipakai. Di satu sisi mereka menjalankan rutinitas ibadah dan memakai atribut-atribut, tapi disisi lain mereka belum menunjukkan prinsip saling mengasihi seperti yang seharusnya dimiliki/dihidupi oleh orang percaya. Bahkan dalam banyak kesempatan saya mendengar bahkan membuktikan sendiri bahwa orang dunia yang belum mengenal Kristus malah bisa menunjukkan kasih lebih besar dari mereka yang mengaku sudah menjadi murid Kristus. Bukankah ini sangat ironis? Masih banyak orang percaya, kumpulan atau gereja yang bersikap sangat eksklusif dan tidak menjangkau ke luar. Mereka tertutup dan hanya bergaul di kalangannya sendiri dan menutup mata dari hal lain di luar tembok sana. Cara bicaranya rohani sekali, tapi perilakunya buruk. Mudah menghakimi, keberatan menolong, gampang curiga, mencari keuntungan pribadi dan lain-lain, yang bahkan dengan berani dilakukan dengan mengatas namakan Tuhan. Kalau itu yang terjadi, mau atribut dipasang di sekeliling badan sekalipun orang tidak akan melihat figur murid Kristus yang benar. Orang di luar sana akan mendapat gambaran yang keliru dari Yesus dan muridNya, dan itu sangatlah kontra-produktif terhadap Amanat Agung yang disematkan kepada setiap orang percaya.
Kembali kepada pesan saling mengasihi, pada kesempatan selanjutnya Yohanes menegaskan lagi hal ini dalam tulisannya. "Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling mengasihi." (1 Yohanes 4:11). Yohanes kemudian melajutkan dengan "Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita." (ay 12). Kembali kita diingatkan akan kasih sebagai identitas murid Yesus. Jika kita saling mengasihi, maka ada Allah yang bersatu dengan kita, dan kasihNya menjadi sempurna di dalam diri kita. Maka identitas yang merepresentasikan kita sebagai murid-murid Yesus pun akan nyata terlihat dalam cara hidup, gaya, tingkah laku dan perbuatan kita.
Ketika ada kasih Allah dalam diri kita maka kita sanggup menghasilkan buah Roh. "Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu." (Galatia 5:22-23). Orang yang memiliki buah Roh tentulah hidup saling mengasihi, karena jelas bahwa kasih termasuk satu dari buah-buah Roh yang dihasilkan oleh anak-anak Tuhan. Apabila kita masih hidup dikuasai oleh hawa nafsu, kepentingan atau kesenangan sesaat, egois, dipenuhi iri, dengki dan berbagai perasaan atau sifat jelek lainnya, maka itu artinya kita belum merepresentasikan diri kita sebagai murid dan sahabat Kristus secara benar.
Dalam berinteraksi dan bermasyarakat, pastikan bahwa kita sudah menunjukkan identitas yang tepat, yang sebenarnya. Apa yang dituntut dari kita bukan hanya sekedar peduli atau mengasihi, tetapi kita harus mampu menunjukkan sebentuk kasih kepada sesama kita pada tingkatan bagaimana Kristus telah mengasihi kita. That's the right identity. Apa yang tampak pada diri kita hari ini? Sudahkah warna kita merepresentasikan Yesus tepat seperti seharusnya atau kita masih sibuk mementingkan identitas penampilan luar sementara identitas yang sebenarnya justru masih mencerminkan pemahaman yang salah terhadap Yesus di mata dunia?
Saling mengasihi merupakan tanda pengenal kita yang sebenarnya sebagai murid Kristus
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)
(sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24 ===================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan ...
-
Ayat bacaan: Ibrani 10:24-25 ====================== "Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih ...
-
Ayat bacaan: Mazmur 23:4 ====================== "Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau...
No comments:
Post a Comment