Saturday, November 25, 2023

Kota Yope dan Simon si Penyamak Kulit (4)

 (sambungan)

Poin pertama yang akan saya bahas adalah tentang keputusan Petrus untuk tinggal selama beberapa hari lagi di Yope.

Kita tahu pada waktu itu ia sedang berada di Lida dan sepertinya tidak ada rencana untuk mengunjungi Yope. Ia tidak akan kesana kalau bukan karena dipanggil oleh para janda yang sedih karena sosok ibu Tabita baik hati yang mereka sayangi meninggal dunia. Petrus merespon panggilan mereka, berangkat ke Yope dan membangkitkan sang ibu, dan bukan saja mukjizat kebangkitan datang pada sang ibu tapi juga hal itu membuat banyak orang yang menjadi percaya pada Yesus.

Mungkin hal itu membuat Petrus memutuskan untuk tinggal beberapa hari lagi di Yope. Dia ingin menyampaikan berita keselamatan kepada mereka yang baru bertobat disana, memberikan dasar-dasar untuk nantinya mereka kembangkan setelah Petrus meninggalkan kota mereka.

Jadi, poin pertama yang bisa kita dapati adalah bahwa kebaikan hati Tabita yang melakukan sesuatu yang sederhana ternyata mampu mendatangkan keselamatan bagi banyak orang.

Mari kita lihat poin berikutnya. Dimana Petrus menginap saat berada di Yope? Di hotel? Rumah mewah? Jauh dari itu. Dengan jelas dikatakan bahwa ia tinggal di rumah seorang penyamak kulit bernama Simon.

Pekerjaan seperti apakah menyamak kulit itu? Pekerjaan menyamak kulit adalah pekerjaan mengolah kulit mentah hewan hingga menjadi kulit yang bisa digunakan untuk membuat berbagai jenis produk. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan kotor dalam peradaban masyarakat kuno termasuk oleh kaum Yahudi karena sifat pekerjaannya yang membuat mereka jauh dari bersih secara fisik.

Seorang penyamak harus terus bersentuhan dengan hewan mati, mengupas bulu-bulunya, menguliti, membuang sisa daging, lemak yang melekat, mencucinya dengan air laut dan proses-proses lainnya. Bisa dibayangkan, rumah seorang penyamak kulit akan penuh dengan hewan mati, serpihan daging, bulu, dan tentu kuburan dimana sisa-sisa hewan ini ditanam. Pasti disana ada bau busuk yang akan tercium bagi siapapun yang berada disana.


(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...