(sambungan)
Itulah sebabnya mereka yang berprofesi sebagai penyamak kulit diharuskan tinggal di pikiran kota, jauh dari masyarakat ramai. Alkitab mencatat dua kali bahwa rumah Simon memang berada di tepi laut (Kisah Rasul 10:6 dan 32).
Sebagai tambahan, dalam sebuah literatur yang pernah saya baca, penyamak kulit ini dianggap najis seperti halnya penderita penyakit menular pada masa itu. Jadi jelas, mereka tidak boleh berada di pusat atau tengah kota. Mereka mau tidak mau harus ditempatkan jauh terpencil supaya tidak mengotori kota.
Selama di Yope, Petrus ternyata dituntun Tuhan untuk menginap disana, di rumah yang jauh dari higienis, nyaman dan bebas bau. Petrus bisa saja memilih untuk tinggal di tempat yang lebih baik, apalagi kalau ia tinggal di kota maka aksesnya untuk mengajar juga akan lebih mudah. Tapi dia justru menginap di rumah Simon sang penyamak kulit. Hal itu buat saya menjadi fakta yang menarik.
Saya katakan fakta menarik, karena nyatanya Tuhan menuntunnya untuk tinggal disana bukan tanpa alasan. Kisahnya berlanjut dengan cerita berikut. Di kota Kaisarea yang berjarak sekitar 60 km dari Yope ada seorang perwira pasukan Italia bernama Kornelius. Kornelius dicatat sebagai orang baik yang takut akan Tuhan, rajin berdoa dan sering memberi sedekah kepada orang-orang Yahudi yang miskin. (Kisah Para Rasul 10:2). Pada suatu hari ia dijumpai malaikat yang menyampaikan pesan bahwa Tuhan berkenan atas hidupnya dan mengingatnya. (ay 4). Ia pun kemudian disuruh menjemput Petrus yang tengah menginap di rumah Simon Sang Penyamak di kota Yope.
Sementara tiga orang penjemput berada di jalan, pada tengah hari saat Petrus naik ke atas rumah untuk berdoa, ia mendapat penglihatan. "Tampak olehnya langit terbuka dan turunlah suatu benda berbentuk kain lebar yang bergantung pada keempat sudutnya, yang diturunkan ke tanah. Di dalamnya terdapat pelbagai jenis binatang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata: "Bangunlah, hai Petrus, sembelihlah dan makanlah!" (ay 11-13). Petrus awalnya menolak, tapi Tuhan mengingatkannya bahwa "Apa yang dinyatakan halal oleh Allah, tidak boleh engkau nyatakan haram." (ay 15). Hal itu terjadi sampai tiga kali, kemudian kain itu pun terangkat kembali ke langit.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Kota Yope dan Simon si Penyamak Kulit (5)
Sunday, November 26, 2023
Kota Yope dan Simon si Penyamak Kulit (5)
webmaster | 9:00:00 PM |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment