Wednesday, November 22, 2023

Kota Yope dan Simon si Penyamak Kulit (1)

 Ayat bacaan: Kisah Para Rasul 9:43
=========================
"Kemudian dari pada itu Petrus tinggal beberapa hari di Yope, di rumah seorang yang bernama Simon, seorang penyamak kulit."


Saya pernah menceritakan bahwa istri saya adalah seorang penyayang hewan, dan saya merasa itulah panggilannya. Karena itu sebagai suami saya wajib mendukung panggilannya, terutama untuk hal-hal yang ia tidak sanggup lakukan, seperti misalnya, rescue.

Pada suatu hari ada kabar sampai ke saya bahwa di perkampungan yang letaknya tidak terlalu jauh, ada seekor anjing yang terperangkap di tanah kosong yang dibatasi tembok-tembok rumah warga. Ia sudah ada disana sekitar dua hari dan ketakutan karena saat ia keluar ia dilempari batu dan mau dibunuh. Mendengar kabar itu, saya pun pergi ke lokasi. Ya, anjing itu ada disana dalam kondisi takut. Ketika saya masuk kesana, ia lari ke sudut dan berusaha memproteksi dirinya dengan geraman. Yang saya pikir pada waktu itu, apapun ceritanya saya harus selamatkan anjing ini.

Maka saya pulang lagi dan membawa sebagian dari makanan anjing di rumah. Dalam kondisi ketakutan seperti itu, anjing bisa menggigit demi menyelamatkan diri. Saya tahu itu, oleh karenanya saya memilih untuk duduk saja di lumpur dalam jarak aman. Kondisi tanah yang basah habis hujan membuat saya tidak punya pilihan lain. Tapi saya harus selamatkan anjing ini. Cuma itu yang ada dipikiran saya. Ditengah saya menanti, hujan turun lagi. Kepalang basah, ya sudah saya teruskan saja sambil hujan-hujanan.

Sekitar setengah jam berlalu, kami masih pada posisi masing-masing. Beberapa kali saya coba panggil, tapi ia tidak merespon. Meski demikian, ia terlihat sudah lebih tenang dan duduk di sudut. Tapi kemudian, ia mulai menghampiri saya pelan-pelan. Saya tidak bergerak, dan tidak menatapnya. Saya membiarkannya berjalan pelan semakin dekat. Dan ia pun mulai makan dari makanan yang saya letakkan disamping saya.

Singkat cerita, saya kemudian mulai bisa menyentuhnya. Anjing ini ternyata tidak galak. Ia mulai menggoyang-goyangkan ekornya dan tidak takut lagi pada saya. Ia bahkan duduk disamping saya, mungkin ia berharap agar saya menyelamatkannya dari kemungkinan terburuk. Sudah dua hari ia tidak makan dan ketakutan, dan saya jadi orang yang sepertinya bisa jadi harapannya untuk selamat.

(bersambung)

No comments:

Belajar dari Rehabeam (2)

 (sambungan) Mengharap berkat itu satu hal, tapi ingat bahwa menyikapi berkat itu hal lain. Dan salah menyikapi berkat bukannya baik tapi ma...