(sambungan)
Bunyi ayatnya adalah sebagai berikut: " Kita bisa lihat ayatnya dalam surat Roma: "Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." (Roma 8:29). Bandingkan pula ayat ini dengan apa yang ditulis dalam Efesus: "tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, --yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota--menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih." (Efesus 4:15-16). Perhatikan bahwa panggilan tertinggi atau the highest calling ini bukanlah sesuatu yang ditujukan untuk diperoleh secara instan, melainkan harus melalui sebuah proses berkelanjutan yang harus diisi dengan keseriusan.
Yesus mengajarkan banyak hal soal itu. Bukan cuma sekedar mengajarkan, tetapi Yesus pun telah mencontohkan, membuktikan secara langsung semua yang Dia ajarkan. Yesus sudah menjadi teladan yang sempurna bagi kita semua.
Ada sebuah kisah menarik akan hal ini yaitu kisah pada saat ibu dari anak-anak Zebedeus mendatangi Yesus agar kiranya Yesus berkenan memberikan kedua anaknya posisi tinggi secara instan. Kisah ini bisa dibaca dalam Matius 20:20-28. Lihat apa kata si ibu kepada Yesus: "Berilah perintah, supaya kedua anakku ini boleh duduk kelak di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu." (ay 21). Si ibu menginginkan sebuah hasil instan tanpa proses. Mau cari gampangnya, mau cari mudahnya, sama seperti pola pikir kita hari ini juga. Tapi Yesus kemudian mengajarkan pola pikir yang berbeda dengan apa yang dipercaya oleh dunia. Yesus berkata: "Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu." (ay 26-27).
Apakah Yesus cukup hanya bertitah saja? Tidak. Dia kemudian berkata: "sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang." (ay 28). Dan itu semua digenapi Yesus. Artinya, Yesus sudah memberi keteladanan bagi kita mengenai segala sesuatu yang Dia ajarkan. Dan dalam hal proses pertumbuhan kita dalam detail-detail dari apa yang dikirim teman saya di atas, kita bisa melihat bahwa Yesus adalah satu-satunya yang sempurna dalam memberi keteladanan itu.
Karena itulah kita seharusnya mau bersabar dan tetap bersyukur ketika berada dalam sebuah proses. Mungkin proses itu tidaklah terasa nyaman malah sakit, mungkin tidak mudah malah begitu berat dan sulit. Mungkin butuh pengorbanan besar, mungkin perlu latihan lama. Tetapi itulah masa-masa kita ditempa, dibentuk untuk menjadi semakin serupa dengan Kristus. Yakobus mengatakan "Sebab itu buanglah segala sesuatu yang kotor dan kejahatan yang begitu banyak itu dan terimalah dengan lemah lembut firman yang tertanam di dalam hatimu, yang berkuasa menyelamatkan jiwamu." (Yakobus 1:21).
Hati yang lembut dan mau dibentuk, hati yang subur harus kita miliki sehingga Firman bisa tertanam dan bertumbuh disana. Dari masa tanam, dipupuk, tumbuh dan pada suatu ketika berbuah, itu butuh proses yang semuanya terlalu berharga untuk dilewati. Apakah proses itu lembut atau keras, semua itu bertujuan baik untuk melatih kita agar berhasil menjadi pribadi-pribadi yang dewasa secara rohani. Itu akan membuat kita mampu menapak lebih tinggi lagi sehingga tidak lagi mudah goyah ketika masalah datang menerpa kita.
Apapun itu butuh proses. Untuk bisa menuju sempurna butuh proses. Untuk bisa menjadi pribadi-pribadi yang berkualitas butuh proses. Untuk bisa menjadi serupa seperti Yesus butuh proses. Bersyukurlah jika anda sedang berada dalam proses itu. Belajarlah taat, belajarlah mengampuni, belajarlah legawa, dan belajarlah untuk terus bersyukur dalam kondisi apapun. Pada suatu ketika nanti anda akan tersenyum melihat transformasi diri anda berjalan baik menjadi semakin serupa dengan Dia, yang sulung diantara banyak saudara termasuk anda dan saya.
Hidup itu harus melewati proses, pertumbuhan rohani pun butuh proses
Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho
RenunganHarianOnline.com adalah Renungan Harian Kristen untuk waktu Saat Teduh
Home »Unlabelled » Proses (2)
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
Search
Berlangganan (Subscribe)
Menu
Kategori Artikel
Quick News
Hai! kami kembali lagi untuk memberkati para RHO-ers
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Renungan Harian Online kini dapat diakses melalui domain berikut: www.RenunganHarianOnline.com
Tentang RHO
Renungan di Blog ini dibuat oleh Tim Renungan Harian Online sendiri Copyrighted @ 2007-2022. Saudara boleh membagikan link
blog ini agar dapat menjadi berkat bagi teman-teman saudara, atau me-link-nya di situs/blog saudara:
atau dapat juga menggunakan banner dibawah ini:
Tuhan Memberkati!
Popular Posts
- Jebakan Hutang
- Mengusahakan Kesejahteraan Kota
- Kerjasama dalam Satu Kesatuan
- Kebersamaan Dalam Kasih Yang Menguatkan
- Perempuan Samaria di Sumur
- Hidup yang Berbahgia dan Berhasil
- Tahun Baru, Rahmat Baru, Harapan Baru
- Bersiap Menjelang Natal
- Bangkit dan Menjadi Terang
- Manusia Berencana Tuhan Menentukan
Pendistribusian
RHO hanya memberikan ijin untuk mendistribusikan pada media online (blog, milist, dll) tanpa menghilangkan link source, jika didistribusikan pada media offline, seperti warta jemaat, harus mencantumkan link source-nya. Kami tidak mengijinkan pendistribusian yg bersifat komersil.
No comments :
Post a Comment