Sunday, September 10, 2023

Be Humble, Stay Humble (1)

 Ayat bacaan: Mazmur 149:4
====================
"Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan."


Saat saya berkecimpung di dunia jurnalistik musik, saya bertemu dengan begitu banyak artis ternama, baik yang kategorinya sedang populer, pernah populer sampai yang layak menyandang predikat legendaris. Bukan hanya dari dalam negeri sendiri tapi juga dalam skala dunia. Mereka yang tadinya cuma saya lihat di televisi atau dengar dari radio ataupun kaset/cd menjadi sosok nyata yang ada di depan saya. Dengan bertemu langsung, saya bisa melihat bagaimana kepribadian mereka ini aslinya.

Saya sangat maklum bahwa tidak mudah bagi orang untuk bisa cepat santai kepada orang yang baru mereka kenal. Karena itu saya melatih diri saya sebagai seorang jurnalis yang menempatkan diri sebagai tiga sosok sekaligus di hadapan mereka, yaitu sebagai seorang jurnalis, fans, dan teman. Itu kesan yang harus segera muncul dalam pandangan mereka saat bertemu dengan saya.

Sebagai seorang jurnalis saya harus menguasai materi. Tahu siapa sosok yang akan saya wawancarai, apa lagu atau album hitnya, profil dan sebagainya. Dari sisi fans, saya harus menunjukkan hal-hal hebat yang mereka capai, karya-karya mereka yang indah, apa yang keren dari karya mereka dan lain-lain, yang bisa menggambarkan kenapa saya mengagumi mereka. Dan dari sudut teman, layaknya orang yang berteman pasti saling kenal. Tahu siapa dia, bagaimana ia merintis karirnya, kebiasaan-kebiasaannya, kesehariannya dan sebagainya. Karena itulah saya selalu melakukan riset panjang lebar sebelum bertemu dengan artis yang akan saya wawancarai.

Kenapa hal itu penting bagi saya? Karena seringkali wawancara itu dibatasi oleh waktu. Saya harus mendapatkan sesuatu yang eksklusif atau setidaknya punya nilai menarik sebagai berita hanya dalam hitungan menit. Bagaimana saya bisa mendapatkan sesuatu yang berbeda dari mereka kalau saya lambat dalam membuat mereka nyaman untuk ngobrol dengan saya? Jadi saya harus cepat membuat mereka merasa nyaman dan menangkap atensi mereka dengan cepat pula agar saya bisa menggali lebih dalam dalam waktu yang sangat singkat.

Dengan cara itu, saya bisa menembus sekat dan melihat sosok asli di belakang nama besar mereka. Dan dalam banyak kesempatan, saya pun terkagum-kagum dengan sikap rendah hati yang ditunjukkan banyak nama besar. Padahal dengan menyandang popularitas sebesar itu, secara manusiawi mereka layak untuk meninggikan dirinya, bersikap angkuh dan sebagainya. Memang ada sih yang seperti itu, tapi tidak sebanyak mereka yang ternyata humble.

(bersambung)

No comments:

Lanjutan Sukacita Kedua (5)

 (sambungan) Satu jiwa pun begitu berharga di mata Tuhan. Ketika jiwa itu kembali ditemukan, sang gembala akan menggendongnya dengan gembira...