Sunday, November 26, 2023

Kota Yope dan Simon si Penyamak Kulit (5)

 (sambungan)


Itulah sebabnya mereka yang berprofesi sebagai penyamak kulit diharuskan tinggal di pikiran kota, jauh dari masyarakat ramai. Alkitab mencatat dua kali bahwa rumah Simon memang berada di tepi laut (Kisah Rasul 10:6 dan 32).

Sebagai tambahan, dalam sebuah literatur yang pernah saya baca, penyamak kulit ini dianggap najis seperti halnya penderita penyakit menular pada masa itu. Jadi jelas, mereka tidak boleh berada di pusat atau tengah kota. Mereka mau tidak mau harus ditempatkan jauh terpencil supaya tidak mengotori kota.

Selama di Yope, Petrus ternyata dituntun Tuhan untuk menginap disana, di rumah yang jauh dari higienis, nyaman dan bebas bau. Petrus bisa saja memilih untuk tinggal di tempat yang lebih baik, apalagi kalau ia tinggal di kota maka aksesnya untuk mengajar juga akan lebih mudah. Tapi dia justru menginap di rumah Simon sang penyamak kulit. Hal itu buat saya menjadi fakta yang menarik.

Saya katakan fakta menarik, karena nyatanya Tuhan menuntunnya untuk tinggal disana bukan tanpa alasan. Kisahnya berlanjut dengan cerita berikut. Di kota Kaisarea yang berjarak sekitar 60 km dari Yope ada seorang perwira pasukan Italia bernama Kornelius. Kornelius dicatat sebagai orang baik yang takut akan Tuhan, rajin berdoa dan sering memberi sedekah kepada orang-orang Yahudi yang miskin. (Kisah Para Rasul 10:2). Pada suatu hari ia dijumpai malaikat yang menyampaikan pesan bahwa Tuhan berkenan atas hidupnya dan mengingatnya. (ay 4). Ia pun kemudian disuruh menjemput Petrus yang tengah menginap di rumah Simon Sang Penyamak di kota Yope.

Sementara tiga orang penjemput berada di jalan, pada tengah hari saat Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa, ia mendapat penglihatan. "Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (ay 11-13). Petrus awalnya menolak, tapi Tuhan mengingatkannya bahwa "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." (ay 15). Hal itu terjadi sampai tiga kali, kemudian kain itu pun terangkat kembali ke langit.


(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...