Sunday, November 8, 2015

Berapa Lama Lagi? (2)

webmaster | 11:00:00 PM |
(sambungan)

Daripada terus negatif, kita bisa melihat bagaimana ia kemudian mengembalikan pola pikirnya ke jalur iman yang benar dan besar. Kita bisa melihat bagaimana ia kemudian bangkit dan kembalimengandalkan imannya. Daud percaya bahwa pertolongan Tuhan untuk mengatasi segala perkara, termasuk perkara dirinya dan amelepaskannya dari kesesakan hanyalah soal waktu saja. Perhatikan bagaimana Daud kembali tegar dan mengubah pola pandangnya. "Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku." (ay 6). Daud tahu bagaimana pentingnya ucapan syukur, ia bahkan bisa memerintahkan hatinya untuk bersorak-sorak karena penyelamatan Tuhan yang sebenarnya belum ia dapatkan pada waktu itu. Ia mau bernyanyi karena Tuhan ia katakan TELAH,- bukan akan atau bakal-, berbuat baik kepadanya, meski situasi yang ia hadapi belum pulih. Inilah sebuah kebesaran iman yang ditunjukkan Daud. Luar biasa bukan? Meskipun ia masih dalam kesesakan, Daud bisa kembali bangkit, memuji Tuhan, bersorak dan bernyayi untukNya dan mengatakan bahwa Tuhan telah berbuat baik kepadanya.

Apa sebenarnya yang membuat Daud yang juga manusia sama seperti kita bisa berkata demikian? Saya percaya Daud bisa seperti itu karena tidak melupakan pengalaman hidupnya. Disaat ia masih sangat muda ia sudah mampu mengalahkan raksasa Goliat dengan mengandalkan imannya kepada Tuhan. Kemudian mari kita lihat siapa Daud. Daud tadinya bukan siapa-siapa, ia bahkan tidak dipandang ayahnya sendiri ketika Samuel hendak mengambil salah satu dari anaknya untuk menjadi raja. (1 Samuel 16:1-13). Daud hanyalah seorang anak yang tidak dianggap penting yang hanya dipercaya untuk menggembalakan kambing domba. Tapi lihatlah ternyata ia dipilih Tuhan untuk menjadi raja Israel.

Dari padang rumput ke tampuk istana, dari bukan siapa-siapa menjadi raja yang dikenang sepanjang masa, bahkan dikatakan jelas di dalam Alkitab bahwa si anak yang tadinya tidak ada apa-apanya ini merupakan figur yang melakukan kehendak Allah pada zamannya (Kisah Para Rasul 13:36). Dalam berbagai kesempatan Daud secara langsung mengalami penyertaan Tuhan atas hidupnya dalam begitu banyak kesempatan. Jika dulu semua itu mampu dilakukan Tuhan, bagaimana mungkin Tuhan sekarang tidak bisa menolongnya? Daud menyadari hal itu. Ia sudah mengalami banyak bukti sehingga ia pun bisa bangkit dan kembali mempercayakan hidup sepenuhnya ke dalam tangan Tuhan dalam iman yang kuat.

Mungkin bisa dimaklumi kalau pada suatu saat kita merasa sendirian menghadapi masalah lantas merasa bahwa Tuhan seakan membiarkan kita bergumul seorang diri. Tapi jangan biarkan perasaan itu menguasai kita berlarut-larut. Seperti Daud, segeralah bangkit. Berbaliklah segera dan kembalilah menyerahkan hidup kita ke dalam tangan Tuhan, tetap puji dan ucapkan syukur kepadaNya. Percayalah jika dahulu Tuhan sanggup, saat ini pun Dia sanggup, sebab Tuhan tidak tidak pernah berubah. Dalam Ibrani dikatakan "Yesus Kristus tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya." (Ibrani 13:8). Apa yang dijanjikan Tuhan sesungguhnya jelas: "..Aku tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau." (Yosua 1:5) dan kemudian ayat ini kembali diulang dalam Ibrani: "Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibrani 13:5b). Karenanya, "Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan bertekunlah dalam doa!" (Roma 12:12). Dan seperti yang sudah saya sampaikan diatas, "Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu." (1 Tesalonika 5:18).

Ada masa dimana kita harus mengalami permasalahan yang mungkin menimbulkan penderitaan. Ada masa dimana kita masih tetap harus bergumul meski sudah mematuhi kehendakNya. Seandainya Paulus dan Silas masih hidup hari ini, tanyakan kepada mereka. Saya yakin mereka akan panjang lebar menceritakan pengalaman hidup mereka. Keduanya masuk ke Makedonia bukan karena ingin jalan-jalan tapi karena menuruti panggilan Tuhan. Tetapi disana mereka justru disiksa, dipasung dan dipenjara. Kisah ini tertulis dalam Kisah Para Rasul pasal 16. Meski awalnya mereka menderita, tetapi pada akhirnya mukjizat Tuhan yang turun atas mereka justru membawa pertobatan kepada orang lain. Prosesnya tidak enak, tapi bukankah proses itu kemudian mendatangkan sesuatu yang luar biasa?

Akan ada waktu-waktu dimana kita diijinkan Tuhan untuk masuk ke dalam situasi sulit. Tapi jangan lupa bahwa apabila itu datang bukan dari kesalahan kita, maka ada rencana Tuhan yang indah disana yang mungkin belum bisa kita lihat. Dan ingat pula bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita sendirian dalam masa-masa sulit tersebut. Pada waktunya Dia akan mengangkat kita keluar dari pergumulan. Jika diantara teman-teman ada yang masih berada dalam situasi yang tidak baik, bersabarlah dan jangan putus harapan. Nantikan pertolongan Tuhan dengan sabar, tetaplah tekun dan percaya sepenuhnya kepada Tuhan. Terus bersyukur dan terus taat menjalankan apa yang menjadi kehendakNya, pada saatnya anda akan melihat sendiri betapa luar biasa ketika semuanya digenapi.

Bersabarlah dan tetaplah percaya dalam iman yang teguh, segala sesuatu pasti indah pada waktunya

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker