(sambungan)
Suatu kali ada wartawan yang menanyakan kepadanya tentang apa sebenarnya yang dikatakan miskin itu. Bunda Teresa menjawab seperti ini:
"We think sometimes that poverty is only being hungry, naked and homeless. But the poverty of being unwanted, unloved and uncared for is the greatest poverty. We must start in our own homes to remedy this kind of poverty."
Apa yang digambarkan Bunda Teresa mengenai kemiskinan yang termiskin? Berdasarkan pengalamannya sendiri dalam melayani para orang miskin jauh dari negara asalnya, dimana ia menghabiskan waktu hampir sepanjang hidupnya di Kalkuta, India, ia memberi jawaban berbeda.
Bunda Teresa semasa hidupnya berada ditengah-tengah masyarakat yang dianggap sebagai yang termiskin dari yang miskin untuk melayani mereka. Ia menjadi wakil Tuhan untuk mereka yang termiskin dan terbuang. Bunda Teresa melayani orang yang lapar, gelandangan, buta, pincang, dan mereka yang menderita penyakit-penyakit yang bagi orang dianggap menjijikkan seperti lepra atau kusta dan sakit penyakit lainnya. Setiap hari ia ada bersama mereka, menyatakan kasih lewat banyak hal, alias memberikan dirinya dan hidupnya secara penuh bagi mereka.
Dengan profil seperti itu, tentu Bunda Teresa layak menjadi tokoh yang pasti mampu menjelaskan apa sebenarnya kemiskinan itu. Itulah mungkin yang ada di benak si wartawan saat menanyakan tentang kemiskinan kepada bunda Teresa. Apakah ketidakmampuan membeli segala sesuatu yang mewah? Tidak mampu makan? Tidak punya tempat tinggal? Tidak punya penghasilan tetap? Tidak punya cukup baju?
Dan menarik, seperti apa yang dikatakan Bunda Teresa tadi, dan berdasarkan pengalamannya sendiri, ia berkata bahwa the greatest poverty alias kemiskinan terparah justru adalah saat seseorang tidak ada yang mengasihi. The unloved, unwanted and uncared, kata beliau. Orang-orang yang tidak diperhatikan, tidak ada yang mencintai dan orang-orang tertolak. Bayi-bayi hasil hubungan gelap yang kelahirannya tidak diinginkan, mereka yang terbuang.
(bersambung)
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Kemiskinan dan Kepedulian (2)
Sunday, September 24, 2023
Kemiskinan dan Kepedulian (2)
webmaster | 9:00:00 PM |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment