Tuesday, September 5, 2023

Kerendahan Hati Yosua (2)

 (sambungan)

Saya ambil contoh dari seorang artis yang kalau saya sebut namanya semua pasti kenal, karena ia masih sangat aktif dan cukup populer hingga hari ini. Ia mulai sebagai artis independen yang mengupload video-videonya bernyanyi di salah satu channel di internet. Karena banyak yang suka dan memang ia sangat berbakat, ia pun kemudian naik namanya apalagi setelah ia tampil di festival-festival bergengsi. Pada suatu kali, saya sedang ada di belakang panggung ngobrol dengan band pengiringnya yang rata-rata saya kenal baik. Lantas ia dan ayahnya lewat disana. Kebetulan tas dari salah satu anggota bandnya agak ketengah jalan. Dengan tidak melihat ia menggerutu lantas menendang tas itu karena dianggap menghalangi jalannya. Ayahnya kemudian melakukan hal sama agar tas itu lebih ke pinggir, menggunakan kaki sama seperti si artis. Hm... padahal dua tahun sebelumnya saat ia belum terkenal, artis yang satu ini sangat ramah. Ini baru satu contoh dari puluhan atau bahkan ratusan contoh lainnya dari mereka-mereka yang menjadi berubah perilakuknya karena ketenaran atau keberhasilan, baik di dunia seni, karir, dan sebagainya.

Begitulah manusia. Orang-orang yang sifatnya seperti ini biasanya tidak bertahan lama. Perlahan tapi pasti, para panitia atau organizer akan mencoret mereka dari daftar, lalu meredup dan tamat. Sudah sangat banyak orang-orang berbakat yang seharusnya bisa sukses untuk jangka waktu lama tapi karirnya singkat bak meteor karena mereka tidak menjaga hati. Saya sedih melihat hal itu, tapi tampaknya memang manusia tidak pernah bisa belajar dari sejarah karena terus melakukan kesalahan yang sama dari masa ke masa.

Kita diberkati dengan talenta tertentu yang bisa membuat kita tampil baik dan istimewa dalam hidup, seistimewa rencana Tuhan bagi kita. Itu sangat pantas jika kita syukuri. Kita bekerja keras, berusaha dan belajar agar bisa menjadi orang-orang yang sukses dalam pekerjaan, kita terus mengasah bakat yang diberikan Tuhan sampai benar-benar tajam, dan itu membutuhkan waktu panjang. Talenta dan usaha kita meningkatkan kemampuan dan ilmu pengetahuan memang sangat menentukan keberhasilan kita. Tetapi hendaknya jangan sampai kita lupa bahwa semua itu merupakan anugerah dari Tuhan dan bukan karena kehebatan diri kita sendiri. Kenyataannya begitu banyak orang lupa diri ketika sudah sukses, dan mengira bahwa kehebatannyalah yang membuat semua itu terjadi. Mereka jumawa, lupa diri, lantas terjerumus dosa kesombongan.

Seharusnya semakin kita sukses, kita harus semakin bersyukur karena menyadari bahwa semua itu merupakan berkat dari Tuhan.

(bersambung)

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...