Wednesday, June 14, 2017

Di Atas Gunung (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Habakuk 3:19
=================
"ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku."

Saya bukanlah orang yang suka mendaki gunung. Meski demikian saya suka memandang alam dan selalu kagum kepada orang-orang pencinta alam yang hobi mendaki, dengan segala resikonya bersusah payah untuk bisa mencapai puncak dan disana menikmati keindahan alam yang luar biasa, yang tidak bisa dilihat oleh semua orang. Saya teringat pada seorang teman yang mengalami jamahan Tuhan pada saat berada di puncak. Ia tadinya termasuk orang yang meragukan keberadaan Tuhan. Tapi pada suatu kali saat ia sampai di sebuah puncak gunung, ia memandang sekelilingnya dan terpesona pada apa yang ia lihat. Pemandangan luar biasa indah hadir di sekelilingnya, sejauh mata memandang. Disana ia tiba-tiba menangis dan merasakan jamahan Tuhan seolah memeluknya. Disana Tuhan menyatakan eksistensinya lewat ciptaanNya yang begitu mengagumkan. Sejak saat itu ia tidak lagi meragukan keberadaan Tuhan. Ia sekarang aktif melayani dan kisah ini selalu menjadi bagian favorit yang dengan semangat ia bagikan kepada banyak orang.

Darinya saya mendengar betapa banyak kendala maupun tantangan yang harus dihadapi untuk bisa sampai di puncak gunung. Kalau soal susahnya jalan mendaki di jalan terjal berbatu dengan ransel berat, itu sih biasa. Tantangan menjadi lebih berat karena oksigen seringkali menjadi sangat tipis pada ketinggian tertentu sehingga pendaki bisa merasakan sesak nafas atau gangguan pernafasan lainnya. Belum lagi ancaman cuaca, tersesat, terjatuh, itu bagaikan bertaruh nyawa. Ancaman hewan berbahaya bisa jadi satu dari hal yang harus diwaspadai, belum lagi berbagai tahyul yang bisa meruntuhkan mental.

Mendengar ceritanya saya pun lebih tahu bagaimana beratnya hobi itu. Saya yakin bagi yang melakukan tentu lebih berat lagi daripada apa yang saya dengar. Tapi semua beban itu menjadi sirna begitu sampai ke puncak gunung, katanya. Pemandangan yang luar biasa indah di ketinggian seperti itu membuat semua kesulitan bagai lenyap digantikan kebahagiaan. Menurutnya pemandangan disana selalu begitu menakjubkan. Hanya yang mau bersusah payah mendakilah yang bisa menikmatinya." katanya bangga. Di puncak gunung ia lupa akan kesusahan mendaki dan segala sakit yang ia rasakan. Di puncak gunung ia melihat sebuah keindahan yang tidak dilihat oleh semua orang. Apalagi saat ia mengalami Tuhan disana, sebuah pengalaman yang mengubahkan hidupnya. Itu sangatlah menginspirasi saya. Disana ia mengalami kebesaran dan kemuliaan Tuhan, merasakan keberadaan Tuhan. Di puncak gunung.

Saya merasa diberkati lewat ceritanya. Sebuah pemikiran pun hadir saat saya merenungkannya, yaitu bahwa kalau kita tidak mendaki gunung, maka kita tidak akan bisa merasakan pengalaman yang luar biasa. Ada hal-hal yang tidak bisa kita lihat, alami dan rasakan kalau kita tidak bersusah payah mendaki, naik lebih tinggi dan sampai di puncak. Tanpa melalui proses berat, jalan berliku dan ketegaran/kegigihan menghadapi kesulitan, kita tidak akan bisa menikmati sebuah pemandangan yang sangat langka yang tidak bisa dilihat oleh orang lain.

Dalam perjalanan hidup kita akan ada waktu dimana kita harus berhadapan dengan bukit-bukit terjal, jalan berbatu-batu yang akan sangat sakit untuk kita jalani. Kita bisa memilih apakah tetap diam di tempat tanpa mau berjalan melewatinya, atau kita mencoba sedikit lalu mundur dan menyerah. Tetapi seperti apa yang dialami oleh teman saya, hanya yang mampu bertahan dan dengan semangat pantang mundurlah yang akan mampu berdiri tegak di atas bukit merasakan kemuliaan Tuhan. Akan ada saat dimana kekuatan kita tidak lagi mampu mengatasi kesulitan itu agar bisa terus maju. Tapi tetap saja pilihan ada pada kita, apakah kita mau terus melangkah meski berat atau memilih berhenti dan menyerah. Sulit? Tentu. Berat? Pasti. Kabar baiknya, Tuhan siap membantu kita untuk itu. Yang diperlukan hanyalah kemauan dan kesediaan kita, serta sejauh mana kita bisa percaya kepada Tuhan bahwa Dia akan menuntun kita melewati jalan-jalan yang sulit itu untuk akhirnya kelak sampai di puncak gunung.

Mari kita lihat Firman Tuhan dalam kitab Habakuk. "ALLAH Tuhanku itu kekuatanku: Ia membuat kakiku seperti kaki rusa, Ia membiarkan aku berjejak di bukit-bukitku." (Habakuk 3:19) Ada pula sebuah ayat yang kurang lebih sama bisa kita dapatkan dalam Mazmur. "Allah, Dialah yang mengikat pinggangku dengan keperkasaan dan membuat jalanku rata; yang membuat kakiku seperti kaki rusa dan membuat aku berdiri di bukit." (Mazmur 18:34).

Mengandalkan kemampuan kita yang terbatas, cepat atau lambat kita akan menyerah dalam berjuang melewati jalan terjal dan berbatu-batu. Kita mungkin tahu bahwa kita harus terus mendaki, tapi ada kalanya kekuatan kita semata tidak lagi bisa diandalkan.

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker