(sambungan)
Mari kita periksa diri kita masing-masing. Sudahkah kita perduli kepada saudara-saudara kita yang tengah menjerit meminta pertolongan? Pedulikah kita kepada orang-orang yang merasa kesepian dan tidak punya siapa-siapa lagi untuk menolong mereka? Jika pengabdian seperti Bunda Teresa yang meluangkan sepenuh waktunya di tempat kumuh, bersama orang-orang menderita di kota yang jauh dari kemewahan dan jauh pula letaknya terasa begitu jauh dan sulit, sudahkah kita memperhatikan orang-orang yang sangat dekat di sekitar kita? Maukah kita menyisihkan sebagian dari apa yang ada pada kita untuk mereka, atau kita malah kesal, risih atau mengeluh karena merasa terganggu dengan kehadiran mereka?
Jangan lupa bahwa Yesus sudah menyampaikan: "..sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku." (Matius 25:40). Artinya ini adalah sesuatu yang penting dan wajib untuk kita lakukan. Jangan mengaku bahwa kita mengasihi Yesus dan hidup demi Dia kalau orang-orang yang tertolak, tertindas, terbuang atau tertimbun kesusahan disekitar kita saja masih kita abaikan.
Banyak orang disekitar kita yang sudah sangat terluka dan hidup dengan kesedihan dan kesepian. Banyak orang yang tidak lagi bisa merasakan hangatnya kasih Tuhan karena mereka setiap harinya bergumul sendirian tanpa ada yang peduli. Kita seharusnya bisa berperan disana, membantu mereka untuk kembali merasakan kasih Tuhan lewat keberadaan kita di dekat mereka. Bunda Teresa menjalankan panggilannya untuk terjun langsung ke salah satu pusat kemiskinan terparah di dunia, dan ia melihat bahwa yang terparah ternyata bukanlah masalah pemenuhan kebutuhan pokok tetapi justru perasaan terbuang, tertolak, tidak diinginkan, tidak diakui dan tidak ada yang mengasihi. Tidak perlu jauh-jauh ke Kalkuta karena disekitar kita pun sebenarnya ada banyak orang yang tengah mengalami kemiskinan termiskin ini.
Saat ini juga, marilah berperan secara langsung dengan menyatakan kasih kepada mereka. Kita harus menyatakan bahwa mereka tidaklah sendirian, dan kita harus membawa mereka untuk merasakan kasih Tuhan lewat diri kita. Meskipun anda mulai dari sesuatu yang kecil, anda bisa menyaksikan bagaimana indahnya sebuah pemulihan Ilahi turun atas mereka lewat kasih yang anda curahkan ke dalam hidup mereka.
"We think sometimes that poverty is only being hungry, naked and homeless. But the poverty of being unwanted, unloved and uncared for is the greatest poverty. We must start in our own homes to remedy this kind of poverty." - Mother Teresa
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Kemiskinan dan Kepedulian (6)
Thursday, September 28, 2023
Kemiskinan dan Kepedulian (6)
webmaster | 9:00:00 PM |
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Perempuan Samaria di Sumur
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment