Wednesday, May 10, 2023

Penolakan (1)

 Ayat bacaan: Lukas 13:33
========================
"Tetapi hari ini dan besok dan lusa Aku harus meneruskan perjalanan-Ku, sebab tidaklah semestinya seorang nabi dibunuh kalau tidak di Yerusalem."


Menunggu bagi kebanyakan orang merupakan aktivitas yang membosankan. Kecuali ada sesuatu yang bisa dikerjakan, menunggu hanyalah buang waktu saja. Ada satu pengalaman menarik bagi saya, yang saya anggap berharga yang justru terjadi karena menunggu.

Ceritanya begini. Saat itu saya baru tiba di kota lain, dan menurut rencana, saya akan dijemput oleh teman. Saya segera menghubunginya begitu tiba, tapi ternyata teman saya tidak kunjung menjawab panggilan saya. Karena itu saya pun memutuskan untuk menunggu sampai ia membalas.

Saat menunggu, saya melihat ada sekumpulan pengamen yang sedang ngadem tidak jauh dari saya. Saya kemudian menghampiri mereka untuk mengisi waktu dengan ngobrol.

Mereka bercerita kalau mereka sedang rehat sejenak sebelum melanjutkan lagi perjalanan mereka mencari nafkah. Lantas mereka pun menceritakan pengalaman dan suka duka mereka. Salah satu dari mereka membagi kisah hidupnya. Ia berasal dari kota kecil di pulau Jawa, dan ia merantau karena ia diusir oleh mertuanya karena tidak kunjung mampu mendapat kerja. Saat sampai di kota besar, ia tidak kenal siapa-siapa dan harus tidur di emperan manapun yang memungkinkan. Singkat cerita ia lalu mulai bekerja sebagai pengamen dengan bermodalkan sebuah gitar bekas hasil pemberian orang yang merasa iba padanya.

Apakah semua berjalan lancar? Menjadi pengamen itu butuh mental kuat, lebih dari fisik, katanya. Kenapa? Karena sebagai pengamen mereka harus siap mendapat penolakan. Masih untung kalau ditolak dengan ramah atau baik-baik, mereka harus siap jika dicuekin, menghadapi wajah masam, ditolak bahkan diusir. Mereka tidak bisa dan tidak boleh melawan, apalagi kasar. Yang mereka bisa lakukan hanyalah menurut dan pergi jika mengalami perlakuan seperti itu. Bayangkan saat kita tersinggung ketika mendapat perlakuan kurang menyenangkan dari orang lain, itu belum apa-apa dibandingkan ditolak dan diusir yang harus dialami berulang kali setiap harinya.

(bersambung)

No comments:

Dua Ibu Janda dan Kemurahan Hatinya (8)

 (sambungan) Dua janda yang saya angkat menjadi contoh hari ini hendaknya mampu memberikan keteladanan nyata dalam hal memberi. Adakah yang ...