Saturday, June 24, 2017

Mengapa Persembahan Kain Ditolak? (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Persembahan yang lebih baik itu seperti apa? Dalam kitab Kejadian disebutkan persembahan Habel "membawa bagian yang terbaik dari dombanya yang terbaik" (Kejadian 4:3). Dalam ayat selanjutnya apa yang terbaik itu secara detail disebutkan, yaitu anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Anak sulung dari ternaknya, yang gemuk. Dari sekian banyak ternaknya, Habel memilih yang terbaik. Ia bisa saja menyimpan yang sulung dan tambun itu untuk nanti dimakan, dijual dengan harga tinggi atau dijadikan yang utama untuk mengembang-biakkan ternaknya. Tapi iman yang ia miliki sangat kuat. Ia tahu bahwa ia harus mempersembahkan yang terbaik sebagai pernyataan kasih dan syukurnya kepada Tuhan. Dan itu jelas merupakan korban bakaran yg harum buat Tuhan.

Kuncinya ada pada kata MEMBERI YG TERBAIK. Di gereja kita selalu mendengar doa persembahan berisi kalimat ini. Tapi ada berapa banyak yang benar-benar melakukan hal itu seperti Habel? Kenyataannya, ada banyak yang memberi cuma karena kewajiban semata, memberi dengan terpaksa karena takut merugi dalam usaha atau nanti kalau ada masalah takut Tuhan tidak mau tolong. Atau ada pula yang memberi sebagai etalase kerohanian mereka. Agar dipandang hebat, atau sekedar supaya jangan malu kalau tidak memasukkan apa-apa ke dalam kantong persembahan. Bayangkan apabila persembahan yang kita beri didasari oleh alasan-alasan seperti ini, bukan karena rasa sukacita, ungkapan syukur dan mengasihi Tuhan.

Dari sisi memberi persembahan, keduanya sama-sama memberi. Tapi begitu bicara soal 'yang terbaik' barulah perbedaan Kain dan Habel keliatan jelas. Kain memberi, itu pasti. Yang ia berikan pun saya yakin tidak buruk-buruk amat. Tetapi sayangnya apa yang diberikan Kain bukanlah yang terbaik yang ada daripadanya. Sedang Habel dengan sukacita mempersembahkan ternaknya yang sulung, yang gemuk, yang terbaik. Itu membedakan dengan jelas kualitas persembahan antara dua saudara ini, dan Tuhan pun menyambut berbeda persembahan dari keduanya.

Ada beberapa pesan penting yang bisa kita jadikan pelajaran dari kisah Kain dan Habel ini, yaitu:
- Persembahkan hanya yang terbaik untuk Tuhan. Jangan ala kadarnya, apalagi sisa.
- Jujurlah dalam memberi yang terbaik, karena biar bagaimanapun Tuhan tahu apakah kita memberikan yang terbaik atau bukan.
- Memberilah karena rasa cinta dan syukur kita kepada Tuhan, bukan karena sekedar kewajiban, berharap imbalan apalagi sebagai sarana pamer atau tanding prestise.
- Berikan persembahan dengan penuh sukacita bukan karena terpaksa.

Kita harus memperhatikan betul motivasi dan landasan kita memberi persembahan. Kita juga harus memperhatikan betul hati kita saat memberi. Periksa kondisi hati kita agar saat kita memberi benar-benar didasari rasa syukur dan kasih pada Tuhan. Memberi dengan sukacita bukan karena terpaksa. Semua ini penting untuk kita perhatikan agar jangan sampai kita harus mengalami nasib yang sama dengan Kain. Habel membeli, Kain pun membeli. Tapi reaksi yang diterima dari Tuhan sungguh berbeda. Tuhan sudah begitu baik pada kita, begitu mengasihi kita dan melimpahi kita dengan kasih karunia. Dia lebih dari layak untuk menerima hanya yang terbaik dari kita. Karenanya pastikan benar-benar kualitas persembahan kita. Jadilah orang yang berkenan di mata Tuhan seperti Habel, bukan Kain.

Persembahkan yang terbaik, bukan ala kadarnya apalagi sisa

Follow us on twitter: http://twitter.com/dailyrho

1 comment :

i-Care said...

Adakah dalam pelbagai versi kitab Kejadian berbicara tentang :KARENA IMAN....hABEL MEMPERSEMBAHKAN"??? TIDAK ADA....TOKOK TAMBAH BERLAKU DALAM SOAL INI!!

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker