Monday, June 5, 2017

Proses (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
Ayat bacaan: Matius 20:28
===================
"sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang."

Sejak kecil saya senang merintis sesuatu. Saya sangat suka membangun dari nol dan kemudian melihatnya bertumbuh. Sampai hari ini saya sangat menikmati itu. Banyak orang yang tidak sabar dan ingin segala sesuatunya instan. Kalau bikin apa-apa langsung sukses, cuma cari yang besar, mau yang langsung enak tanpa mempedulikan apa sebenarnya rencana Tuhan bagi dirinya. Dari pengalaman saya, seringkali apa yang menjadi rencana Tuhan justru dimulai dari sesuatu yang kecil, yang seringkali pula membutuhkan pengorbanan dari segala sisi. Kepekaan terhadap suara Tuhanlah yang bisa membuat kita berani melangkah maju dan tidak keliru dalam membuat keputusan. Kalau kita tahu memang itu rencanaNya, tentu kita tidak takut rugi di depan, dan itu akan mencegah kita dari kerugian yang diderita akibat mengambil langkah yang salah.

Saya pernah mengajar, dan itu dimulai justru dari angka honor yang terbilang sangat aneh yaitu 30 ribu saja sebulan. Itu terjadi baru 12 tahun lalu, yang artinya nilai itu memang sangat kecil. Tapi saya tahu itu rencana Tuhan, dan akhirnya terbukti. Saya kemudian sempat berkarir disana dengan pendapatan yang sangat baik dan mencapai beberapa prestasi. Lalu sekarang, saya merintis beberapa acara reguler. Itupun berawal dari nol. Bukan cuma tidak dibayar, tapi saya sendiri harus keluar uang,pikiran dan tenaga untuk waktu yang cukup lama. Kenapa saya mau melakukan itu? Karena saya tahu itu adalah bagian dari proses sesuai rencana Tuhan. Dan ya, lagi-lagi terbukti. Selain saya jadi belajar banyak lewat pengalaman seiring waktu, saya sekarang mendapat support dari banyak pihak dan yang paling penting, lewat acara-acara itu saya bisa memberkati banyak orang, terutama para musisi muda yang butuh jam terbang untuk bisa menjadi pemain-pemain handal di masa depan.

Semakin tinggi teknologi bukan membuat orang semakin sabar, tetapi malah semakin melupakan atau mengabaikan proses dan hanya mencari hasil yang cepat tanpa peduli kualitas apalagi penggenapan rencana Tuhan. Segala sesuatu yang dibuat serba instan bisa menjadi bukti nyata bagaimana fenomena ini semakin bertambah subur di dalam kehidupan manusia modern. Kopi instan, mi instan, makanan-makanan cepat saji dan sebagainya, itu membuktikan bahwa manusia semakin tidak peduli terhadap proses dalam menghasilkan sesuatu melainkan hanya ingin hasil akhirnya.

Dalam hal kerohanian pun sama. Tuhan berbicara mengenai proses dalam begitu banyak ayat baik dalam Perjanjian Lama hingga Perjanjian Baru, itu menunjukkan betapa pentingnya sebuah proses dalam pertumbuhan dan pendewasaan diri di mata Tuhan. Bukankah proses kita dari lahir sampai dewasa hari ini juga melewati sebuah tahapan atau proses yang tidak singkat? Tidak ada bayi instan yang langsung menjadi dewasa secara instan pula. Bayi bertumbuh dari janin di dalam kandungan selama 9 bulan, lalu masa pertumbuhan pun berjalan tahunan. Balita, remaja, dewasa, itu makan waktu yang sangat lama.

Begitu pula kedewasaan spiritual atau rohani kita. Meski Tuhan mengatakan bahwa dengan menerima Kristus kita menjadi ciptaan baru, tetapi kita tetap harus berproses setiap hari untuk bisa menjadi orang-orang dengan tingkat kerohanian dewasa. Ibrani 5:11-14 menggambarkan proses pertumbuhan secara spiritual ini yang digambarkan bagai proses pendewasaan manusia, mulai dari susu saat bayi hingga makanan keras saat sudah dewasa. Proses ini seharusnya dilakukan atau dilewati oleh oleh orang-orang percaya termasuk saya dan anda. Tetapi keenganan manusia untuk berproses dan lebih mementingkan hasil akhir bisa membuat kita kehilangan arah hingga kita tidak bisa mencapai pertumbuhan iman yang seharusnya.

Ada sebuah bahan renungan yang pernah dikirim oleh seorang teman saya di kota lain.

"Banyak yang ingin sekuat baja tetapi enggan di TEMPA. Banyak yang ingin secemerlang emas tapi enggan DILEBUR. Banyak yang ingin berguna di dunia tapi enggan BERBAGI. Banyak yang ingin mengasihi tapi enggan MENGAMPUNI. Banyak yang ingin menjadi baik tetapi enggan BERBUAT BENAR. Banyak yang ingin jadi pahlawan tapi enggan BERKORBAN. Banyak yang ingin menuai tapi enggan MENABUR. Yesus adalah TELADAN sempurna bagi kita." 

Mari kita renungkan dan cerna baik-baik. Bukankah itu benar? Kita cenderung menginginkan sesuatu yang instan dan jika keadaan tidak sesuai dengan keinginan kita, maka kita pun dengan cepat menyalahkan Tuhan. Rangkaian kata di atas kalau kita telaah satu persatu berdasarkan Firman Tuhan, maka kita mungkin harus berhadapan dengan ratusan ayat yang saling berhubungan. Sedemikian banyaknya Firman Tuhan yang berbicara akan hal ini menunjukkan betapa pentingnya sebuah proses bagi kita.

Satu hal yang harus kita ingat adalah bahwa panggilan yang paling tinggi bagi orang percaya, the highest calling for believers, adalah "menjadi serupa dengan Kristus."

(bersambung)


No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker