Thursday, November 16, 2023

Antara Tomas dan Pilatus (1)

 Ayat bacaan: Yohanes 20:26
=======================
"Delapan hari kemudian murid-murid Yesus berada kembali dalam rumah itu dan Tomas bersama-sama dengan mereka. Sementara pintu-pintu terkunci, Yesus datang dan Ia berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"


Saya merupakan orang yang bertipe skeptis dan logis. Saya sangat sulit untuk percaya sesuatu sebelum hal itu terbukti secara nyata, atau dalam kasus saya, secara ilmiah dan ada buktinya. Termasuk dalam hal kepercayaan. Dahulu saya sempat bertualang untuk mencari mana yang benar. Cukup lama saya hidup tanpa memakai 'atribut' apapun, sambil menunggu sesuatu yang akhirnya bisa membukakan mata saya terhadap kebenaran.

Puji Tuhan, pada suatu kali melalui kejadian ibu saya yang jatuh sakit, a terminal illness, saya mengalami perjumpaan secara langsung dengan Yesus. Tidak itu saja, ada berbagai hal yang saya alami beruntun menyusul setelahnya, termasuk bagaimana damainya hadirat Allah, waktu itu dalam bentuk sinar terang yang bagaikan memeluk saya. Ketika itulah saya langsung memutuskan untuk bertobat dan sangat lega akhirnya menemukan kebenaran yang saya cari selama ini.

Itu terjadi lebih 20  tahun yang lalu, dan hari ini semuanya menjadi semakin jelas. Kalau saya tidak benar-benar menerima kebenaran itu, saya tidak akan duduk menuliskan sebuah renungan yang hadir di ruang baca teman-teman hari ini. Dan itu sudah saya lakukan sangat lama, lebih 15 tahun.

Saya senang bahwa ternyata Tuhan begitu peduli dan mau berinisiatif untuk menjawab skeptisme saya. Tapi di sisi lain, saya pun merasa malu karena harus membuat Tuhan repot-repot hadir langsung untuk menyelamatkan saya yang sulit menerima sesuatu tanpa bukti, sementara saya hanyalah satu dari milyaran manusia, dan sangat tidak ada apa-apanya dibanding Tuhan. Saya yakin ada jauh lebih banyak orang yang lebih penting untuk dijangkau dan dicelikan matanya dibanding saya, orang yang sulit percaya, yang melakukan begitu banyak sekali dosa. Tapi itulah faktanya. Sampai hari ini saya tidak henti-hentinya bersyukur, karena kalau Tuhan tidak lebih dahulu meraih saya, saya tidak berani membayangkan jadi apa saya hari ini. I praise God everyday for that.

(bersambung)

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...