Monday, June 23, 2014

Time Management (1)

webmaster | 10:00:00 PM |
 Ayat bacaan: Kolose 4:5
==================
"...pergunakanlah waktu yang ada."

Seorang ayah memiliki beberapa orang anak dan memodali mereka supaya bisa mulai berusaha demi masa depan mereka. Semua anaknya diberi modal berjumlah sama, kesempatan mereka pun sama. Selang beberapa waktu hasilnya pun terlihat. Ada yang sukses dengan usahanya, ada yang hanya masih jalan di tempat, ada yang hanya mendeposito tanpa melakukan apa-apa, ada yang malah sudah keburu habis sebelum dipakai sebagai modal usaha. Uangnya boleh sama, kesempatannya sama, mulainya sama, tapi hasil akhirnya bisa berbeda.

Saya memulai ilustrasi sederhana diatas untuk menggambarkan sebuah modal yang juga diberikan Tuhan kepada setiap orang tanpa terkecuali dengan ukuran yang sama, yaitu WAKTU. Semua orang di muka bumi ini punya panjang waktu yang sama yaitu 24 jam per-hari. Itu adalah modal yang sebenarnya luar biasa harganya tapi jarang kita perhatikan. Coba bayangkan seandainya waktu anda dikatakan habis saat ini, atau jika waktu-waktu yang bisa dipakai sebagai kesempatan untuk berusaha, untuk memperbaiki diri supaya lebih baik, untuk membangun sesuatu dan sebagainya tiba-tiba dicabut dari anda. Tak peduli seberapa pandai, kaya atau hebat maka itu semua tidak akan bisa dipergunakan tanpa adanya waktu.

Banyak orang yang sering mengeluh bahwa waktu itu terlalu singkat, tidak cukup. Mungkin kita pun sekali waktu pernah mengatakan atau minimal berpikir seperti itu. Seandainya kita punya bukan hanya 24 jam tapi 48 jam sehari, dengan energi yang dua kali lipat pula, kita mengira bahwa kita akan bisa lebih maksimal, lebih baik, lebih sukses dan seterusnya. Ada banyak orang yang terus bergadang mengorbankan waktu-waktu untuk beristirahat, terus memacu dirinya untuk bekerja tanpa henti, seperti mesin yang terus hidup menyala tanpa pernah mati, tanpa pernah mendapat perawatan. Tapi percayalah bahwa kalaupun waktu diperpanjang 2 kali lipat, tetap saja waktu itu tidak akan pernah cukup. Ada yang menyalahkan waktu, tapi dengan durasi yang sama ada banyak pula orang yang bisa sukses baik dalam bekerja, dalam keluarga, punya waktu istirahat cukup, berolahraga, untuk bersosialisasi bahkan untuk melayani Tuhan. Bagaimana mungkin mereka bisa melakukan semuanya dengan baik kalau waktunya bagi sebagian orang dinilai tidak cukup? Seringkali akar pemasalahannya ada pada kealpaan kita dalam melakukan manajemen waktu.

Tidak semua orang bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Tidak semua orang mau berpikir untuk memanfaatkan itu demi kebaikan, baik bagi diri sendiri maupun untuk orang lain. Time management alias manajemen/pengaturan waktu adalah sesuatu yang sangat penting yang ironisnya seringkali kita abaikan. Banyak orang yang bermalas-malasan selagi masih ada waktu lalu kalang kabut ketika deadline atau batas waktu tiba. Ini contoh yang paling sering terjadi jika kita menyepelekan manajemen waktu. Atau ada pula yang menebar janji ke mana-mana tanpa memperhitungkan aspek waktu dan kesanggupan lalu akibatnya menjadi kelabakan sendiri. Terlalu sibuk bekerja seharian dan mengabaikan waktu bersama keluarga, istri dan anak-anak, mengabaikan waktu beristirahat dan berolahraga. Akibatnya bisa sangat fatal dan pada akhirnya semua jadi sia-sia. Ini semua bisa menjadi dampak dari ketidakpedulian kita akan manajemen waktu.

Mengenai manajemen waktu kita bisa belajar dari salah satu tokoh luar biasa dalam penyebaran berita Kerajaan bagi orang-orang non Yahudi, terutama dalam menjangkau regional Asia Besar yaitu Paulus. Kebanyakan dari kita hanya mengetahui bahwa Paulus sepenuhnya bertugas hanya untuk mewartakan kabar keselamatan kemana-mana. Padahal Alkitab menyatakan bahwa Paulus punya pekerjaan atau profesi juga yang bisa kita baca dalam Kisah Para Rasul 18:2-3. "Di Korintus ia berjumpa dengan seorang Yahudi bernama Akwila, yang berasal dari Pontus. Ia baru datang dari Italia dengan Priskila, isterinya, karena kaisar Klaudius telah memerintahkan, supaya semua orang Yahudi meninggalkan Roma. Paulus singgah ke rumah mereka. Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersama-sama dengan mereka. Mereka bekerja bersama-sama, karena mereka sama-sama tukang kemah." Paulus ternyata punya pekerjaan sebagai pembuat kemah. Kalau kita melihat bagaimana kesibukan Paulus dalam pelayanan termasuk berbagai resiko-resiko besar yang harus ia hadapi, rasanya Paulus berhak untuk diberi kelonggaran untuk tidak lagi perlu bekerja. Jadi full-timer saja, toh tugasnya sudah sangat berat. Tetapi lihatlah bahwa Paulus sama sekali tidak meminta hak khusus untuk tidak bekerja, meski waktu dan fisiknya sudah terkuras habis untuk terus berjalan membawa kabar keselamatan dari satu tempat menuju tempat yang lain. Ia perlu mencari uang untuk membiayai pelayanannya. "Kamu sendiri tahu, bahwa dengan tanganku sendiri aku telah bekerja untuk memenuhi keperluanku dan keperluan kawan-kawan seperjalananku." (20:34). Ia sudah melayani habis-habisan, tetapi ia masih juga harus bekerja untuk membiayai dirinya dan perjalanannya beserta teman-teman sepelayanan. Hebatnya lagi ia masih juga berpikir untuk memberi kepada orang lain secara meteri. "Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima." (ay 35). Tidak ada ayat yang menyebutkan bagaimana cara Paulus bisa membagi waktu dan melakukan semua itu dengan sukses, dimana dampaknya masih kita rasakan hingga hari ini. Tetapi dengan melihat hasilnya, jelas Paulus pintar dalam memanajemen waktu.

(bersambung)

No comments :

Search

Bagi Berkat?

Jika anda terbeban untuk turut memberkati pengunjung RHO, anda bisa mengirimkan renungan ataupun kesaksian yang tentunya berasal dari pengalaman anda sendiri, silahkan kirim email ke: rho_blog[at]yahoo[dot]com

Bahan yang dikirim akan diseleksi oleh tim RHO dan yang terpilih akan dimuat. Tuhan Yesus memberkati.

Renungan Archive

Jesus Followers

Stats

eXTReMe Tracker