Saturday, June 17, 2017

Integritas dalam Mazmur 15 (2)

webmaster | 10:00:00 PM |
(sambungan)

Demikian isi keseluruhan pasal. Sangat singkat, tetapi kalau anda baca isinya sangat padat. Akan makan waktu lama kalau kita mau merenungkannya dengan serius dan sungguh-sungguh agar kita memahami sepenuhnya dan bisa mengaplikasikannya dalam kehidupan kita. Satu hal yang pasti, siapapun yang bisa mengamalkannya dalam kehidupan akan terlihat sangat berbeda di tengah-tengah dunia. Dan tentu saja seperti apa yang dikatakan di awal dan di akhir pasal ini, orang yang menjunjung tinggi dan menghidupi nilai-nilai inilah yang boleh berdiam di kemah atau gunungNya yang kudus, dan mereka tidak akan goyah selama-lamanya.

Secara ringkas ada tiga hal penting yang bisa kita pelajari dari Mazmur ini. Mari kita lihat satu persatu.

1. Kualitas moral yang tidak bercela. (ay 2)

Sudah seharusnya orang percaya menjadi teladan atau contoh akan kehidupan yang tidak bercela. Sebab kalau bukan kita siapa lagi? Bentuk kehidupan yang tidak bercela bukanlah sesuatu yang hanya berbicara secara sempit karena sesungguhnya menyangkut berbagai sendi kehidupan seperti keluarga, hubungan sosial di dalam masyarakat, dalam pekerjaan, dalam studi dan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Dan tatanan untuk memiliki kualitas moral seperti ini sudah diatur dalam begitu banyak bagian Firman Tuhan yang terangkum dalam Alkitab.

Setiap saat dunia akan terus menawarkan berbagai hal yang berpusat kepada kepuasan dan kenikmatan daging dan itu bukanlah sesuatu yang seharusnya kita ikuti. Firman Tuhan dengan jelas berkata "Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." (1 Yohanes 2:17). Kita tidak boleh melupakan hakekat diri kita yang sudah menjadi ciptaan baru ketika menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat kita. (2 Korintus 5:17). Betapa sia-sianya semua itu jika kita malah masih menjadi ciptaan yang lama yang terus terjebak dan tergoda oleh bentuk-bentuk dosa yang tercela. Dan alangkah memalukannya kalau kita sebagai orang percaya malah punya moral bobrok, jauh dibawah mereka yang tidak percaya.

2. Melakukan segala yang adil dan benar, tidak memanfaatkan kelemahan orang lain, menghindari berbuat jahat dan mengambil untung atau kesempatan dari orang yang berada dalam posisi lemah. (ay 2,3,5).

Betapa seringnya kita membiarkan diri bersikap egois, hanya mementingkan keadilan bagi diri kita tetapi melupakan keadilan bagi orang lain. Saat ada orang yang terlihat lemah, maka mreka akan segera dijadikan mangsa, dieksploitasi, dimanipulasi, dimanfaatkan, dan sebagainya. Sebagai orang percaya kita seharusnya juga mau memberikan keadilan dan kebenaran bahkan meski itu merugikan kita sendiri.

Firman Tuhan berkata "Sebab di mana ada iri hati dan mementingkan diri sendiri di situ ada kekacauan dan segala macam perbuatan jahat." (Yakobus 3:16). Artinya ketika kita hanya mementingkan diri sendiri saja, maka ada banyak jebakan dosa yang akan timbul dengan jumlah dan intensitas yang terus meningkat. Mengambil untung atau kesempatan dari orang dalam posisi lemah, memanfaatkan kelengahan atau kelemahan orang, itu merupakan bentuk yang berlawanan dengan kebenaran moral dan etika, integritas dan tentu saja prinsip kasih dalam kekristenan. Oleh karenanya sikap-sikap ini harus kita hindari. Kalau saat ini kita masih sering terpengaruh oleh berbagai pengajaran dunia yang semakin mengarahkan kita kesana, mulailah tolak sejak sekarang agar kita tidak terus semakin jauh terkontaminasi oleh perbuatan-perbuatan seperti ini.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker